Membicarakan tentang sejarah yang berbeda dengan catatan sejarah yang lain harus berfikiran jernih, jangan terbawa emosi dan disangkut pautkan dengan iman. Karena sejarah pada dasarnya akan bersinggungan dengan keyakinan, asas percaya, bahkan masalah keimanan.
Sejarah akan bersinggungan dengan idiologi, suku, ras dan juga agama. Maka jangan lah menjadi sosok yang taklid dalam mempelajarinya tapi gunakan referensi untuk menambah pemahaman literasi sejarah. Fungsinya agar tidak terulang kembali hal-hal yang sudah terjadi, jangan sampai terjerambab di lubang yang sama berkali-kali.
Catatan yang penting adalah "Sejarah ditulis oleh Pemenang", jadi membaca catatan dari serat Darmaghandul harus dengan pemikiran tenang.
Ada yang sudah tahu dengan isinya? Hmm, kalau di copas disini akan terlalu panjang dan lama dah mirip belum sama iklan tetangga. Untuk itu saya akan berikan sedikit inti dari cerita yang ada di serat tersebut.
Saya pakai cerita Darmoghandul dari tulisan Damar Shashangka yang lahir di Malang pada tanggal 8 April 1980, beliau besar dari keluarga kejawen dan salah satu novelis sejarah yang handal. Bahkan beliau sering mengulas naskah-naskah klasik Jawa, sebagian tulisannya ia sudah mengulas Induk Ilmu Kejawen (Wirid Hidayat Jati), Darmogandhul, dan juga Gatholoco.
Kisah sejarah ini memang berbeda dari pandangan orang awam, maka sebagai orang awam kita pun akan bertanya-tanya apakah hal ini benar atau tidak?
Dalam serat Darmogandhul yang diceritakan Ki Kalamwadi kepada muridnya Darmogandhul, sedangkan Kiai Kalamwadi memperoleh pengetahuan itu dari gurunya sendiri, yaitu Raden Budi hal ini diungkap secara subyektif perihal bagaimana asal mula orang Jawa sampai meninggalkan agama Buddha dan berganti dengan agama Islam. Suluk ini ditulis oleh Ki Kalamwadi, dimana waktu penulisan terjadi pada hari sabtu legi, 23 ruwah 1830 Jawa.
Kita selalu diberikan cerita sejarah bagaimana damainya orang arab yang membawa ajaran tanah leluhurnya di bumi nusantara. Mereka datang dengan berdagang tanpa ada yang namanya perang hingga terjadi muncratan darah, terpenggalnya kepala dan juga tetesan air mata dalam berdakwah. Itulah sejarah yang dinarasikan oleh guru-guru sejarah terdahulu, baik di sekolah, di lingkungan umum maka orang awam secara tak sadar mereka yakini sejarah nusantara ketika Islam masuk ke nusantara ya seperti itu.
Namun serat Darmoghandul memberikan persepsi berbeda, mereka membuka tabir kalau Walisongo hadir dengan damai kenapa banyak yang kabur para pemeluk Hindu dan Budha ke berbagai wilayah, bahkan hingga ke Pulau Bali, ke kawasan pegunungan dan hutan rimba, menurut serat Darmoghandul ini adalah pertanda bahwa mereka ini sedang menghindari tindakan pembantaian massal oleh sekelompok orang yang ingin mengIslamkan penduduk Pulau Jawa.
Quote:
Disini menceritakan secara gamblang tentang Sunan Bonang atau Raden Makdum Ibrahim putra dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila, putri Bupati Tuban, Arya Teja. Yang memperdaya Raden Patah selaku putra Sang Prabu Brawijaya. Raden Patah yang memerintah daerah Demak setuju menyerbu Majapahit kendati ia ragu dan takut terhadap ayahandanya. Sang Prabu yang mengetahui rencana mereka justru tidak berniat menyerang balik. Sang Prabu pun hijrah bersama pasukannya hingga ke Blambangan bahkan ada yang sampai ke Pulau Bali, Demak pun menguasai Majapahit.
Namun Raden Patah menyesal, ia mengutus Sunan Kalijaga menjemput ayahnya dan membujuk Prabu Brawijaya kembali ke Majapahit. Disinilah Prabu Brawijaya tertarik dengan Islam bahkan Sunan Kalijaga menawarkan kepada punakawan Prabu Brawijaya, yakni Sabdapalon dan Nayagenggong. Namun sayang ditolak oleh mereka karena tak sesuai dengan ajaran Budi, yang telah dianut sejak dahulu kala.
Itu inti ceritanya, bagaimana serukan? Tentunya ketika cerita ini hadir akan banyak kontroversi di tanah air, cerita ini disukai oleh kaum Kejawen dan Islam Abangan namun dibenci kaum Islam yang lebih saklek, atau keras.
Tapi yang menjadi masalah adalah Ki Kalamwadi menulis kisah ini ditahun 1830, sedangkan pada masa itu yang berkuasa di pemerintahan adalah Belanda. Nama Ki Kalamwadi sendiri sebagai penulis serat itu dianggap sebagai anonim bukan nama sebenarnya, sedangkan Belanda saat itu berfikir bahwa Jawa harus menjadi sebuah sumber pendapatan utama untuk mereka, secara catatan juga dimasa itu Gubernur Jenderal Van den Bosch mendorong dimulainya era Tanam Paksa (para sejarawan di Indonesia mencatat periode ini sebagai era Tanam Paksa namun pemerintah kolonial Belanda menyebutnya Cultuurstelsel yang artinya Sistem Kultivasi) pada tahun 1830, tahun yang sama serat itu ditulis dengan prosa yang indah.
Disini logika saya pun bekerja, kalau sejarah di tulis oleh Pemenang kenapa harus masuknya Islam yang dikulik lalu dibenturkan dengan Budha? Kenapa tidak diceritakan tentang masuknya ajaran dari tanah eropa di abad 16 dimana awal periode kolonialisme dan imperialisme bangsa-bangsa Eropa. Ajaran dari eropa ini dibawa Portugis yang berkaitan dengan gold (kekayaan), glory (kejayaan), dan gospel (agama). Sebab saat itu yang berkuasa adalah Belanda, mereka melihat masyarakat yang beragama Islam, Hindu dan Budha sebelum mereka datang. Apakah ada keinginan adu domba diantara mereka?
entahlah agak sulit untuk diterka karena para sejarawan mempunyai bukti cerita yang berbeda dengan hal ini.
Quote:
Konflik Demak dan Majapahit pada Masa Raden Fatah
Versi Perang selang Demak dan Majapahit diberitakan dalam naskah babad dan serat, terutama Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda. Dikisahkan, Sunan Ampel melarang Raden Patah memberontak pada Majapahit karena meskipun berlainan agama, Brawijaya tetaplah ayah Raden Patah. Namun sepeninggal Sunan Ampel, Raden Patah tetap menyerang Majapahit. Brawijaya moksa dalam serangan itu. Untuk menetralisasi pengaruh agama lama, Sunan Giri mendiami takhta Majapahit selama 40 hari.
Versi Kronik Cina dari kuil Sam Po Kong juga memberitakan keadaan perang selang Jin Bun melawan Kung-ta-bu-mi tahun 1478. Perang terjadi setelah kematian Bong Swi Hoo (alias Sunan Ampel). Jin Bun menggempur ibu kota Majapahit. Kung-ta-bu-mi alias Bhre Kertabhumi ditangkap dan dipindahkan ke Demak secara hormat. Sejak itu, Majapahit dijadikan bawahan Demak dengan dipimpin seorang Cina muslim bernama Nyoo Lay Wa sbg bupati.
Kalau mau melihat secara jujur tentang sejarah harus ada pembanding untuk bukti dimasa lalu, seperti prasasti, tulisan lontar dsb setidaknya tulisan itu lebih tua umurnya dibandingkan tulisan yang masih baru. Tulisan 1400an akan lebih valid dibandingkan tulisan 1800an
Versi Prof. Dr. N. J. Krom dalam buku “Javaansche Geschiedenis” dan Prof. Moh. Yamin dalam buku “Gajah Mada” mengatakan bahwa bukanlah Demak yg menyerang Majapahit pada masa Prabu Brawijaya V, tetapi merupakan Prabu Girindrawardhana. Kesudahan pasca serangan Girindrawardhana atas Majapahit pada tahun 1478 M, Girindrawardhana kesudahan mengangkat dirinya dijadikan raja Majapahit bergelar Prabu Brawijaya VI, Kekuasaan Girindrawardhana tidak begitu lama, karena Patihnya melakukan kudeta dan mengangkat dirinya sbg Prabu Brawijaya VII. Perang antar Demak dan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya VII bukan pada masa Raden Fatah dan Prabu Brawijaya V. [4]
Pada tahun 1485 Nyoo Lay Wa mati karena pemberontakan kaum pribumi. Maka, Jin Bun mengangkat seorang pribumi sbg bupati baru bernama Pa-bu-ta-la, yang juga menantu Kung-ta-bu-mi.
Tokoh Pa-bu-ta-la ini identik dengan Prabu Natha Girindrawardhana alias Dyah Ranawijaya yang menerbitkan prasasti Jiyu tahun 1486 dan mengaku sbg penguasa Majapahit, Janggala, dan Kadiri.
Selain itu, Dyah Ranawijaya juga mengeluarkan prasasti Petak yang menuturkan kisah tentang perang melawan Majapahit. Berita ini melahirkan argumen jikalau Majapahit runtuh tahun 1478 bukan karena serangan Demak, melainkan karena serangan keluarga Girindrawardhana.
Hal ini juga dibuktikan dengan naskah lontar beraksara Bali ini berjudul Raden Patah koleksi Perpustakaan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, lempir 11a-b, yang menyatakan bahwa ketika terjadi geger dan huru-hara di Wilwatikta/Trowulan, orang-orang Majapahit sebagian mengungsi dan berlindung ke Demak, tepatnya ke "Krajan Islam", ikut Raden Patah, putra Brawijaya; sebagian lagi lari ke Blambangan, termasuk putra Raja Brawijaya lainnya, Lembu Peteng, hingga ke Bali bersama rombongan.
Lempir 11a-b,
Wus punika raris [lalu] krajahan Wilwatikta pralaya [hantjur, tjerai-berai, dari kesatuan ikatan golongan-golongannja sendiri dari dalam] sareng ring Sang Prabu irika [mrika, ngrika, di sana] ring payudan [dalam peperangan itu].
Miragi Ajinida [sang raja] sampun lina [mati, gugur] ksantuk nida wan jahma semeton. Punika awinan (karena itu) raris (kemudian) Raden Kusen sareng (bersama) rakanida [kakaknya=Raden Patah] neng anutin (bergabung menganut) Agama Islam. Ri sampune runtuh Karajan Wilwatiktha, raris (lalu) Raden Patah nglanturang (berikutnya) yudha (para pasukan) ka (beserta) desa.
Desa wawengkon (di seluruh wilayah) Wilwatiktha, mangda (maka) ngranjing (masuk) kawawengkon (menjadi wilayah) Demak, salanjurhipun (sekalian semua) ngranjing (masuk) kawawengko (wilayah) Karajan Islam. Punika maka sami Pulo Jawa neda dok awengka antuk (ikut, bergabung) Raden Patah.
sumber kutipan
Persoalannya serat Darmoghandul ini ditulis oleh orang awam, berdasarkan cerita gurunya yang kembali diajarkan kepada muridnya Darmoghandul.
Kalau saja saya yang orang awam menceritakan sejarah tentang hal yang berbeda dan membuat banyak orang menganggap saya gila bagaimana?
Quote:
Contoh: c4punk menulis serat yang kontroversi, tentang guru yang bercerita kepada muridnya.
Pada suatu hari bertanyalah Murid pada Gurunya sebagai berikut, "Asal mulanya bagaimana, kok orang Jawa Bisa berada Di Bumi?"
Jawaban Gurunya, "Saya sendiri juga tidak begitu mengerti, tapi saya sudah pernah diberi tahu oleh guru saya, selain itu guru saya itu juga bisa dipercaya, [Beliau] menceritakan asal mulanya orang Jawa berada di Bumi"
Muridnya bertanya,"Bagaimana kalau begitu ceritanya?
Gurunya lalu berkata lagi, "Hal ini sesungguhnya juga perlu diungkapkan agar orang yang tidak tahu asal mulanya menjadi tahu.
Pada zaman kuno, Ada Kerajaan Jawa Kuno itu namanya Kerajaan Atlantis, walau nama itu, hanya sebagai perumpamaan, tetapi bagi
yang belum tahu ceritanya, Atlantis itu telah merupakan namanya
semenjak awal.
Di masa itu kerajaan tak punya kepemimpinan mutlak, semua sama rasa, sama rata. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi, tak ada yang yang punya kekuasaan tertinggi mereka ini semua rakyat dan semua juga sebagai raja. Mereka disebut Annunaki yang berasal dari kayangan.
Annunaki datang ke bumi, membuat mahluk ciptaannya dari campuran bagian tubuhnya yang dinamakan raga dan sukma. Untuk membantu kehidupan mereka agar lebih mudah dalam membangun, bekerja dan sebagainya istilah yang kita paham adalah pembantu atau budak.
Namun, tak semua Annunaki percaya dengan raga dan sukma yang kini dinamakan manusia, karena semakin cerdas pikirannya akan membuat kerusakan, karena Annunaki sering bermain-main dengan teknologi ciptaannya dengan perang antara manusia ciptaannya.
Benar saja, ketika sudah waktunya tiba raga dan sukma melakukan pemberontakan karena tak suka dengan kebijakan Annunaki hingga menyebabkan kehancuran besar yang tak terkira. Atlantis pun tenggelam, Annunaki yang tersisa lari tunggang langgang hingga ke kayangan.
Raga dan sukma inilah asal usul orang Jawa mereka saling berperang untuk kekuasaan, saling memperbudak diantara sesama hingga mereka sadar mereka itu sama-sama raga dan sukma hingga sistem budak luluh lantak tak tersisa dan berfikir harus menciptakan budak baru untuk mempermudah kehidupan, raga dan sukma nantinya tingkat kecerdasan mereka akan semakin meningkat, dimana masa depan mereka akan menciptakan budak yang serupa yang dinamakan dengan robot.
Raga dan Sukma yang cerdas menilai hal ini tidak baik untuk kehidupan, mereka harus mengontrol agar mereka tidak terjebak pada kehancuran yang sama dengan pencipta mereka maka sejak lama mereka mengawasi kehidupan dengan lambang mata satu.
Karena robot yang sudah mereka ciptakan sering dipakai untuk ajang permainan peperangan diantara mereka, maka ada ketakutan juga diantara mereka kalau ada kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) robot yang sempurna hingga bisa reproduksi secara otomatis maka bukan tak mungkin kudeta akan mereka lakukan.
Maka bersiaplah untuk datangnya hari akhir, hari dimana terjadi perang besar dimana raga dan sukma akan mengalami kehancuran dengan datangnya kaliyuga.
Hanya itu yang bisa aku sampaikan, karena selebihnya hanya Bathara Guru yang tahu karena menguasai Mayapada (dunia para dewa atau surga), Madyapada (dunia manusia atau bumi), Arcapada (dunia bawah atau neraka).
Serat c4punk al kaskusi
Note : terjemahan diatas ketika murid bertanya pada guru diambil dari serat Darmoghandul aslinya yang TS Ubah sedemikian rupa.
Cerita diatas adalah contoh cerita kontroversial, apakah dipercaya atau tidak tergantung persepsi pembaca. Bisa saja ribuan tahun mendatang cerita ini di teliti sejarawan di masa yang akan datang lalu dianggap sebagai sumber catatan sejarah.
Padahal jelas yang menulis orang awam, bukan sejarawan bahkan cenderung subyektif dan mengada-ngada. Tapi kalau cerita saya ini banyak yang percaya bagaimana? Akankah ada yang namanya ajaran baru, bisa saja c4punk dianggap Wali Annunaki dan sebagainya bukan? Sebab secara logika cerita saya masuk akal.
Untuk itu inti dari cerita serat Darmoghandul tergantung dari si pembaca mau percaya atau tidak, ketika dipercaya maka cerita itu akan menjadi bagian sejarah kalau tidak maka cerita itu hanya pepesan kosong.
Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.
"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi :
klik,
klik,
klik, [URL=https://www.S E N S O R/review/show/758138322]klik[/URL],
klik,
klik
Pic : google

