sumber: gambar

Silent treatment adalah sikap mendiamkan orang yang sedang punya masalah atau kesalahan pada kita, tidak hanya mendiamkan saja tapi juga mengabaikan semua tindakan orang yang mempunyai masalah dengan kita itu.

Silent treatment bukan seperti saat kita diam untuk menenangkan diri untuk meredam emosi, tapi diamnya orang yang Silent treatment itu bisa berjam-jam , berhari-hari kadang juga sampai berminggu-minggu.

Sikap silent treatment dilakukan sebagai bentuk hukuman pada orang yang membuat kesalahan, baik itu teman, pasangan atau keluarga, tapi Silent treatment juga kadang dilakukan pada anak-anak.

Kita semua tahu, bahwa setiap anak pasti pernah melakukan sebuah kesalahan baik itu kecil ataupun kesalahan yang besar. Hal tersebut tentu sangatlah wajar karena anak kecil belum bisa mengontrol sikap dan perilaku mereka. Akan tetapi sebagai orang tua, kita harus bisa tegas atas kesalahan yang dilakukan anak dan tidak pernah memakluminya dengan alasan masih anak-anak.

Sebagai orang tua, masing-masing dari kita memiliki cara tersendiri untuk membuat anak kita memahami kesalahan yang telah dilakukannya. Salah satunya adalah memberikan hukuman agar mereka tahu bahwa apa yang telah diperbuatnya memiliki konsekuensi.

Namun, tentunya hukuman yang diberikan oleh orang tua harus bersifat mendidik, tanpa menyakiti fisik ataupun perasaannya, ya. Karena setiap hukuman yang diberikan oleh kita orang tuanya bisa menyebabkan atau berdampak pada terbentuknya sikap dan sifatnya saat dewasa kelak.





Tak jarang memang orang tua yang menerapkan sikap Silent treatment pada anaknya yang membuat kesalahan, mendiamkan dan mengacuhkan mereka. Mungkin hukuman ini terlihat tidak menyakitinya karena tidak melibatkan fisik seperti memukul. Akan tetapi dampak dari hukuman ini sangatlah besar dan mempengaruhi sikap dan kepribadiannya saat dewasa.

Lalu bagaimana dampaknya jika Silent treatment dijadikan sebagai hukuman buat anak-anak?




sumber: gambar

Memberikan hukuman pada anak memang dibutuhkan saat mereka berbuat salah agar si anak bisa membedakan antara hal yang benar dan salah dan tidak mengulanginya lagi. Akan tetapi tidak hanya menghukumnya saja, tapi juga harus memberinya penjelasan dengan bahasa yang dapat diterima dan dipahami oleh otak si anak.

Jadi, memberikan hukuman pada anak harus dengan hukuman yang mendidik dan tidak menyakiti fisik atau mentalnya. Berikan juga penjelasan sebagai penyelesaian agar si anak tidak menanggung rasa bersalah tanpa penyelesaian yang akhirnya membuat mereka tidak berdaya.

Mendiamkan anak untuk sementara hanya untuk meredakan emosi memang sangatlah perlu, karena kita juga tidak boleh memberikan hukuman pada anak dalam keadaan kita sedang emosi. Akan tetapi diam di sini bukan termasuk sikap diam yang seperti 'Silent Treatment'.

Kiranya setelah membaca thread ini ada yang mau berbagi pengalaman dalam memberikan hukuman yang mendidik pada anak. Karena TS sendiri masih belajar menjadi orang tua yang baik untuk anak dan masih belajar mengendalikan emosi yang kadang bisa meledak. Jadi, semoga dengan adanya thread ini kita bisa belajar bersama dalam mendidik anak-anak.

Oke, sekiranya cukup sampai di sini dulu semoga bermanfaat dan terima kasih atas waktunya untuk membaca thread ini.


:terimakasih
@istijabah
Referensi: di sini dan di sini