jhonthor501Avatar border
TS
jhonthor501
Ketakutan Dijadikan Pemuas Nafsu Taliban, 5 Perempuan Syiah Tertahan di Luar Bandara

Satu keluarga yang terdiri dari lima perempuan dan satu pria tertahan di luar Bandara Kabul, Afganistan /Daily Mail.

Sebuah keluarga yang terdiri dari lima orang perempuan dan satu orang laki-laki dilaporkan tertahan di luar bandara Kabul, Afganistan.
Satu keluarga tersebut tertahan untuk evakuasi lantaran tidak memiliki paspor ataupun visa.

Menurut keterangan informasi yang diperoleh dari Daily Mail, dilansir terkini.id via Pikiranrakyat pada Sabtu, 21 Agustus 2021, satu keluarga tersebut beretnis Hazara dan merupakan kelompok Syiah yang minoritas di Afganistan.

Adapun satu keluarga tersebut diketahui tinggal di Hazarajat sekitar pegunungan Hindu Kush.
Anak bungsu dari keluarga itu bernama Aaina Sheikh (15 tahun) mengatakan Taliban telah membakar rumah mereka.

"Sampai Minggu lalu, kami hidup bahagia di rumah kami. Kemudian, Taliban datang dan membakarnya rata dengan tanah," tuturnya pilu.

Aaina mengatakan bahwa orang tua mereka menyuruh ikut evakuasi ke luar negeri karena khawatir dengan nyawa mereka, terlebih jika sampai dijadikan pemuas nafsu oleh Taliban.

"Orang tua kami menyuruh kami pergi karena mereka mengkhawatirkan nyawa kami." Pasalnya, ungkap Aaina, orang tua mereka mengatakan bahwa suku Hazara memiliki sejarah kelam dengan Taliban di masa lalu.

"Kami terlalu muda untuk ingat Taliban, tapi orang tua kami mengingatkan jika Taliban banyak membunuh orang-orang Hazara di masa lalu."

Meskipun tidak memiliki paspor, mereka mengharapkan adanya keajaiban agar dapat segera dievakuasi ke luar negeri.

"Kami ingin pergi ke Amerika, kami tidak bisa tinggal di sini dengan aman," pungkasnya.


Taliban Cari Anak Perempuan untuk Dijadikan Budak Seks, Berburu dari Pintu ke Pintu




AFGHANISTAN - Taliban dilaporkan mencari anak perempuan dan wanita dewasa berusia antara 12 hingga 45 tahun untuk dijadikan budak seks. Mereka mencari dari pintu ke pintu.

Sesuai laporan yang diterbitkan di The Sun, perempuan dan anak perempuan termasuk di antara warga Afghanistan yang paling berisiko di bawah rezim Islamis yang baru. Khususnya, ketika kelompok itu memerintah Afghanistan selama tahun 90-an, perempuan dan anak perempuan sering dianiaya dan ditindas di bawah rezim. Eksekusi publik adalah hal biasa selama periode itu.

Dari daftar tuntutan perempuan dan anak perempuan di berbagai daerah hingga memaksa pernikahan pada gadis-gadis muda, laporan tentang kekejaman Taliban menjadi berita utama.

Wanita dan gadis yang belum menikah dan janda antara usia 12 hingga 45 tahun disebut sebagai “qhanimat” atau rampasan perang oleh Taliban. Mereka dilaporkan sedang dibagi di antara anggota kelompok itu.

Namun, para pejabat Taliban telah membantah perbudakan seksual yang dipaksakan dan mengklaim itu bertentangan dengan aturan Islam. Klaim tersebut terungkap meskipun faktanya baru bulan lalu ketika para pejabat Taliban telah menerbitkan pemberitahuan yang memerintahkan para pemimpin lokal untuk memberikan daftar janda dan gadis muda di bawah usia 45 tahun di daerah mereka.

The Sun mengutip seorang warga Afghanistan, Faiz Mohammed Noori, yang keluarganya meninggalkan rumah mereka di Baghlan dan mencari perlindungan di Kabul.

"Kabul juga tidak aman. Jika mereka mengambil alih Kabul, mereka mengambil putri Anda, istri Anda, mereka tidak peduli,” terang Noori kepada NBC.

Menurut Shukria Barakzai, politisi dan jurnalis Afghanistan, kisah-kisah kekejaman Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan sangat mengerikan.

“Mencongkel mata seorang wanita di depan keluarganya yang ketakutan; gadis-gadis berusia 12 tahun direnggut dari pelukan ibu mereka yang menangis untuk menjadi budak seks bagi 'pejuang' Taliban; laki-laki dihukum atau bahkan dibunuh karena 'pelanggaran' sesederhana mendengarkan musik yang 'salah', atau karena berani 'dididik’,” tulisnya di The Daily Mail.

Dia lebih lanjut mengatakan bahwa di beberapa desa, anggota Taliban melakukan pencarian dari pintu ke pintu mencari gadis-gadis muda untuk secara paksa menikahi mereka dan mendorong mereka ke dalam kehidupan budak seks.

"Mereka sangat bertekad sehingga tidak ada perawan yang akan lolos dari cengkeraman mereka sehingga mereka memeriksa laci, lemari pakaian dan bahkan koper di rumah di mana ibu yang putus asa menyangkal bahwa mereka memiliki anak perempuan untuk memastikan mereka mengatakan yang sebenarnya,”lanjutnya.
Sumber 1 2


Semoga badai cepat berlalu emoticon-Berduka (S)
meooong
corobikang
alfidanger
alfidanger dan 7 lainnya memberi reputasi
6
6.4K
90
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan