Setelah pasukan Amerika resmi menarik diri dari Afghanistan pada 31 Agustus 2021 lalu, kini dilaporkan bahwa alutsista milik AS yang masih layak digunakan dan belum sempat dihancurkan telah beralih tangan ke Taliban. Untuk merayakan kemenangan mereka melawan pihak asing, Taliban melakukan parade kemenangan di Provinsi Kandahar pada hari Rabu (01/09/2021)

Dikutip dari TheDrive.com, parade kemenangan tersebut dilakukan sekitar 35 menit. Dari foto yang beredar tampak alutsista buatan AS yang dipakai tentara Afghanistan dipakai dalam parade, mulai dari Humvee, MRAP sampai helikopter UH-60 Black Hawk. Sekilas tentang Provinsi Kandahar, letaknya sendiri berada di sebelah selatan Afghanistan. Distrik Khakrez di Provinsi Kandahar merupakan tempat kelahiran Mullah Mohammed Omar, pendiri Taliban dan pemimpin tertinggi pertamanya hingga kematiannya pada 2013. Maka tak heran jika Taliban memilih Kandahar sebagai tempat pelaksanaan "victory day" mereka.

Taliban sendiri pertama kali muncul pada tahun 1994, dan Kandahar yang merupakan salah satu provinsi di Afghanistan, memiliki arti khusus bagi kelompok tersebut. Pada bulan September 1996, untuk pertama kalinya mereka mendeklarasikan pendirian Islamic Emirate of Afghanistan dan menjadikan kota Kandahar sebagai ibu kotanya.





Dalam parade tersebut terlihat berbagai jenis kendaraan yang dipasok oleh AS kini diadopsi Taliban, termasuk kendaraan lapis baja Navistar MaxxPro Mine-Resistant Ambush-Protected (MRAP), Humvee, pick up Ford dan Toyota, serta truk Navistar 7000. Setidaknya satu dari Navistar 7000 memiliki howitzer D-30 122 mm di bagian belakangnya. Kendaraan lain dalam prosesi parade itu juga memiliki berbagai senjata yang masih terpasang, misalnya sejumlah Humvee yang terlihat masih membawa meriam otomatis ZU-23-2 23 mm.

Selain itu kendaraan lapis baja lainnya yakni Mobile Strike Force Vehicle (MSFV) 4x4 juga terlihat dalam parade light armored vehicles. MSFV 4x4 dirancang khusus untuk kebutuhan militer Afghanistan, kendaraan tersebut dikembangkan dari platform kendaraan M1117 Armored Security Vehicle (ASV).  Namun, hal yang menyita perhatian tentu diterbangkannya helikopter UH-60 Black Hawk yang dikenal punya teknologi kekinian.

Setidaknya dengan keberhasilan menerbangkan satu unit UH-60, hal ini merupakan visual yang sangat memalukan bagi Amerika Serikat. Di mana selama ini banyak media yang meragukan Taliban bisa mengoperasikan alutsista canggih buatan Amerika tersebut.








Haji Yusuf Wafa, anggota Taliban yang kini menjabat gubernur baru Kandahar, sempat memimpin rapat umum setelah parade, menegaskan kembali janji amnesti umum kepada mantan pejabat yang pernah melayani pemerintahan Afghanistan sebelumnya. Hal ini dilakukan Taliban untuk mencegah warga Afghanistan yang tersisa agar tidak keluar meninggalkan negara tersebut, dengan memberi amnesti kepada para pejabat di era pemerintah Afghanistan, Taliban berharap para mantan pejabat dapat membantu dalam membangun negara Islam baru sesuai keinginan mereka.

Meskipun begitu, kini masih ada laporan yang menyebut bahwa Taliban telah memburu dan mengeksekusi penentang rezim barunya, masalahnya kini mereka menerapkan kembali kebijakan garis keras, seperti larangan musik dan penayangan gambar di depan umum. Hal ini justru membuat situasi kembali rumit dan berpotensi menimbulkan gerakan anti Taliban lebih luas kedepannya.

Rezim Taliban tak boleh terlena oleh euforia kemenangan perang, setelah perginya Amerika, kini mereka justru menghadapi konflik baru dari cabang ISIS yang menamakan diri sebagai "ISIS-K (Islamic State of Khorasan Province)". Yang menarik, ISIS-K merekrut anggota Taliban yang membelot, uniknya kelompok ini juga anti Taliban. Akar masalah ISIS-K membenci Taliban adalah ketika Taliban lebih memilih jalan damai dengan berunding bersama Amerika di Qatar yang pada akhirnya menciptakan "Perjanjian Doha".

ISIS-K menuduh Taliban sudah tidak berada di jalan jihad yang benar, karena lebih memilih metode perundingan. Karena itu mereka lalu melakukan aksi perlawanan kepada Taliban, yang kemudian puncaknya dengan meledakkan bom di bandara Kabul pada Kamis (26/08/2021) yang menewaskan 90 orang warga sipil dam 13 pasukan Amerika. Dikabarkan ISIS-K punya anggota mencapai 3.000 orang, namun jumlah tersebut sudah berkurang drastis akibat bentrokan yang terjadi dengan Taliban dan juga pasukan keamanan Amerika serta Afghanistan. ISIS-K berbasis di Provinsi Nangarhar, sebelah timur Afghanistan.





Selain menghadapi ancaman ISIS-K, Taliban juga harus menghadapi kelompok anti Taliban yang berdomisili di Provinsi Panjshir yang berada di sebelah utara negara itu. Provinsi tersebut adalah satu-satunya kantong perlawanan terhadap Taliban. Kelompok anti-Taliban di Panjshir dipimpin oleh Ahmad Massoud, putra Ahmad Shah Massoud (1953-2001), seorang pemimpin komunitas Tajik Afghanistan yang memimpin perang melawan Taliban pada era 1990-an. Panjshir adalah satu-satunya wilayah Afghanistan yang tidak pernah bisa direbut, baik oleh Taliban maupun Uni Soviet.

Dengan potensi konflik di depan mata melawan ISIS-K dan kelompok Panjshir, lalu bagaimana masa depan negara Afghanistan kedepannya ? Apakah Afghanistan memang ditakdirkan untuk terus menghadapi konflik bersenjata yang tak akan pernah berakhir ?





Demikian sedikit informasi yang bisa TS sampaikan pada kesempatan kali ini. Tetap samangat dan jaga kesehatan, sampai jumpa