amdar07Avatar border
TS
amdar07 
Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak di Masa Pandemi COVID-19
#AmdarGanteng



emoticon-terimakasihemoticon-terimakasih emoticon-terimakasih
Halo agan dan sista,
Pandemi COVID-19 yang telah mewabah dan menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia, telah banyak mempengaruhi pranata sosial dan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Pola interaksi antara individu berubah, tatanan sosial juga ikut berubah seiring dengan dampak ikutan atau domino effect dari pandemic global yang memicu badai ekonomi dan kebijakan negara-negara dunia.

Tapi yang lebih penting dan mendasar tentu saja dampak wabah dengan rasio kematian 4,25 % di seluruh dunia (996/32,9 juta jiwa) ini terhadap kesehatan mental dan psikologis individu-individu yang diliputi rasa was-was, cemas dan semacamnya. Perubahan sikap mental dan perilaku ini yang kemudian menstimulasi perubahan pola interaksi terhadap lingkungan sekitarnya.



sumber

Dokter sepesialis Kedokteran Jiwa dr. Predito Prihantoro, Sp.Kj mengatakan, di era pandemi COVID-19 seperti sekarang, aktivitas seperti biasanya tidak lagi sama dengan sebelumnya. Terutama sejak berlakunya salah satu protokol kesehatan, sosial distancing (jaga jarak sosial) atau physical distancing (jaga jarak fisik).

Aturan inilah yang terutama mempengaruhi perubahan pola interaksi sosial antar-individu. Sebab, aturan sosial distancing atau physical distancing ini berlaku bagi setiap orang. Terutama untuk kelompok-kelompok risiko tinggi seperti orang tua atau manula, orang dengan penyakit penyerta akut (komorbid), ibu hamil dan menyusui maupun anak anak. Mereka ini, terutama kelompok manula dan dan anak-anak, hidup dalam situasi ketidakpastian, dimana pada fase dan kondisi tertentu dapat menimbulkan ganguan psikologi.

“Karena ketidakpastian sebagai pemicu tingkat stres yang paling tinggi,” kata dr. Predito di acara talkshow sehat bersama RSUD dr. Iskak menyambut hari Kesehatan Jiwa se-Dunia, Jumat (25/9/2020).

Lanjut dia, ketidakpastian adalah suatu keadaan yang belum diketahui. Misalnya tidak ada yang tahu dan tidak bisa dipastikan kapan pandemi ini akan berakhir.

Dr. Printo menjelaskan, gangguan psikologi sangatlah rentan terjadi pada anak usia dini yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) atau taman kanak-kanak (TK).

Risiko gangguan psikologi yang mungkin terjadi kepada anak terutama pada perubahan perilaku seperti stres, cemas dan masalah tidur. Oleh karena itu kebutuhan psikologis anak harus tetap dipenuhi dimasa pandemi.

“Bisa terjadi karena, anak tidak lagi berinteraksi dengan teman sejawatnya, sekolah diliburkan sehingga kebebasan berkomunikasi dan bermain sangat kurang,” ujar dia.

Selanjutnya kata dia, peran serta kreativitas orang tua dalam berkomunikasi dan berinteraksi pada anak sangatlah diperlukan. Hal ini supaya proses tumbuh kembang secara psikologis anak dapat dipantau dengan baik.

Selain itu, orang tua selalu berkomunikasi dengan gurunya untuk memastikan proses belajar mengajar di rumah tetap berjalan dengan baik, sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.

“Di sinilah tantangan terberat dialami oleh orang tua yang mana mengantikan posisi (peran) guru, yang mana tetap harus memberikan hak-hak asuh anak pada proses pertumbuhannya,” ujarnya.

Dokter Predito memberikan solusi agar kebutuhan psikologis anak tetap terpenuhi dengan baik, sehingga anak tidak mengalami ganguan mental dalam menghadapi situasi seperti sekarang di antara adalah;

Orang tua harus lebih sabar, dimana saat ini (masa pandemic COVID-19) peran dan tanggung jawab guru sebagian/lebih banyak bergeser menjadi tugas orang tua. Pada situasi ini, orang tua diharuskan lebih sering berinteraksi dengan anak.
Tidak disarankan membandingkan anak dengan anak yang lainnya. Hal ini penting demi menjaga perkembangan psikologis dan kepercayaan diri individu anak.
Memberikan kesempatan anak untuk tetap bermain, memberikan jadwal seperti di sekolah kapan dia harus belajar dan kapan dia harus bermain.
“Selain itu, disarankan untuk orang tua tetap berkonsultasi dengan dokter ahli dibidang psikologi dan sejenisnya, untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan fisik dan psikologis di fasilitas kesehatan yang ada,” tuturnya.


cheria021
Life In Mono
Life In Mono dan cheria021 memberi reputasi
2
2K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan