Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

abumudaAvatar border
TS
abumuda
[REVIEW] Novel Rindu - Tere Liye
Sejak dulu saya tidak pernah suka novel. Ketika banyak teman yang begitu menggandrungi novel, bahkan sampai membaca serial demi serialnya, saya tetap tidak tertarik.

"Paling isinya cuma bucin-bucinan," pikir saya. Waktu itu usia saya sekitar 18-an.

Lalu sampailah saya pada hari ini yang sudah berusia 21. Apa yang tengah saya kerjakan menuntut saya untuk bisa menulis cerita dengan menarik. Menarik dalam artian, membuat para pembacanya betah berlama-lama, bahkan sampai ketagihan untuk membeli serial lanjutannya.

Selama ini, yang saya beli dan saya koleksi adalah buku-buku sejarah perang dan bahasa. Buku-buku tersebut lebih menitikberatkan nilai-nilai informatifnya saja sehingga bagi sebagian orang mungkin akan terasa kurang menarik. Namun, bagaimanapun juga, saya tetap bisa menikmatinya. Intinya, saat itu saya lebih menyenangi buku-buku nonfiksi.

Tatkala saya mulai menulis dan melihat bahasa yang saya gunakan kurang nyerita, saya mencoba berbenah. Dari situlah saya mulai melirik novel. Awalnya bingung harus memilih novel yang mana, tapi kemudian saya mencoba memilih dari penulisnya dulu; dan pilihan saya jatuh pada Tere Liye.

Mantap memilih Tere Liye, saya segera browsing di Google, mencari rekomendasi novel-novel karya Tere Liye. Saya buka semua situs blog di halaman pertama Google, membaca sinopsis dan review singkatnya, dan membuat daftarnya.

Kriteria novel yang saya pilih tentu saja yang best seller, terlaris. Selain itu, saya juga memilih novel yang tidak berbau bucin dan tidak berserial. Ceritanya selesai dalam satu buku. Di catatan saya ada sekitar lima sampai enam buku yang masuk, dan kemudian saya singkirkan yang tidak sesuai.

Singkat cerita, novel "Rindu" menjadi target pertama saya.

[REVIEW] Novel Rindu - Tere Liye

Alasannya, novel ini mengisahkan tentang perjalanan haji di masa lampau, yang waktu itu masih menggunakan kapal laut. Menarik. Saya benar-benar dibuat penasaran.

Selama membaca novel ini, yang membutuhkan waktu berhari-hari, dan kemudian selesai, apa yang saya rasakan adalah: PUAS. Bahkan, saya sampai senyum-senyum sendiri ketika membaca akhir kisahnya. Seolah baru saja selesai menonton film, meski sayang novel ini tidak difilmkan.

Berikut ini review singkat saya tentang novel "Rindu" karya Tere Liye, beserta gambaran singkat tentang para tokoh di dalamnya.

Ada Banyak Cerita Dalam Satu Tempat

Dalam sebuah perjalanan di atas kapal menuju Tanah Suci ini, ada cukup banyak cerita tentang para tokohnya. Cerita-cerita itu dipaparkan di sepanjang perjalanan; cerita yang bermula dari pertanyaan yang terpendam dalam diri para tokohnya. 

Banyak pula peristiwa yang terjadi di atas kapal ini, termasuk rutinitas harian yang diceritakan secara mendetail, juga beberapa nasihat-nasihat mendalam tentang kehidupan.

Saking detailnya cerita--atau mungkin saya yang agak berlebihan, saat ada kejadian kecil seperti salah seorang tokohnya yang menggaruk-garuk kepala atau menepuk jidat, saya tanpa sadar juga ikut-ikutan mengekspresikannya.

Yang membuat novel ini menarik adalah, ia sangat cocok untuk dibaca dalam salah satu perjalanan kalian. Entah itu perjalanan darat, udara, ataupun laut. Persis sebagaimana plot cerita yang disuguhkan. Jika dibaca saat melakukan perjalanan laut, sepertinya akan lebih terasa dan lebih hidup lagi, ya? #haluwoyhalu

Meski begitu, ada juga yang sangat disayangkan dari novel ini, meski tidak sepenuhnya salah. Karena seluruh cerita berakhir dalam satu buku, itu berarti tidak ada lagi kelanjutan ceritanya; dan sungguh, inilah yang membuat saya benar-benar rindu untuk membacanya kembali. Entah kapan. Yang jelas, jangan dibaca lagi dalam waktu yang berdekatan. Tunggu sampai bertahun-tahun berikutnya. Hahaha ...

Intinya, begitu kalian selesai membaca novel ini, saya bisa menjamin kalian akan rindu untuk membacanya lagi.

Tentang Para Tokoh yang Ada Dalam Novel "Rindu"

1. Daeng Andipati

Seorang sosok ayah idaman yang memiliki segalanya: kaya raya, terpandang, istri yang cantik dan baik, juga anak-anak yang lucu dan cerdas. Karena kepandaiannya dan kecerdasannya, ia sering dimintai tolong oleh kapten kapal untuk membantu pekerjaannya atau sekadar dimintai saran serta pendapatnya.

Akan tetapi, siapa sangka, ia memiliki masa lalu yang begitu pahit dan tak banyak orang yang mengetahuinya. Dan melalui perjalanan haji ini, ia akhirnya berhasil berdamai dengan masa lalunya dan menerimanya sepenuh hati.

2. Kakek Gurutta

Seorang ulama terkenal yang memiliki sekian banyak pengalaman hidup, menjadikannya sebagai seorang tokoh yang seluruh pertanyaan dalam cerita ini akan berakhir pada dirinya--meski tak semuanya. Memiliki kegemaran menulis buku (kitab), sebagai sarana untuk mewariskan ilmunya. Seorang kakek bijak yang pandai bergaul, membuatnya dicintai oleh hampir semua penumpang kapal--ya, ternyata ada pula yang amat membencinya.

Namun, mendekati akhir kisah, ia harus berjuang melawan ketakutannya sendiri. Ketakutan yang seolah menamparnya, menyadarkannya, apakah ia benar-benar seorang ulama ataukah munafik pengecut.

3. Ambo Uleng

Seorang kelasi pendiam. Ia sedikit bicara, tapi banyak memberikan aksi nyata. Karakternya digambarkan begitu kuat di dalam buku ini, meski tak banyak dialog yang keluar darinya.

Selain mencintai kehidupan sebagai seorang pelaut yang memang sudah mengalir dalam darahnya, ia punya alasan lain untuk benar-benar meninggalkan daratan. Ada kisah cinta yang ingin jauh-jauh ia tinggalkan di belakang sana, tapi akhirnya ia berjumpa kembali dengan cintanya itu dengan cara yang mengagumkan.

4. Anna & Elsa

Dua gadis kakak beradik yang lucu dan cerdas, putri Daeng Andipati. Hampir semua tokoh dalam buku ini menjadi lebih hidup berkat tingkah polah dan kepolosan keduanya. Memberikan suasana yang lebih nyaman bagi para penumpang kapal. 

Satu yang paling saya senangi dari keduanya adalah: nama yang mudah diingat.

5. Bonda Upe

Ia mengajukan diri sebagai guru mengaji anak-anak selama perjalanan di atas kapal. Seorang yang sangat pemalu, meski sebenarnya ia sangat penyayang. Berasal dari keluarga Cina, seperti halnya sang suami.

Ia berangkat haji membawa sebuah pertanyaan besar. Ia ingin dilupakan, tak ingin dikenal orang, karena sebuah masa lalu yang di kemudian hari, mau tak mau ia harus merangkulnya kembali.

6. Mbah Kakung & Mbah Putri

Sepasang kekasih yang kemesraan keduanya membuat iri seisi kapal. Kerap membuat tertawa para penumpang karena sering tidak nyambung ketika diajak ngobrol--di samping juga karena pendengaran yang kurang, kisah mereka berakhir mengharukan.

Cita-cita dan janji lama yang tak bisa tertunaikan, tapi tetap harus diterima sepenuh hati.

---

Apa cuma ini tokoh-tokohnya? Tentu tidak.

Masih ada tokoh-tokoh lain yang melengkapi keseruan cerita di buku ini.

Bagaimana, penasaran ingin ikut merindu?

Buruan beli, buat mengisi waktu di masa pandemi.

emoticon-Jempol
Diubah oleh abumuda 02-07-2021 09:58
oji24
anton2019827
qonidio
qonidio dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.8K
16
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan