mataduniawiAvatar border
TS
mataduniawi
Sering Nongkrong di Warkop itu Ngapain Coba? Mubazir!
Maaf ya sebelumnya, bukan bermaksud menyinggung kalian yang doyan nongkrong di warkop. Ini murni pengalaman TS yg dulu hobby banget kumpul-kumpul di warkop sampai larut malam, malah pernah sampai Subuh. Ngapain coba?

Mungkin 98% adalah aktivitas buang-buang waktu nan sia-sia tiada guna. Mau tahu apa yang dilakukan oleh TS dan gengs di Warkop.
1. Ngobrol Ngalor Ngidul gak jelas.Semua dibahas. Dari masalah politik, agama, ekonomi, sampai gosipin orang. Tapi masalah cewek tetap jadi topik yang paling banyak dibahas. Gak ada moderator. Ya iyalah namanya juga di warkop. Jadinya semua berhak ngomong sesuka hati. Dan semuanya udah kayak ahli di bidang apapun. Sering terjadi debat kusir.

2. Main Game Online Berjamaah. Kalo bosen ngobrol gak jelas ya main game online. Semua kompak tertunduk pada gadget masing-masing. Teriak-teriak, ngakak-ngakak, ada juga yang ngomong kata-kata kebun binatang karena terbawa suasana permainan.

3. Ngopi dan Ngemil plus Merokok. Ya namanya juga di warung kopi. Beli kopi sebenarnya niatnya untuk dapat Wifi gratis sepuasnya. Kami dulu punya list semacam jadwal, hari ini di warkop A, besok B, lusa di warkop C. Biar gak bosen gitu.


Lah terus apa yang salah?

-Waktu tidak bisa diputar kembali. Waktu itu sangat berharga. Kalau sekali-sekali ngongkrong ya tidak masalah, penting pula menjalin pergaulan. Yang jadi masalah itu kalau sering, hampir setiap hari.

-Terikat di gerombolan manusia yang gak menghargai waktu. TS untuk mengurangi kumpul dengan teman-teman semacam itu sulitnya minta ampun. Dikatain cupu lah, ansos lah. Macem-macem pokoknya. Mereka gak tahu kalau TS lagi ngebut ngerjain skripsi sambil nyambi kerja freelance. Gak tahu kalau orang tua di kampung harus banting tulang lebih lama karena anaknya telat lulus. 

TS akhirnya pindah gerombolan (pergaulan).Memaksakan diri ikut gerombolan orang-orang yang suka ikut seminar pengembangan diri, skill menulis, dan lainnya yang bermanfaat. Awalnya sulit bukan main karena terbiasa bermain-main bersenang-senang menghabiskan waktu, tapi lama-lama jadi terbiasa. Ikut komunitas menulis. Ikut kelompok pengajian. Ikut club jogging. Di situlah TS mendapatkan teman-teman baru, mereka yang menghargai waktu (menggunakan waktu untuk hal-hal bermanfaat) dan peduli dengan masa depan.

Maka ada benarnya pepatah yang bilang, "Kalau mau tahu  seseorang itu seperti apa, lihatlah teman-teman yang berada di sekitarnya." Sebab lingkaran pertemanan amat memengaruhi kehidupan seseorang. Usai hijrah ke lingkungan pergaulan positif, kehidupan TS berubah drastis. Lebih menjaga kesehatan, bijak mengatur keuangan, punya plan terukur tentang masa depan. Hebatnya lagi bisa lepas dari candu asap rokok. 

TS setuju dengan nasihat "Jangan pilih-pilih dalam berteman. Semua orang punya sisi baik." Iya betul, tetapi kita harus pilih-pilih dengan siapa saja menghabiskan banyak waktu. Sebab kelakuan buruk itu bersifat menular, seperti halnya dengan kelakuan baik.

"Kalau berteman dengan penjual minyak wangi kita bakal kecipratan bau wangi, Jika berteman dengan pandai besi kita bakal terciprat percikan api." Nasihat ini tampaknya bukan hal asing lagi bagi kita, tentang betapa pentingnya dalam memilih lingkaran pertemanan.

Sekian dulu share aib masa lalu TS. Mohon maaf kalau ada hal yang kurang berkenan. Semoga ada kebaikan yang bisa dipetik. Terima kasih.

Sumber: Pengalaman Pribadi


Sumber ilustrasi
cheria021
jiresh
fhrente
fhrente dan 41 lainnya memberi reputasi
42
14.5K
194
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan