Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

perojolan14Avatar border
TS
perojolan14
Duh! Covid Lagi Meledak, Singapura Kena "Resesi Seks"
Duh! Covid Lagi Meledak, Singapura Kena "Resesi Seks"

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura sepertinya terinfeksi 'resesi seks'. Jumlah pernikahan di negara itu turun drastis ke level terendah dalam 34 tahun terakhir sementara kelahiran warga juga tergelincir ke level terendah selama tujuh tahun.

Resesi sendiri adalah istilah ekonomi untuk pertumbuhan negatif dua kuartal berturut-turut dalam satu tahun. Covid-19 disebut menjadi biang keladinya, di mana pandemi mengganggu rencana pasangan untuk menikah dan menjadi orang tua.

Pilihan Redaksi

Gegara Covid-19 Total Populasi Singapura Susut 4%, Kok Bisa?
'Meledak' Melebihi RI, Covid Singapura Tembus Rekor Baru Lagi
Fakta-fakta Covid-19 Singapura: 'Meledak' Terus, Melebihi RI

Mengutip Channel News Asia (CNA), ada 19.430 pernikahan tahun lalu. Ini turun 12,3% dari tahun sebelumnya 22.165.

Ini adalah catatan terendah sejak 1986, ketika ada 19.348 pernikahan. "Pembatasan pertemuan besar pada tahun lalu bisa menyebabkan pasangan menunda pernikahan mereka," ujar rilis Divisi Kependudukan dan Bakat Nasional Singapura, dikutip Rabu (29/9/2021).

Di tahun lalu, median usia pernikahan di Negeri Singa adalah 30tahun untuk pria dan 28 tahun untuk wanita. Sebanyak 30% pernikahan melibatkan pasangan transnasional tapi ini turun 37% dari 2019.

"Penurunan ini mungkin sebagian karena pembatasan perjalanan terkait Covid-19," ujar badan itu lagi.

Bukan hanya pernikahan, pandemi juga menyebabkan berkurangnya keputusan menjadi orang tua. Hanya ada 31.816 kelahiran di negeri itu di 2020 atau 3,1% lebih rendah dibanding sebelumnya, 32.844.

Ini adalah jumlah terendah sejak 2013. Dalam lima tahun 2016-2020, rata-rata ada 32.500 kelahiran, sedikit lebih banyak dari 32.400 dalam lima tahun sebelumnya 2011-2015.

Usia rata-rata ibu yang melahirkan pertama adalah 30,8 di 2020. Ini mirip dengan di 2019, 30,6 tahun.

Badan kependudukan Singapura mengatakan bahwa dalam survei terhadap sekitar 4.000 orang di Juni 2020, beberapa responden mengatakan bahwa mereka telah menunda pernikahan dan menjadi orang tua

"Karena kekhawatiran tentang kondisi kesehatan dan ekonomi masyarakat yang tidak pasti," ujar otoritas itu seraya menyebut masih menelaah dampak Covid.

"Kami terus menghadapi tantangan struktural jangka panjang dengan tingkat kelahiran kami yang rendah, serupa dengan masyarakat maju lainnya," katanya.

Sebelumnya, Singapura memberi insentif bagi mereka yang ingin memiliki anak dan menjadi orang tua di tengah pandemi. Di mana ada dana hibah 3.000 dolar Singapura.


link


"Kami terus menghadapi tantangan struktural jangka panjang dengan tingkat kelahiran kami yang rendah, serupa dengan masyarakat maju lainnya," katanya.
nite.hime
black.robo
phyu.03
phyu.03 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
4.3K
29
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan