Dari Memanjangkan Kepala Hingga Leher Tradisi Suku Ini Unik Atau Ekstrem Yah?
TS
monaaasw
Dari Memanjangkan Kepala Hingga Leher Tradisi Suku Ini Unik Atau Ekstrem Yah?
Setiap negara pasti memiliki berbagai macam suku dengan budaya dan tradisinya masing-masing. Tak jarang dari suku-suku tersebut memiliki tradisi yang terbilanng unik, aneh ataupun ekstrem yang telah dilakukan beribu-ribu taun yang lalu hingga sekarang. Seiring perkembangan jaman, beberapa tradisi tersebut telah ditinggalkan.
Spoiler for 1. Suku Mangbetu (Memanjangkan Kepala):
Ane mau tanya ni, agan semua pada tau alien kan?
Iya mahkluk luar angkasa yang hingga kini masih dipertanyakan kebenarannya, biasanya sih alien ini sering muncul di film-film fiksi yah gan. Dalam film alien digambarkan dengan badan yang kurus, mata besar dengan kepala yang Panjang.
Nah… hal ini tidak jauh beda dengan suku Mangbetu. suku yang tinggal di provinsi timur laut haut-uele, Kongo, Afrika Tengah ini memiliki bentuk kepala memanjang seperti alien. Karena ciri khas ini, agan dapat dengan mudah mengenali penduduk suku asli Mangbetu.
Bentuk kepala mereka bukan asli dari lahir yah gan, melainkan dibentuk sejak mereka masih bayi. Para orang tua biasanya akan membungkus erat kepala bayi mereka dengan kain, agar pertumbuhan tengkorak berbentuk memanjang. Proses ini akang berlangsung selama bertahun-tahun bahkan banyak juga yang melakukannya seumur hidup hingga mendapatkan bentuk kepala yang diinginkan.
Hipwee.com
Kasian banget yak… masih bayi udah diiket-iket kepalanya …
Tradisi Lipombo merupakan sebutan untuk trasidi memanjangkan kepala bagi pria maupun wanita suku Mangbetu. Alasan mengapa penduduk suku Mangbetu memiliki kepala memanjang karena mereka percaya bahwa memiliki kepala memanjang adalah simbol kecantikan, keanggunan, kekuatan dan kecerdasan. Tradisi ini mulai hilang pada tahun 1950-an saat bangsa eropa masuk ke kongo.
Spoiler for 2. Suku Karen (Memanjangkan Leher):
Pasti agan sekalian udah gak asing lagi yah sama suku yang satu ini? yak bener banget... Suku Karen terkenal dengan sebutan Karen Long Neck yang para penduduk wanitanya memiliki leher panjang.
Blogspot.com
Suku Karen merupakan kelompok etnis yang tinggal di birma selatan dan tenggara (Myanmar). Namun sebagian besarnya juga tinggal di pedalaman Thailand utara. Wanita suku karen memanjang leher mereka dengan menggunakan tumpukan cincin yang terbuat dari kuningan. Mereka menganggap bahwa semakin memiliki leher yang panajang maka semakin cantik pulalah mereka.
Tradisi ini dilakukan dari mereka remaja, cincin kuningan akan terus ditambah sesuai dengan pertambahan usia mereka. Cincin emas diperboleh untuk dilepas ketika wanita suku Karen menikah, melahirkan maupun meninggal dunia. Selain alasan itu, cicin kawat dapat dibuka disaat ingin membersihkannya.
Spoiler for 3. Suku Dayak (Memanjangkan Telinga):
Minews. id
Masih seputar panjang memanjangka bagian tubuh ni gan... Kali ini tradisinya datang dari negara kita tercinta Indonesia, Tepatnya dari suku Dayak. Tradisi memanjangkan telinga suku Dayak dikenal dengan nama Talingan Aruu. Tradisi ini dilakukan oleh pria dan wanita suku dayak, dimulai pada saat mereka masih bayi dan ditindik kemudian dipasangkan benang pada telinga. Setelah luka akibat tindik sembuh, benang akan diganti oleh pintalan kayu gabus sehingga mengakibatkan pelebaran pada lubang bekas tindik.
Setelah lubang tindik semakin membesar maka pintalan gabus akan diganti dengan anting-anting yang terbuat dari tembaga. Tentu saja ating-antingnya berat yah gan.. nah anting-anting logam ini akan ditambah terus menurus sampai telinga menjadi memanjang.
Dalam tradisi memanjangkan telinga suku Dayak Kenyah, ukuran panjang telinga pada laki-laki hanya boleh sampai ke bahu, sedangkan bagi perempuan boleh memanjangkan telinga hingga sebatas dada. Memanjangkan telinga memiliki tujuan bagi suku Dayak, yaitu menjadi sebuah simbol identitas kebangsawanan bagi pria sedangkan simbol kecantikan bagi wanitanya.
Spoiler for 4. Suku Mursi (Piringan Di Bibir):
Kalau kita berbicara soal standar kecantikan, menurut agan standar kecantikan seorang wanita itu apa aja sih? Kebanyakan pasti harus punya tubuh langsing, kulit putih, mulus, rambut hitam panjang dan lurus kan yah...
Beda halnya dengan suku Mursi, standar kecantikan pada suku mursi sangat berbeda dengan standar kecantikan pada umumnya. Standar kecantikan pada suku ini berdasarkan pada ukuran mulut mereka. Semakin besar ukuran mulutnya maka semakin cantik pulalah mereka. Bukan berarti bibir mereka dower yah gan.
Kepoinku.com
Suku yang mendiami wilayah Southern Omo Valley, Etiopia, Afrika Timur ini menyisipkan piringan pada bibir mereka dengan cara mengiris bagian bawah bibir sepanjang 1 hingga 2 cm. Lama kelamaan piringan tersebut akan diganti dengan ukuran yang lebih besar. Biasanya piringan tersebut terbuat dari kayu atapun tanah liat yang didekorasi warna-warni. Para penduduk suku mursi menyebut tradisi ini sebagai Labret. Tradisi labret dilakukan oleh para wanita suku mursi sejak usia 13 hingga 16 tahun.
Spoiler for 5. Suku Apatani (Melubangi Hidung):
Dianona.id
Berbeda dengan suku mursi yang melebarkan mulutnya sebagai standar kecantikan, suku apatani melubangi hidung mereka agar tidak terlihat cantik dan menarik. Hal ini dilakukan oleh wanita suku apatani dikarena dulu wanita suku ini menjadi incaran penyerangan dan penculikan suku-suku tetangga karena dianggap paling cantik.
Suku apatani tinggal di lembah Ziro di distrik Lower Subansiri di negara bagian Arunachal Pradesh di India Timur Laut. Penyumbat hidung yang mereka gunakan terbuat dari kayu kering yang dihaluskan dan berbentuk bulat.
Spoiler for 6. Cina (Mengecilkan Kaki):
Masih membahas soal standar kecantikan ni gan...
Di cina standar kecantikan bagi para kaum wanita adalah memiliki kaki yang kecil dan mungil. Mereka menganggap memiliki kaki kecil dapat menjadi simbol dari hak istimewa dan kekayaan. Bagi perempuan yang memiliki kaki kecil akan mendapat kesempatan mendapat mahar yang tinggi pada saat mereka menikah.
Odisi.my
Lotus feet merupakan sebutan untuk tradisi mengecilkan kaki. Tradisi ini diperkirakan telah dipraktikan sejak zaman Dinasti Xia, tetapi catatan sejaranya dimulai ditemukan sejak zaman Dinasti Song.
Pengecilan kaki mulai dilakukan pada perempuan sejak umur 5-8 tahun. Untuk mendapatkan kaki kecil nan mungil, biasanya akan mengikat kaki dengan erat menggunakan perban dan membungkusnya sepanjang hari, pengecilan kaki dilakukan oleh ibu mereka atau dayang yang berpengalaman.
Tapi setelah Dinasti Qing jatuh dan berdirilah Republik Tiongkok, tradisi mengecilkan kaki ini mulai ditinggalkan oleh para wanita.
Sumber Artikel :
[url=https://akuraS E N S O R5-fakta-menarik-suku-kepala-alien-mangbetu-kanibal-namun-berjiwa-seni-tinggi.]Artikel 1
[/url][url=Punya Leher Panjang, Ini 10 Fakta Menarik mengenai Suku Karen (idntimes.com)]Artikel 2
[/url]Artikel 3 Artikel 4 [url=Suku Apatani - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.]Artikel 5
[/url]Artikel 6