lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Kesan-Kesan Bermain Di Kaskus Vs Di Kompasiana
Jadi setelah cukup lama ngetrit di kaskus, TS mencoba platform lain yang boleh dikatakan berbeda sekali dengan kaskus, yaitu kompasiana.

Dari sejarah dan latar belakang berkembangnya kedua platform ini saja, setahu TS sudah sangat berbeda.

Kaskus adalah forum tempat orang berbagi, berdiskusi dan berdebat. Jaman dulu di kompas juga ada yang serupa, yaitu forum kompas (TS sempat aktif di situ). Forum kompas akhirnya mati, sementara Kaskus bertahan meski harus rela berubah di sana-sini.

Kompasiana lahir saat forum kompas masih hidup dan mengambil peran yang berbeda.

Kompasiana lebih merupakan platform blogging, di mana penulis mencurahkan ide, opini, dan informasi; untuk dibaca publik.

(Format yang justru bisa dikatakan sedikit mirip dengan format kaskus sekarang ini.)

Kira-kira sudah hampir sebulan TS mencoba menulis di kompasiana.

Gbr scrinshut statistik kompasiana ane.

Seperti awal-awal TS nge-trit di forum, tulisan TS cuma sedikit dikunjungi orang. Entah apakah nanti juga bisa seperti di kaskus, pelan-pelan tulisan TS di kompasiana bisa lebih banyak pembaca.

Hanya saja dalam waktu yang relatif pendek ini, rasa-rasanya sudah terlihat karakter kaskus dan kompasiana yang jauh berbeda.

1. Kaskus tetaplah kaskus yang sejatinya adalah sebuah forum.

Kaskus yang formatnya sudah berubah, ternyata sebenarnya, spirit berforumnya masih sangat kental jika dibandingkan dengan kompasiana (yang memang dari awal formatnya blog). Interaksi antara TS dengan pembaca, antara pembaca dengan pembaca, masih jauh lebih aktif di kaskus, daripada di kompasiana.

Memang jika dibandingkan dengan trit-trit kaskus jaman dahulu. Trit-trit sekarang sudah ada pergeseran, tapi interaksi antar anggotanya sebagai sebuah forum belum hilang.


2. Kaskus jauh lebih savage dibanding kompasiana.

Aturan di kompasiana tentang tanggapan yang sopan, positif, dll; sangat terasa.

Isi komentar di bawah sebuah tulisan, bisa dikatakan selalu bernada positif.

Beda dengan kaskus di mana setuju dan tidak setuju, bebas diutarakan bahkan tanpa memikirkan masalah sopan santun, atau pilihan kata.


3. Kaskus menyediakan ragam pilihan cara untuk mengekspresikan emosi untuk anggotanya.

Emoticon, text editor yang bisa diatur warna, ukuran, format paragraf, dll.

Kompasiana terasa lebih datar, lebih formal, mungkin memang nuansa itu yang dikedepankan oleh kompas sebagai induknya.

--++--


Gbr scrinshut trit kaskus ane.


Kesimpulan, kaskus tetaplah sebuah forum, di mana ada dinamika pro dan kontra mengenai sebuah topik yang diangkat oleh seorang TS.

Tak perlu risau tentang buzzer, cebong, kadrun, ahoker, kampret (yg sdh punah).

Justru keberadaan mereka itu membuat kaskus tidak se-steril kompasiana.

Seperti permen Bertie Bott's flavor di cerita anak-anak, Harry Potter, begitulah rasanya berkaskus ria. Terkadang ketemu opini dan komentar yang enak dibaca. Terkadang ketemu opini dan komentar yang bikin kita pingin muntah dan/atau marah-marah.

Justru di situlah nikmatnya ber-kaskus ria.



Sumber : opini pribadi.
istijabah
alfidanger
iblast867583
iblast867583 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
3K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan