Kaskus

News

Chikashi.MasudaAvatar border
TS
Chikashi.Masuda
Ritual Larungan di Pantai Pangandaran Dibubarkan

Faisal Amiruddin - detikNews
Minggu, 05 Sep 2021 14:55 WIB

Ritual Larungan di Pantai Pangandaran Dibubarkan
Faisal Amiruddin - detikNews
Minggu, 05 Sep 2021 14:55 WIB

Sukabumi - Petugas gabungan Satpol PP, TNI dan Polri Kabupaten Pangandaran membubarkan ritual larungan sesajen di sekitar pantai barat Pangandaran, Minggu (5/9/2021).
Acara ritual bertajuk Larungan Agung Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa itu digelar sebuah perkumpulan bernama Yayasan Manunggal Rasa Kemanusiaan yang berasal dari Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Mereka sengaja datang ke Pangandaran untuk melakukan ritual.

Namun ritual baru berlangsung separuh jalan, petugas datang membubarkan kegiatan itu. Alhasil beragam sesaji yang sudah disiapkan, batal dilarung ke laut.


Sesaji yang hendak mereka larung ke laut pun cukup banyak. Ada nasi tumpeng besar dengan tinggi lebih dari 1 meter, ada sayuran yang disusun, ada buah-buahan serta seekor kambing hidup.

Sekretaris Satpol PP Pangandaran Bangi menjelaskan pihaknya terpaksa membubarkan acara itu karena berkaitan dengan PPKM COVID-19 dan objek wisata pantai Pangandaran yang tengah melakukan uji coba pembukaan wisata.

"Acara ini bisa menarik perhatian wisatawan. Kami mengkhawatirkan menimbulkan potensi kerumunan yang lebih parah. Makanya kami melakukan tindakan pembubaran," kata Bangi.

Baca juga:
Pantai Pangandaran Diserbu Wisatawan Balas Dendam
Selain itu Bangi menegaskan kegiatan budaya itu tidak mengantongi izin resmi pelaksanaan kegiatan dari Pemkab Pangandaran.

"Ya tadi sempat beradu argumen, namun setelah diimbau melalui pengeras suara mereka akhirnya mau membubarkan diri," kata Bangi.

Bangi juga mengakui ada kekecewaan dari pihak pelaksana kegiatan, tapi pihaknya terpaksa bertindak demi menjaga kondusifitas dan penegakan aturan.

"Kekecewaan pasti ada, tapi sudah kami jelaskan situasinya dan mereka mau mengerti," kata Bangi.

Heru Purnomo perwakilan dari penyelenggara ritual larungan itu mengaku menerima keputusan petugas yang membubarkan ritual yang dilakukan kelompoknya. "Saya terima dan menghormati kebijakan dari pemerintah setempat," kata Heru.

Heru menjelaskan tujuan pihaknya menggelar ritual larungan itu tujuannya untuk menjaga tradisi leluhur. "Sebetulnya tidak merugikan juga, kita hanya mengenang leluhur. Buat kebaikan Pangandaran juga sebenarnya," kata Heru.

Dia mengatakan pihaknya sudah sering melakukan kegiatan larungan, namun baru kali ini menemui kendala atau dibubarkan petugas. "Mungkin tahun depan kami mau kerjasama dengan dinas pariwisata setempat," kata Heru.

Setelah dibubarkan Heru dan kawan-kawan kemudian mengemasi barang mereka termasuk ragam sesaji berukuran besar itu. "Belum tahu ini mau pindah kemana," kata Heru.

Sementara itu sebelum dibubarkan petugas, ritual ini sempat menarik perhatian wisatawan dan warga sekitar. Pasalnya acara larungan semacam itu jarang terjadi di Pangandaran.

Kehadiran seorang perempuan bermahkota dan memakai kostum Nyai Ratu Kidul juga menjadi daya tarik. Warga juga penasaran dengan prosesi pelarungan seekor kambing hidup.

Tapi karena dibubarkan petugas, sesaji dibawa pulang kembali dan kambing hanya sepintas di bawa ke tepi pantai.

Prosesi pelarungan ini juga diwarnai oleh tahapan layaknya upacara. Ada ritual menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila, pembacaan pembukaan UUD 1945 dan pembacaan Sumpah Palapa. Tapi belum sempat pelarungan rampung, petugas terlanjur melakukan pembubaran.

Awalnya petugas melakukan pembubaran secara persuasif, tapi diabaikan oleh peserta ritual. Mereka terus melanjutkan rangkaian acara.

Akhirnya petugas memberikan imbauan melalui pengeras suara. Suara imbauan yang nyaring rupanya mengganggu khidmat acara hingga akhirnya mereka membubarkan diri.

Simak juga 'Menjajal Olahraga Favorit Eks Menteri Susi di Pantai Pangandaran':

Menjajal Olahraga Favorit Eks Menteri Susi di Pantai Pangandaran





di Bandung
Foto: Terowongan Kereta Mistis di Cianjur dan Mitos Penghuninya
Berita detikcom Lainnya
Malioboro Mulai Ramai, Satu Jam Datang 600 Pengunjung
detikTravel | Minggu, 05 Sep 2021 16:16 WIB
Dinyinyiri Netizen Pakai Piring Biasa, dr Gladys Beli Piring Hermes Rp 13.6 Juta!
detikFood | Minggu, 05 Sep 2021 16:00 WIB
Sebelum Gabung ke Chelsea, Saul Niguez Ditolak Man City
Sepakbola | Minggu, 05 Sep 2021 17:45 WIB
Orang Kaya RI Banyak Sewa Jet Pribadi Kala Pandemi, Pada Mau ke Mana Sih?
detikFinance | Minggu, 05 Sep 2021 17:31 WIB
Alvin Faiz Ambil Mobil Larissa Chou buat Henny, Ini Penjelasan Ameer
detikHot | Minggu, 05 Sep 2021 15:40 WIB
Peran Azis Syamsuddin Terungkap, KPK Jelaskan Protap Pengumuman Tersangka
detikNews | Minggu, 05 Sep 2021 17:13 WIB
Berita Terpopuler
#1
Peran Azis Syamsuddin Terungkap, KPK Jelaskan Protap Pengumuman Tersangka
detikNews | Minggu, 05 Sep 2021 17:13 WIB
#2
Batal Dikunjungi Jokowi, Ponpes Husnul Khotimah Kuningan: Kami Kena Prank
detikNews | Minggu, 05 Sep 2021 17:42 WIB
#3
Ini Penampakan Kapal Telungkup di Aceh Berisi Mayat Tanpa Kepala-Lengan
detikNews | Minggu, 05 Sep 2021 16:31 WIB
#4
Kasus Positif Corona di RI 5 September Tambah 5.403, Sembuh 10.191
detikNews | Minggu, 05 Sep 2021 16:02 WIB
#5
Miliarder Sleman Curhat Ternyata Sempat Berat Lepas Tanah Tol, Kenapa?
detikNews | Minggu, 05 Sep 2021 16:31 WIB
Video
02:21
Melihat Permainan Tradisional Bambu Gila, Warisan Budaya Tanah Maluku
Minggu, 05 Sep 2021 23:23 WIB
01:22
Serunya Bakar Ikan di Pinggir Pantai Ditemani Warga Lokal, Maluku
Minggu, 05 Sep 2021 22:22 WIB
01:35
Mencicipi Cita Rasa Gurih kepiting Kenari yang Bikin Nagih, Maluku
Minggu, 05 Sep 2021 21:21 WIB
01:29
Memasak Kepiting Kenari, Dengan Olahan Bumbu Khas Maluku
Minggu, 05 Sep 2021 20:20 WIB
Foto
5 Foto
Liburan! Arus Lalu Lintas Menuju Lembang Macet
Minggu, 05 Sep 2021 15:30 WIB
7 Foto
Meski Belum Dibuka, Taman di Kota Bandung Ramai Pengunjung
Minggu, 05 Sep 2021 12:37 WIB
detikNetwork
CNBC Indonesia
Sedih! Resto Hawker Chan Singapura Kehilangan Michelin Star
Minggu, 05 Sep 2021 19:00 WIB
CNN Indonesia
Indonesia Peringkat Ketiga di Badminton Paralimpiade 2020
Minggu, 05 Sep 2021 19:00 WIB
Beautynesia
Hai Kamu, Tak Perlu Takut Bermimpi yang Tinggi
Minggu, 05 Sep 2021 19:00 WIB
Female Daily
Alasan Kenapa Satu Kandungan Skincare Bisa Memberikan Hasil yang Berbeda | Skincare 101
Minggu, 05 Sep 2021 05:00 WIB
HaiBunda
Kisah Nabi Muhammad Sebelum Tidur untuk Mengajarkan Teladan Kesabaran
Minggu, 05 Sep 2021 19:00 WIB
InsertLive
Jamal Mirdad Anggap Perceraian Kenang Mirdad Sebagai Ujian
Minggu, 05 Sep 2021 19:00 WIB
part of
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer




Download aplikasi detikcom
Copyright @ 2021 detikcom, All right reserved

Share
Komentar
Acara Larungan di Pangandaran dibubarkan
Foto: Faisal Amiruddin
Sukabumi - Petugas gabungan Satpol PP, TNI dan Polri Kabupaten Pangandaran membubarkan ritual larungan sesajen di sekitar pantai barat Pangandaran, Minggu (5/9/2021).
Acara ritual bertajuk Larungan Agung Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa itu digelar sebuah perkumpulan bernama Yayasan Manunggal Rasa Kemanusiaan yang berasal dari Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Mereka sengaja datang ke Pangandaran untuk melakukan ritual.

Namun ritual baru berlangsung separuh jalan, petugas datang membubarkan kegiatan itu. Alhasil beragam sesaji yang sudah disiapkan, batal dilarung ke laut.


Sesaji yang hendak mereka larung ke laut pun cukup banyak. Ada nasi tumpeng besar dengan tinggi lebih dari 1 meter, ada sayuran yang disusun, ada buah-buahan serta seekor kambing hidup.

Sekretaris Satpol PP Pangandaran Bangi menjelaskan pihaknya terpaksa membubarkan acara itu karena berkaitan dengan PPKM COVID-19 dan objek wisata pantai Pangandaran yang tengah melakukan uji coba pembukaan wisata.

"Acara ini bisa menarik perhatian wisatawan. Kami mengkhawatirkan menimbulkan potensi kerumunan yang lebih parah. Makanya kami melakukan tindakan pembubaran," kata Bangi.

Baca juga:
Pantai Pangandaran Diserbu Wisatawan Balas Dendam
Selain itu Bangi menegaskan kegiatan budaya itu tidak mengantongi izin resmi pelaksanaan kegiatan dari Pemkab Pangandaran.

"Ya tadi sempat beradu argumen, namun setelah diimbau melalui pengeras suara mereka akhirnya mau membubarkan diri," kata Bangi.

Bangi juga mengakui ada kekecewaan dari pihak pelaksana kegiatan, tapi pihaknya terpaksa bertindak demi menjaga kondusifitas dan penegakan aturan.

"Kekecewaan pasti ada, tapi sudah kami jelaskan situasinya dan mereka mau mengerti," kata Bangi.

Heru Purnomo perwakilan dari penyelenggara ritual larungan itu mengaku menerima keputusan petugas yang membubarkan ritual yang dilakukan kelompoknya. "Saya terima dan menghormati kebijakan dari pemerintah setempat," kata Heru.

Heru menjelaskan tujuan pihaknya menggelar ritual larungan itu tujuannya untuk menjaga tradisi leluhur. "Sebetulnya tidak merugikan juga, kita hanya mengenang leluhur. Buat kebaikan Pangandaran juga sebenarnya," kata Heru.

Dia mengatakan pihaknya sudah sering melakukan kegiatan larungan, namun baru kali ini menemui kendala atau dibubarkan petugas. "Mungkin tahun depan kami mau kerjasama dengan dinas pariwisata setempat," kata Heru.

Setelah dibubarkan Heru dan kawan-kawan kemudian mengemasi barang mereka termasuk ragam sesaji berukuran besar itu. "Belum tahu ini mau pindah kemana," kata Heru.

Sementara itu sebelum dibubarkan petugas, ritual ini sempat menarik perhatian wisatawan dan warga sekitar. Pasalnya acara larungan semacam itu jarang terjadi di Pangandaran.

Kehadiran seorang perempuan bermahkota dan memakai kostum Nyai Ratu Kidul juga menjadi daya tarik. Warga juga penasaran dengan prosesi pelarungan seekor kambing hidup.

Tapi karena dibubarkan petugas, sesaji dibawa pulang kembali dan kambing hanya sepintas di bawa ke tepi pantai.

Prosesi pelarungan ini juga diwarnai oleh tahapan layaknya upacara. Ada ritual menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila, pembacaan pembukaan UUD 1945 dan pembacaan Sumpah Palapa. Tapi belum sempat pelarungan rampung, petugas terlanjur melakukan pembubaran.

Awalnya petugas melakukan pembubaran secara persuasif, tapi diabaikan oleh peserta ritual. Mereka terus melanjutkan rangkaian acara.

Akhirnya petugas memberikan imbauan melalui pengeras suara. Suara imbauan yang nyaring rupanya mengganggu khidmat acara hingga akhirnya mereka membubarkan diri.

Simak juga 'Menjajal Olahraga Favorit Eks Menteri Susi di Pantai Pangandaran':

Menjajal Olahraga Favorit Eks Menteri Susi di Pantai Pangandaran






muhamad.hanif.2Avatar border
gmc.yukonAvatar border
pakisal212Avatar border
pakisal212 dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1.5K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan