- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
CINTA DARI DUNIA LAIN


TS
xiaoqingqu
CINTA DARI DUNIA LAIN
BAB 3 - TEMAN ORANG TUA QINGQU
Seorang pria dengan kacamata hitam turun dari mobil bermerk. Masuk ke dalam rumah sakit dan menuju ke tempat resepsionis. Setelah mendapat informasi yang diinginkan. Menuju ke ruangan yang dicarinya.
Berbelok ke kanan dan melihat ada pria dewasa sedang duduk di kursi tunggu seraya menyanggah kepalanya.
Pria itu mengeluarkan ponsel dan tampak sedang menghubungi seseorang.
Ponsel milik ibu Qingqu berdering dalam saku Paman Gu. Diangkat dan mengucap "halo". Tidak ada seruan dari baliknya.
Pria asing itu menyambar ponsel merebut tiba-tiba, tidak memberikan kesempatan kepada Paman Gu untuk merespon. Melihat ke layar, itu memang nomor miliknya yang terpajang di layar ponsel.
Paman Gu merebut kembali ponsel miliknya. "Hei, apa yang kamu lakukan? Dasar tidak punya sopan santun! Tidak punya mata apa? Siang bolong ambil ponsel orang sembarangan."
"Kamu mengenal Qing?" tanya pria asing. Tidak mendapat jawaban dari pria di hadapannya. Dia membuka kacamata dan menggantung di saku dadanya.
"Aku dapat membantu kamu. Aku akan membayar biaya operasinya!"
Paman Gu tampak sangat terkejut. Hingga kedua matanya melotot menatap pria itu. Mengira dirinya akan dibohongi, dia tidak setuju dan mengabaikan perkataan pria asing itu.
Menurutnya untuk apa pria asing itu membantunya. Mereka juga tidak saling kenal. Apalagi bertemu. Tidak pernah satu kali pun. Paman Gu memilih masuk ke ruangan Qingqu.
Pria asing mengikuti Paman Gu. Saat melihat Qingqu berbaring di ranjang, dia mirip dengan Qing, ibu Qingqu.
Perawat datang dan meminta Paman Gu segera menyelesaikan proses pembayaran. Jika tidak, Qingqu tidak dapat diselamatkan. Dia harap Paman Gu mengerti.
"Segera lakukan operasi!" kata pria asing masih mengantongi kacamatanya. Dia membuat Paman Gu kesal dan mendorongnya keluar dari kamar Qingqu. Di luar ruangan pun, Gu masih mendorong pria asing hingga bersandar ke tembok.
Kacamatanya terjatuh. Merasa dirinya terlalu berlebihan melepaskan pria asing dan akan kembali masuk ke dalam ruangan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Pria asing mengambil kacamata dan membersihkannya dengan tisu. "Anda pasti Guyo, kakak ipar Qing. Apakah aku benar?"
Paman Gu tidak berbalik, "Siapa Anda? Bagaimana Anda dapat mengenal saya?" Segelintir ketakutan timbul di dalam hatinya. Berpikir bahwa pria itu adalah suruhan yang juga ingin membunuh Qingqu, karena selamat dari kecelakaan. Tangannya gemetaran, disembunyikan dengan tubuhnya.
"Jangan takut. Anda mungkin berpikir aku adalah orang jahat. Anda salah! Aku memang tidak pantas disebut orang baik, tapi Anda dapat berlindung kepadaku! Jika Anda mau percaya kepadaku, sebagai buktinya. Aku akan menyelamatkan Qingqu."
Paman menunduk dan hampir menangis mendengar nama Qingqu. "Aku bertanya, jawab saja aku!" serunya.
"Aku adalah Kotta. Teman Qing dan Guqu. Anda pasti pernah mendengarku dari mereka. Kami sahabat di kampus. Sebenarnya ada dua sahabat lagi, tapi, mereka sudah pergi." Terdapat kesedihan dalam perkataannya tentang sahabatnya.
Paman Gu merenggangkan genggaman dari gagang pintu dan melepasnya kemudian berbalik. "Mereka pernah bercerita sedikit tentangmu. Maafkan aku! Tolong bantu aku, Kotta! Tolong selamatkan Qingqu!"
***
Beberapa hari kemudian. Qingqu telah berada di ruangan VIP. Kamar yang lebih megah dan segela kebutuhan terpenuhi. Ada beberapa pengawal yang berjaga di luar ruangan. Ditugaskan untuk menjaga keselamatan mereka. Tapi, mereka menakuti para perawat dan dokter yang akan masuk.
Walau tidak bergerak sedikitpun. Dokter dan perawat bergidik ngeri saat melewati mereka. Hasilnya mereka berjalan seperti robot yang dikendalikan dari tempat jauh. Membuat para pengawal keheranan setelah mereka lewat.
***
Hari demi hari telah berlalu. Sudah seminggu Qingqu tinggal di tempat aneh itu. Dia tidak mengetahui apapun dan mengenal siapa pun, selain paman Gu dan pria yang mirip dengan tunangan itu. Bagaimana orang tuanya meninggal? Tidak dapat mengingat apapun. Dan bagaimana dia tiba di dunia aneh, lebih menjadi sebuah misteri baginya.
Qingqu turun dari ranjang dan mendekat ke jendela. Dibukanya tirai, membiarkan cahaya matahari masuk dan menerangi ruangan. Menutup matanya dan merasakan kehangatan dari cahaya itu.
Seketika kepalanya sakit dan membuatnya jatuh duduk di lantai. Ingatan di mana Nanai memukulnya dengan sebatang kayu muncul. Dan membuatnya tidak sadarkan diri. Dan berakhir. Hanya itu saja peristiwa terakhir kali yang diingatnya.
Paman Gu masuk ke ruangan. Melihat Qingqu duduk di lantai, bergegas menghampirinya dan membantu kembali ke ranjang.
"Qingqu. Apa yang kamu lakukan? Mengapa duduk di lantai?"
"Tidak apa, Paman. Aku merasa lelah seharian di ranjang. Untuk itu, aku duduk di lantai. Rasanya cukup baik."
Paman Gu melototi Qingqu. Qingqu membalas dengan tersenyum lebar. Sungguh membuktikan dirinya baik-baik saja.
Gu menghela napas panjang. Mencoba mengerti dengan kelakuan keponakannya itu. "Oh iya. Aku punya kabar baik dan buruk untukmu. Yang mana kamu ingin dengar, keduanya, atau salah satu?"
"Aku ingin semuanya. Tapi, aku ingin mendengar kabar baik dahulu. Apa kabar baiknya, Paman?"
"Selamat! Dokter telah mengizinkan kamu pulang," Gu tersenyum lebar dan merentangkan tangannya. Qingqu memeluk paman sangat senang sekali.
***
Beberapa jam kemudian. Mereka berada di dalam mobil taksi. Qingqu menatap takjub. Bagaimana bisa benda mati seperti yang sedang ditumpanginya melaju dengan cepat. Bahkan kereta kuda yang dimilikinya tidak melaju cepat sepertinya.
Dan menatap keluar dari kaca mobil. Banyak benda mati juga melakukan hal sama. Mereka memiliki sebuah lingkaran dan berputar dengan cepat. Membawa benda mati melaju. Mungkin itulah yang membuat benda mati dapat berjalan.
"Paman, di sini sangat hebat. Di tempat asal kita tidak ada benda mati yang dapat berjalan sendiri. Lihat itu! Jika aku tidak salah. Yang membuat benda mati dapat berjalan adalah benda lingkaran yang berada di bagian bawahnya. Bagaimana menurutmu, Paman?"
Paman dan sopir kebingungan. Bagaimana mungkin roda dapat membuat mobil berjalan begitu saja? Tentu karena ada mesin yang menjadi tuasnya.
Dan jujur saja, perkataan wanita itu membuat sopir tertawa terbahak-bahak. Roda berani disebut benda lingkaran. Emang dia berasal dari dunia berbeda. Sungguh aneh. Mengetahui dirinya dipelototi akhirnya terdiam. Dan fokus menyetir.
"Qingqu. Apakah kamu baik-baik saja? Bagaimana kalau kita kembali ke rumah sakit saja? Biarkan dokter memeriksa lagi. Mungkin ada sesuatu yang salah dalam pemeriksaan sebelumnya."
Saat Gu akan meminta kepada sopir memutar balik. Qingqu menggelengkan kepala. Dia baik-baik saja. Tidak ada yang salah dalam pemeriksaannya. Dia hanya ingin bercanda saja. Gu akhirnya dapat menghela napas lega.
Mereka tiba di tempat tujuan. Sebuah rumah mewah dan megah. Dengan banyak penjaga berpakaian serba hitam. Pintu gerbang terbuka lebar dengan sendirinya. Sekali lagi Qingqu belum mempercayai semua keanehan yang terjadi disekitarnya. Seperti sebuah mimpi saja.
- Selamat membaca -
Seorang pria dengan kacamata hitam turun dari mobil bermerk. Masuk ke dalam rumah sakit dan menuju ke tempat resepsionis. Setelah mendapat informasi yang diinginkan. Menuju ke ruangan yang dicarinya.
Berbelok ke kanan dan melihat ada pria dewasa sedang duduk di kursi tunggu seraya menyanggah kepalanya.
Pria itu mengeluarkan ponsel dan tampak sedang menghubungi seseorang.
Ponsel milik ibu Qingqu berdering dalam saku Paman Gu. Diangkat dan mengucap "halo". Tidak ada seruan dari baliknya.
Pria asing itu menyambar ponsel merebut tiba-tiba, tidak memberikan kesempatan kepada Paman Gu untuk merespon. Melihat ke layar, itu memang nomor miliknya yang terpajang di layar ponsel.
Paman Gu merebut kembali ponsel miliknya. "Hei, apa yang kamu lakukan? Dasar tidak punya sopan santun! Tidak punya mata apa? Siang bolong ambil ponsel orang sembarangan."
"Kamu mengenal Qing?" tanya pria asing. Tidak mendapat jawaban dari pria di hadapannya. Dia membuka kacamata dan menggantung di saku dadanya.
"Aku dapat membantu kamu. Aku akan membayar biaya operasinya!"
Paman Gu tampak sangat terkejut. Hingga kedua matanya melotot menatap pria itu. Mengira dirinya akan dibohongi, dia tidak setuju dan mengabaikan perkataan pria asing itu.
Menurutnya untuk apa pria asing itu membantunya. Mereka juga tidak saling kenal. Apalagi bertemu. Tidak pernah satu kali pun. Paman Gu memilih masuk ke ruangan Qingqu.
Pria asing mengikuti Paman Gu. Saat melihat Qingqu berbaring di ranjang, dia mirip dengan Qing, ibu Qingqu.
Perawat datang dan meminta Paman Gu segera menyelesaikan proses pembayaran. Jika tidak, Qingqu tidak dapat diselamatkan. Dia harap Paman Gu mengerti.
"Segera lakukan operasi!" kata pria asing masih mengantongi kacamatanya. Dia membuat Paman Gu kesal dan mendorongnya keluar dari kamar Qingqu. Di luar ruangan pun, Gu masih mendorong pria asing hingga bersandar ke tembok.
Kacamatanya terjatuh. Merasa dirinya terlalu berlebihan melepaskan pria asing dan akan kembali masuk ke dalam ruangan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Pria asing mengambil kacamata dan membersihkannya dengan tisu. "Anda pasti Guyo, kakak ipar Qing. Apakah aku benar?"
Paman Gu tidak berbalik, "Siapa Anda? Bagaimana Anda dapat mengenal saya?" Segelintir ketakutan timbul di dalam hatinya. Berpikir bahwa pria itu adalah suruhan yang juga ingin membunuh Qingqu, karena selamat dari kecelakaan. Tangannya gemetaran, disembunyikan dengan tubuhnya.
"Jangan takut. Anda mungkin berpikir aku adalah orang jahat. Anda salah! Aku memang tidak pantas disebut orang baik, tapi Anda dapat berlindung kepadaku! Jika Anda mau percaya kepadaku, sebagai buktinya. Aku akan menyelamatkan Qingqu."
Paman menunduk dan hampir menangis mendengar nama Qingqu. "Aku bertanya, jawab saja aku!" serunya.
"Aku adalah Kotta. Teman Qing dan Guqu. Anda pasti pernah mendengarku dari mereka. Kami sahabat di kampus. Sebenarnya ada dua sahabat lagi, tapi, mereka sudah pergi." Terdapat kesedihan dalam perkataannya tentang sahabatnya.
Paman Gu merenggangkan genggaman dari gagang pintu dan melepasnya kemudian berbalik. "Mereka pernah bercerita sedikit tentangmu. Maafkan aku! Tolong bantu aku, Kotta! Tolong selamatkan Qingqu!"
***
Beberapa hari kemudian. Qingqu telah berada di ruangan VIP. Kamar yang lebih megah dan segela kebutuhan terpenuhi. Ada beberapa pengawal yang berjaga di luar ruangan. Ditugaskan untuk menjaga keselamatan mereka. Tapi, mereka menakuti para perawat dan dokter yang akan masuk.
Walau tidak bergerak sedikitpun. Dokter dan perawat bergidik ngeri saat melewati mereka. Hasilnya mereka berjalan seperti robot yang dikendalikan dari tempat jauh. Membuat para pengawal keheranan setelah mereka lewat.
***
Hari demi hari telah berlalu. Sudah seminggu Qingqu tinggal di tempat aneh itu. Dia tidak mengetahui apapun dan mengenal siapa pun, selain paman Gu dan pria yang mirip dengan tunangan itu. Bagaimana orang tuanya meninggal? Tidak dapat mengingat apapun. Dan bagaimana dia tiba di dunia aneh, lebih menjadi sebuah misteri baginya.
Qingqu turun dari ranjang dan mendekat ke jendela. Dibukanya tirai, membiarkan cahaya matahari masuk dan menerangi ruangan. Menutup matanya dan merasakan kehangatan dari cahaya itu.
Seketika kepalanya sakit dan membuatnya jatuh duduk di lantai. Ingatan di mana Nanai memukulnya dengan sebatang kayu muncul. Dan membuatnya tidak sadarkan diri. Dan berakhir. Hanya itu saja peristiwa terakhir kali yang diingatnya.
Paman Gu masuk ke ruangan. Melihat Qingqu duduk di lantai, bergegas menghampirinya dan membantu kembali ke ranjang.
"Qingqu. Apa yang kamu lakukan? Mengapa duduk di lantai?"
"Tidak apa, Paman. Aku merasa lelah seharian di ranjang. Untuk itu, aku duduk di lantai. Rasanya cukup baik."
Paman Gu melototi Qingqu. Qingqu membalas dengan tersenyum lebar. Sungguh membuktikan dirinya baik-baik saja.
Gu menghela napas panjang. Mencoba mengerti dengan kelakuan keponakannya itu. "Oh iya. Aku punya kabar baik dan buruk untukmu. Yang mana kamu ingin dengar, keduanya, atau salah satu?"
"Aku ingin semuanya. Tapi, aku ingin mendengar kabar baik dahulu. Apa kabar baiknya, Paman?"
"Selamat! Dokter telah mengizinkan kamu pulang," Gu tersenyum lebar dan merentangkan tangannya. Qingqu memeluk paman sangat senang sekali.
***
Beberapa jam kemudian. Mereka berada di dalam mobil taksi. Qingqu menatap takjub. Bagaimana bisa benda mati seperti yang sedang ditumpanginya melaju dengan cepat. Bahkan kereta kuda yang dimilikinya tidak melaju cepat sepertinya.
Dan menatap keluar dari kaca mobil. Banyak benda mati juga melakukan hal sama. Mereka memiliki sebuah lingkaran dan berputar dengan cepat. Membawa benda mati melaju. Mungkin itulah yang membuat benda mati dapat berjalan.
"Paman, di sini sangat hebat. Di tempat asal kita tidak ada benda mati yang dapat berjalan sendiri. Lihat itu! Jika aku tidak salah. Yang membuat benda mati dapat berjalan adalah benda lingkaran yang berada di bagian bawahnya. Bagaimana menurutmu, Paman?"
Paman dan sopir kebingungan. Bagaimana mungkin roda dapat membuat mobil berjalan begitu saja? Tentu karena ada mesin yang menjadi tuasnya.
Dan jujur saja, perkataan wanita itu membuat sopir tertawa terbahak-bahak. Roda berani disebut benda lingkaran. Emang dia berasal dari dunia berbeda. Sungguh aneh. Mengetahui dirinya dipelototi akhirnya terdiam. Dan fokus menyetir.
"Qingqu. Apakah kamu baik-baik saja? Bagaimana kalau kita kembali ke rumah sakit saja? Biarkan dokter memeriksa lagi. Mungkin ada sesuatu yang salah dalam pemeriksaan sebelumnya."
Saat Gu akan meminta kepada sopir memutar balik. Qingqu menggelengkan kepala. Dia baik-baik saja. Tidak ada yang salah dalam pemeriksaannya. Dia hanya ingin bercanda saja. Gu akhirnya dapat menghela napas lega.
Mereka tiba di tempat tujuan. Sebuah rumah mewah dan megah. Dengan banyak penjaga berpakaian serba hitam. Pintu gerbang terbuka lebar dengan sendirinya. Sekali lagi Qingqu belum mempercayai semua keanehan yang terjadi disekitarnya. Seperti sebuah mimpi saja.
- Selamat membaca -
Diubah oleh xiaoqingqu 31-08-2021 15:27
0
456
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan