Kaskus

News

sangdewikantiAvatar border
TS
sangdewikanti
Ketum GARMUBA : Dilematis Memang Bukan Soal Baduy Saja
Inginkan Isi Kolom Agama di KTP dengan Sunda Wiwitan, Ketum GARMUBA : Dilematis Memang Bukan Soal Baduy Saja

Ketum GARMUBA : Dilematis Memang Bukan Soal Baduy Saja

Gupran Al Rifai, Ketua Umum Garda Muda Banten (GARMUBA)

Chibernews.com, Lebak Banten –Warga Masyarakat Baduy menginginkan isi kolom agama dalam KTPnya bukan kepercayaan akan tetapi Sunda Wiwitan.

Diketahui hal itu dikemukakan Jaro Saija kepada Disdukcapil Lebak dan Kemendagri saat perekaman eKTP di Kampung Cijahe, Lebak, Banten, Sabtu (28/08/2021).

Menanggapi hal tersebut Gufran Al Rifai, Ketua Umum Garda Muda Banten (GARMUBA) berpendapat hal itu agak dilematis sebab bukan soal Baduy saja yang menginginkan memiliki identitas agama sendiri.

“Jadi soal itu, undang-undang pun belum mengakui soal adanya agama Sunda Wiwitan. Pemerintah saya pikir khawatir akan ada efek bola domino apabila kolom agama di KTP Sunda Wiwitan disahkan,”ujarnya kepada chibernews.com Minggu, (29/08/2021).

Namun kata dia, hal itu harus dipertimbangkan secara mendalam mengenai potensi efek-efek bola domino tersebut akibat tuntutan pengakuan agama baru dari selain Baduy. Baduy bisa saja diakui karena pertimbangan bahwa mereka satu-satunya komunitas cagar budaya kuno yang tersisa di nusantara, semacam fosil budaya. Nah mungkin melihat aspek itu bisa saja diperjuangkan.

Keberadaan suku primitif berbeda dengan Baduy, Baduy punya budaya dan budaya mereka sebagai cermin keberadaan budaya nusantara zaman duhulu kala.

Tokoh yang dikenal asal Lebak Selatan juga merupakan Tokoh Peneliti Archeologi ini juga mengatakan perlu diperhatikan bahwa Sunda Wiwitan bukan saja ada di Baduy, namun komunitas Wiwitan non Baduy pun mengklaim jumlah mereka sudah mencapai sekian juta penganut yang berada di Tatar Sunda. Sudah pasti apabila agama Wiwitan ini disahkan, komunitas Wiwitan non Baduy pun akan ikut menikmati hasilnya.

Tetapi menurut orang yang biasa disapa Frans ini mengatakan bahwa efek itu biarkan saja. Karena motif utama pengesahan agama Sunda Wiwitan itu adalah penghargaan khusus atas beberapa aspek yang dimiliki masyarakat Baduy. Mereka layak mendapatkan itu dan jangan samakan mereka dengan suku primitif atau penganut agama adat lainnya.

“Apabila agama Sunda Wiwitan disahkan, berbagai jenis kepercayaan di nusantara ini akan ikut menuntut untuk disahkan.

Contoh di Batak ada agama Pamelim.

Tuntutan agama adat lainnya harus diantisipasi. Sebab dampaknya akan banyak agama yang disahkan dan itu akan mengundang reaksi keras penganut agama yang sudah ada khususnya muslim,”tuturnya.

Dijelaskannya, jadi tuntutan semacam itu bukan soal Baduy saja. Komunitas agama adat dan tradisi ini tersebar di banyak titik di nusantara seperti di Dayak, Batak, Toraja dan lain-lain. Gerakan mereka sebelumnya sudah tergabung dalam Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).

“Resikonya ada dan dampak pengesahan banyak kepercayaan ini akan menumbuhkan potensi konflik. Hal itu karena semakin banyak perbedaan keyakinan, potensi konflik akan semakin terbuka. Ini juga resiko yang diperhitungkan, jadi tidak semudah itu, mereka akan menuntut hak yang sama apabila Baduy disahkan agamanya,” jelasnya.

Sebelumnya, kepada chibernews.com Kadisdukcapil Lebak, H. Ujang Bahrudin mengatakan bahwa Pak Dirjen Dukcapil Prof. Zudan datang langsung ketemu Jaro Saija dan aspirasi mereka disampaikan langsung dalam Pelayanan Keliling Disdukcapil Lebak dari Jumat, Sabtu dan Minggu, pada 29 Agustus 2021.

Aspirasi tersebut bahwa warga masyarakat Baduy menginginkan dalam kolom agama di KTP meminta diberi nama Sunda Wiwitan.*(Red)

https://chibernews.com/inginkan-isi-...mpression=true

Mendingan kolom agama di ktp dihapus aja, nggak ada gunanya sama sekali
tukangbeling7Avatar border
petersaputroAvatar border
ridonculousAvatar border
ridonculous dan 2 lainnya memberi reputasi
-1
959
35
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan