Kaskus

News

harbisindoAvatar border
TS
harbisindo
Korea Utara Unjuk Gigi, Tembakkan Rudal Hipersonik Terbaru
Korea Utara Unjuk Gigi, Tembakkan Rudal Hipersonik Terbaru

Bisnis, JAKARTA- Korea Utara kembali memperlihatkan kemampuan tempurnya dengan melakukan penebakan peluru kendali hipersonik antipesawat terbaru. Penembakan rudal dilakukan oleh Akademi Ilmu Pertahanan Korea Utara, lembaga pengembang senjata militer.

Rudal hipersonik tersebut ditembakkan Korea Utara (Korut)  pada Kamis (30/9/2021), demikian diberitakan media pemerintah KCNA, Jumat (1/10/2021).

Penembakan rudal antipesawat itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian uji coba senjata yang dilakukan Korea Utara akhir-akhir ini. Uji coba dilakukan oleh Akademi Ilmu Pertahanan Korea Utara, lembaga pengembang senjata militer. Uji coba bertujuan untuk memastikan bahwa peluncur rudal, radar, kendaraan komprehensif komando pertempuran dan kinerja tempur berfungsi dengan baik, kata KCNA.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tidak menghadiri uji coba itu. Pak Jong Chon, anggota politbiro dan Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa, merupakan pejabat yang mengawasi percobaan tersebut.

"Uji coba secara keseluruhan sangat penting secara praktis dalam mempelajari dan mengembangkan berbagai sistem rudal antipesawat prospektif," kata KCNA, mengutip pernyataan Akademi Ilmu Pertahanan. Sebelumnya, KCNA pada Rabu (29/9/2021) melaporkan bahwa Korea Utara menembakkan rudal hipersonik yang baru dikembangkan di lepas pantai timurnya pada Selasa (28/9/2021).

Serangkaian peluncuran rudal oleh Korea Utara selama bulan September telah meningkatkan permusuhan dan kecaman keras dari negara tetangga, Jepang dan Korea Selatan. Namun, Korea Utara dengan tegas menyatakan apa yang mereka lakukan sebagai upaya untuk membela diri.

Korea Utara menembakkan proyektil tak dikenal ke arah laut di lepas pantai timurnya, Selasa. Tembakan itu dilakukan di tengah seruan Pyongyang agar Amerika Serikat dan Korea Selatan membatalkan apa yang disebutnya "kebijakan bermusuhan".

Militer Korea Selatan tidak memberikan perincian lebih lanjut, sementara kementerian pertahanan Jepang mengatakan proyektil yang ditembakkan itu adalah rudal balistik sebagaimana dikutip TheGurdian.com, Selasa (28/9/2021).

Tembakan itu juga dilakukan tepat sebelum Duta Besar Korea Utara untuk PBB mengatakan tidak ada yang bisa menyangkal hak negaranya untuk membela diri dan menguji senjata. Akan tetapi senjata itu tidak menimbulkan ancaman langsung bagi personel, wilayah, atau sekutu AS, menurut pernyataan militer AS.


Pada 15 September, Korea Utara dan Korea Selatan sama-sama menguji coba rudal balistik. Apa yang terjadi menunjukkan perlombaan kedua negara untuk mengembangkan senjata yang semakin canggih. Saat itu, Washington mengutuk uji coba Korea Utara dan uji coba terpisah beberapa hari sebelumnya.

Menurut para ahli, rudal jelajah  Korut itu merupakan yang pertama dengan kemampuan membawa hulu ledak nuklir dan menjadi ancaman bagi tetangganya. Sedangkan uji coba rudal balistik diluncurkan oleh kapal selam Seoul.

Di Majelis Umum PBB, utusan Korea Utara Kim Song mengatakan langkah itu hanya menopang pertahanan diri. Jika AS membatalkan kebijakan "bermusuhan" maka negaranya akan menanggapi "dengan sukarela kapan saja" untuk menawarkan pembicaraan.

Sebelumnya, pada Agustus 2021, seorang juru bicara Pemerintah Korea Utara mengecam uji coba rudal jelajah jarak menengah Amerika Serikat dan rencana mengerahkan pesawat tempur F-35 serta peralatan militer di sekitar Semenanjung Korea. 

Hal itu dinilainya sebagai langkah "berbahaya" yang akan "memicu perang dingin baru". Akan tetapi, Korea Utara tetap tidak berubah dalam posisinya untuk menyelesaikan semua masalah melalui dialog dan negosiasi, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara seperti dikutip Reuters, Kamis (22/8/2019). Dia menegaskan Korut tidak tertarik lagi dengan dialog yang disertai ancaman militer.

"Langkah militer yang berbahaya dan tidak biasa sekarang ada di depan mata yang akan memicu perang dingin baru di Semenanjung Korea dan kawasan," menurut pernyataan yang disampaikan media pemerintah, KCNA. 

Pembicaraan tingkat kerja antara Amerika Serikat dan Korea Utara belum dimulai kembali karena terhenti pertemuan puncak kedua yang gagal antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hanoi pada Februari silam.

Trump dan Kim bertemu lagi pada bulan Juni di perbatasan antar-Korea dan setuju untuk membuka kembali perundingan. Utusan AS Stephen Biegun, yang memimpin pembicaraan tingkat kerja dengan Korea Utara, telah berada di Seoul sejak Selasa setelah singgah di Jepang untuk membahas denuklirisasi Korea Utara.

"Kami siap untuk segera terlibat setelah mendengar dari rekan-rekan kami di Korea Utara," kata Biegun.




Diubah oleh harbisindo 01-10-2021 15:17
jerrystreamer1Avatar border
jerrystreamer1 memberi reputasi
1
717
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan