- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tahukah agan tentang AFASIA??


TS
qazaxdev
Tahukah agan tentang AFASIA??
Halloowww
ni ane mau posting ttg sesuatu yg mungkin agan2 belum tau,, apakah itu?? Let's cekidot
==========================================================
Maaf kalo tread nya agak berantakan

ni ane mau posting ttg sesuatu yg mungkin agan2 belum tau,, apakah itu?? Let's cekidot

==========================================================
Spoiler for Afasia:
Beberapa waktu yang lalu ada kemungkinan Anda pertama kali terpapar
dengan afasia. Pada awalnya afasia memicu pertanyaan seperti: apakah
afasia itu, bagaimana afasia terjadi, dan persoalan-persoalan apa saja
yang mengikuti afasia ?
Apakah afasia?
Setiap orang menggunakan bahasa. Berbicara, memperoleh kata-kata
yang tepat, memahami sesuatu, membaca, menulis, dan melakukan
isyarat adalah merupakan bagian dari penggunaan bahasa. Ketika satu
atau lebih dari penggunaan bahasa tidak lagi berfungsi dengan baik
(yang dikarenakan oleh cedera otak), maka kondisi tersebut dinamakan
afasia. Afasia, A (= tidak) fasia (= bicara) berarti seseorang tidak dapat
lagi mengungkapkan apa yang dia mau. Dia tidak bisa lagi menggunakan
bahasa. Selain afasia, dapat terjadi kelumpuhan dan/atau masalahmasalah
sehubungan dengan
- kemampuan melakukan sesuatu secara sadar
- kemampuan mengamati situasi di sekelilingnya.
- konsentrasi, pengambilan inisiatif, dan kemampuan mengingat.
Penderita tidak dapat melakukan dua hal pada waktu yang
bersamaan.
Banyak orang mengalami frustrasi saat berlibur di negara lain. Frustrasi
tersebut berasal dari ketidakmampuan mengungkapkan dengan jelas
apa yang mereka maksudkan atau tidak sepenuhnya mengerti apa yang
dikatakan oleh orang lain. Kita menyadari hal itu juga terjadi di negaranegara
dimana kita mengira kita menguasai bahasa lokal dengan baik.
Sebagai contoh pada saat mengunjungi dokter di negara tersebut. Di
negara-negara dimana penguasaan bahasa lokal kita kurang baik,
kemungkinan komunikasi kita dengan penduduk lokal menjadi terbatas.
Terkadang untuk mendapatkan makanan persis seperti yang sangat kita
inginkan, tidak selalu berhasil. Para penderita afasia mengalami halhal
seperti ini sehari-hari. Dengan demikian, Afasia adalah gangguan
kemampuan berbahasa. Tidak ada dua orang penderita afasia yang
persis sama. Afasia berbeda dari satu orang dengan yang lain. Tingkat
keparahan dan luasnya cakupan afasia tergantung dari lokasi dan
keparahan cedera otak, kemampuan berbahasa sebelum afasia, dan
kepribadian seseorang. Beberapa penderita afasia dapat mengerti bahasa
dengan baik, tetapi mengalami kesulitan untuk mendapatkan kata-kata
yang tepat atau membuat kalimat-kalimat. Penderita yang lain dapat
berbicara panjang lebar, tetapi apa yang diucapkan susah atau tidak dapat
dimengerti oleh lawan bicaranya. Penderita seperti ini sering mengalami
masalah besar dalam memahami bahasa. Kemampuan berbahasa dari
kebanyakan penderita afasia berada di antara dua situasi tadi. Perlu
diingat: seseorang yang menderita afasia secara umum memiliki kapasitas
intelektual yang penuh!
dengan afasia. Pada awalnya afasia memicu pertanyaan seperti: apakah
afasia itu, bagaimana afasia terjadi, dan persoalan-persoalan apa saja
yang mengikuti afasia ?
Apakah afasia?
Setiap orang menggunakan bahasa. Berbicara, memperoleh kata-kata
yang tepat, memahami sesuatu, membaca, menulis, dan melakukan
isyarat adalah merupakan bagian dari penggunaan bahasa. Ketika satu
atau lebih dari penggunaan bahasa tidak lagi berfungsi dengan baik
(yang dikarenakan oleh cedera otak), maka kondisi tersebut dinamakan
afasia. Afasia, A (= tidak) fasia (= bicara) berarti seseorang tidak dapat
lagi mengungkapkan apa yang dia mau. Dia tidak bisa lagi menggunakan
bahasa. Selain afasia, dapat terjadi kelumpuhan dan/atau masalahmasalah
sehubungan dengan
- kemampuan melakukan sesuatu secara sadar
- kemampuan mengamati situasi di sekelilingnya.
- konsentrasi, pengambilan inisiatif, dan kemampuan mengingat.
Penderita tidak dapat melakukan dua hal pada waktu yang
bersamaan.
Banyak orang mengalami frustrasi saat berlibur di negara lain. Frustrasi
tersebut berasal dari ketidakmampuan mengungkapkan dengan jelas
apa yang mereka maksudkan atau tidak sepenuhnya mengerti apa yang
dikatakan oleh orang lain. Kita menyadari hal itu juga terjadi di negaranegara
dimana kita mengira kita menguasai bahasa lokal dengan baik.
Sebagai contoh pada saat mengunjungi dokter di negara tersebut. Di
negara-negara dimana penguasaan bahasa lokal kita kurang baik,
kemungkinan komunikasi kita dengan penduduk lokal menjadi terbatas.
Terkadang untuk mendapatkan makanan persis seperti yang sangat kita
inginkan, tidak selalu berhasil. Para penderita afasia mengalami halhal
seperti ini sehari-hari. Dengan demikian, Afasia adalah gangguan
kemampuan berbahasa. Tidak ada dua orang penderita afasia yang
persis sama. Afasia berbeda dari satu orang dengan yang lain. Tingkat
keparahan dan luasnya cakupan afasia tergantung dari lokasi dan
keparahan cedera otak, kemampuan berbahasa sebelum afasia, dan
kepribadian seseorang. Beberapa penderita afasia dapat mengerti bahasa
dengan baik, tetapi mengalami kesulitan untuk mendapatkan kata-kata
yang tepat atau membuat kalimat-kalimat. Penderita yang lain dapat
berbicara panjang lebar, tetapi apa yang diucapkan susah atau tidak dapat
dimengerti oleh lawan bicaranya. Penderita seperti ini sering mengalami
masalah besar dalam memahami bahasa. Kemampuan berbahasa dari
kebanyakan penderita afasia berada di antara dua situasi tadi. Perlu
diingat: seseorang yang menderita afasia secara umum memiliki kapasitas
intelektual yang penuh!
Spoiler for Afasia 2:
Terjadinya afasia
Afasia disebabkan oleh cedera otak. Penyebab cedera otak pada
umumnya disebabkan oleh kelainan pada pembuluh darah. Kelainan
tersebut juga dinamakan pendarahan otak, gangguan pembuluh darah
otak, atau geger otak. Istilah medisnya adalah CVA, Cerebro (= otak)
Vasculair (= pembuluh darah) Accident (= kecelakaan). Penyebab lain
terjadinya afasia adalah trauma (cedera pada otak karena kecelakaan,
misalnya kecelakaan lalu lintas) atau tumor otak.
Otak kita membutuhkan oksigen dan glukosa untuk dapat berfungsi. Jika
terjadi CVA atau gangguan lainnya yang menyebabkan terganggunya
sistem aliran darah di otak, maka lambat laun sel-sel otak di bagian
tersebut akan mengalami kematian. Di otak terdapat berbagai bagian
dengan fungsi yang berbeda-beda. Pada kebanyakan orang, bagian untuk
kemampuan menggunakan bahasa terdapat di sisi kiri otak. Jika terjadi
cedera pada bagian bahasa di otak, maka terjadi afasia.
Permasalahan apa saja yang dapat terjadi jika mengalami afasia?
Sangat jarang terjadi seseorang hanya menderita afasia. Sering bagian
otak lainnya juga ikut terpengaruh. Contoh hal-hal yang timbul sebagai
permasalahan tambahan dari afasia:
- kelumpuhan separuh badan (hemiplegie, hemi = separuh, plegie =
kelumpuhan). Penderita afasia biasanya mengalami kelumpuhan
separuh tubuh sebelah kanan. Pengontrolan otot-otot pada satu sisi
tubuh rusak. Hal ini mengakibatkan ketidakharmonisan kerja otototot
tersebut.
- Kegagalan dari separuh jangkauan penglihatan (hemianopsie,
hemi= setengah, opsie = melihat). Pada umumnya mereka dapat
melihat dengan baik semua yang terletak di sisi bagian tubuh yang
sehat. Segala sesuatu yang terletak di sisi bagian tubuh yang
mengalami kelumpuhan, tidak dapat dilihat dengan baik.
- Ketidaktahuan akan bagaimana melakukan hal-hal tertentu
(apraxie, a = tidak, praxie = melakukan). Hal-hal sederhana seperti
berpakaian, makan, dan minum tidak dapat lagi dilakukan secara
sadar. Seseorang yang mengalami apraxie tidak dapat melakukan
sesuatu secara sadar. Misalnya jika dia diminta mematikan
lilin. Padahal dia dapat secara otomatis mematikan korek api di
tangannya jika korek api itu akan membakar jari-jarinya.
- Permasalahan sehubungan dengan makan, minum, dan menelan
(dysfagie, dys = tidak baik, fagie = menelan). Cedera otak dapat
menyebabkan kelumpuhan otot mengunyah dan menelan, menjadi
sangat sensitif atau tidak sensitif sama sekali. Hal ini menyebabkan
makan dan minum sulit untuk dilakukan. Kelumpuhan dan mati rasa
di bagian pipi dapat menyebabkan keluarnya ludah dari sudut mulut
tanpa disadari.
- Persoalan dengan ingatan. Untuk dapat mengingat informasi,
bahasa memainkan peranan yang besar. Kesulitan menggunakan
bahasa mengakibatkan seolah-olah ingatan tidak lagi bekerja
dengan baik. Oleh karena itu selalu tulis beberapa kata-kata kunci.
Hal ini akan memudahkan penderita afasia untuk mengingat hal-hal
tersebut.
- Berbeda dalam merespon sesuatu. Terkadang cara merespon
mereka sebelum dan sesudah mengalami pendarahan otak sangat
berbeda. Mengontrol pengungkapan emosi menjadi semakin sulit
dilakukan. Seseorang bisa menjadi lebih sering tertawa atau
menangis. Dan untuk bisa berhenti harus dengan susah payah.
- Epilepsi. Ketika otak yang mengalami cedera memulih, di otak
akan terdapat parut luka. Terkadang parut ini menyebabkan
kortsleting/arus pendek di otak. Hal ini menyebabkan tubuh kejang,
dapat menyulitkan pernapasan, dan bahkan dapat sampai pingsan.
Serangan epilepsi ini berlangsung hanya beberapa menit, tetapi
terjadi secara mendadak. Hal ini terkadang menimbulkan schok
yang berat pada si penderita dan keluarganya.
Daftar permasalahan yang mengikuti afasia yang diberikan di atas tentu
saja tidak lengkap. Sebab afasia dan permasalahan yang mengikutinya
berbeda pada setiap orang. Setiap permasalahan yang disebutkan di atas
dapat terjadi seiring dengan afasia, tetapi tidak harus selalu demikian.
Afasia disebabkan oleh cedera otak. Penyebab cedera otak pada
umumnya disebabkan oleh kelainan pada pembuluh darah. Kelainan
tersebut juga dinamakan pendarahan otak, gangguan pembuluh darah
otak, atau geger otak. Istilah medisnya adalah CVA, Cerebro (= otak)
Vasculair (= pembuluh darah) Accident (= kecelakaan). Penyebab lain
terjadinya afasia adalah trauma (cedera pada otak karena kecelakaan,
misalnya kecelakaan lalu lintas) atau tumor otak.
Otak kita membutuhkan oksigen dan glukosa untuk dapat berfungsi. Jika
terjadi CVA atau gangguan lainnya yang menyebabkan terganggunya
sistem aliran darah di otak, maka lambat laun sel-sel otak di bagian
tersebut akan mengalami kematian. Di otak terdapat berbagai bagian
dengan fungsi yang berbeda-beda. Pada kebanyakan orang, bagian untuk
kemampuan menggunakan bahasa terdapat di sisi kiri otak. Jika terjadi
cedera pada bagian bahasa di otak, maka terjadi afasia.
Permasalahan apa saja yang dapat terjadi jika mengalami afasia?
Sangat jarang terjadi seseorang hanya menderita afasia. Sering bagian
otak lainnya juga ikut terpengaruh. Contoh hal-hal yang timbul sebagai
permasalahan tambahan dari afasia:
- kelumpuhan separuh badan (hemiplegie, hemi = separuh, plegie =
kelumpuhan). Penderita afasia biasanya mengalami kelumpuhan
separuh tubuh sebelah kanan. Pengontrolan otot-otot pada satu sisi
tubuh rusak. Hal ini mengakibatkan ketidakharmonisan kerja otototot
tersebut.
- Kegagalan dari separuh jangkauan penglihatan (hemianopsie,
hemi= setengah, opsie = melihat). Pada umumnya mereka dapat
melihat dengan baik semua yang terletak di sisi bagian tubuh yang
sehat. Segala sesuatu yang terletak di sisi bagian tubuh yang
mengalami kelumpuhan, tidak dapat dilihat dengan baik.
- Ketidaktahuan akan bagaimana melakukan hal-hal tertentu
(apraxie, a = tidak, praxie = melakukan). Hal-hal sederhana seperti
berpakaian, makan, dan minum tidak dapat lagi dilakukan secara
sadar. Seseorang yang mengalami apraxie tidak dapat melakukan
sesuatu secara sadar. Misalnya jika dia diminta mematikan
lilin. Padahal dia dapat secara otomatis mematikan korek api di
tangannya jika korek api itu akan membakar jari-jarinya.
- Permasalahan sehubungan dengan makan, minum, dan menelan
(dysfagie, dys = tidak baik, fagie = menelan). Cedera otak dapat
menyebabkan kelumpuhan otot mengunyah dan menelan, menjadi
sangat sensitif atau tidak sensitif sama sekali. Hal ini menyebabkan
makan dan minum sulit untuk dilakukan. Kelumpuhan dan mati rasa
di bagian pipi dapat menyebabkan keluarnya ludah dari sudut mulut
tanpa disadari.
- Persoalan dengan ingatan. Untuk dapat mengingat informasi,
bahasa memainkan peranan yang besar. Kesulitan menggunakan
bahasa mengakibatkan seolah-olah ingatan tidak lagi bekerja
dengan baik. Oleh karena itu selalu tulis beberapa kata-kata kunci.
Hal ini akan memudahkan penderita afasia untuk mengingat hal-hal
tersebut.
- Berbeda dalam merespon sesuatu. Terkadang cara merespon
mereka sebelum dan sesudah mengalami pendarahan otak sangat
berbeda. Mengontrol pengungkapan emosi menjadi semakin sulit
dilakukan. Seseorang bisa menjadi lebih sering tertawa atau
menangis. Dan untuk bisa berhenti harus dengan susah payah.
- Epilepsi. Ketika otak yang mengalami cedera memulih, di otak
akan terdapat parut luka. Terkadang parut ini menyebabkan
kortsleting/arus pendek di otak. Hal ini menyebabkan tubuh kejang,
dapat menyulitkan pernapasan, dan bahkan dapat sampai pingsan.
Serangan epilepsi ini berlangsung hanya beberapa menit, tetapi
terjadi secara mendadak. Hal ini terkadang menimbulkan schok
yang berat pada si penderita dan keluarganya.
Daftar permasalahan yang mengikuti afasia yang diberikan di atas tentu
saja tidak lengkap. Sebab afasia dan permasalahan yang mengikutinya
berbeda pada setiap orang. Setiap permasalahan yang disebutkan di atas
dapat terjadi seiring dengan afasia, tetapi tidak harus selalu demikian.
Spoiler for Afasia 3:
Penanganan afasia
Banyak penderita afasia pernah dirawat dalam periode tertentu di rumah
sakit. Opname di rumah sakit biasanya dilakukan setelah terjadi cedera
otak. Setelah keluar dari rumah sakit, banyak dari mereka yang masih
membutuhkan penanganan lanjutan. Tidak selalu jelas kepada siapa
mereka bisa datang untuk mendapatkan pertolongan. Dapatkan informasi
dari dokter yang menangani Anda mengenai kemungkinan penanganan
yang tersedia untuk Anda di lingkungan Anda. Penanganan afasia hampir
selalu diteruskan ke ahli logopedia (= seseorang yang ahli dalam bidang
komunikasi). Secara prinsipil setiap penderita afasia akan mendapatkan
penanganan logopedia. Lamanya penanganan tergantung pada beberapa
hal termasuk pulihnya afasia dan kemungkinan-kemungkinan serta
pengaturan di negara dimana Anda tinggal.
Banyak penderita afasia pernah dirawat dalam periode tertentu di rumah
sakit. Opname di rumah sakit biasanya dilakukan setelah terjadi cedera
otak. Setelah keluar dari rumah sakit, banyak dari mereka yang masih
membutuhkan penanganan lanjutan. Tidak selalu jelas kepada siapa
mereka bisa datang untuk mendapatkan pertolongan. Dapatkan informasi
dari dokter yang menangani Anda mengenai kemungkinan penanganan
yang tersedia untuk Anda di lingkungan Anda. Penanganan afasia hampir
selalu diteruskan ke ahli logopedia (= seseorang yang ahli dalam bidang
komunikasi). Secara prinsipil setiap penderita afasia akan mendapatkan
penanganan logopedia. Lamanya penanganan tergantung pada beberapa
hal termasuk pulihnya afasia dan kemungkinan-kemungkinan serta
pengaturan di negara dimana Anda tinggal.
Maaf kalo tread nya agak berantakan

Diubah oleh qazaxdev 01-08-2013 20:26
0
1.3K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan