Presiden Jokowi mengalokasikan pembiayaan investasi untuk klaster infrastruktur senilai Rp 86,4 triliun pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022. Dana tersebut disalurkan dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Layanan Umum (BLU).

Para penerima PMN di 2022 antara lain yaitu PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero), PT Hutama Karya/ HK (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Sarana Multigriya Finansial/SMF (Persero), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia/PII (Persero), dan Perum Perumnas.

Selain melalui PMN kepada BUMN, upaya percepatan pembangunan infrastruktur juga dialokasikan melalui investasi kepada BLU Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dan melalui program FLPP.

Adapun rincian alokasi anggarannya yaitu PMN kepada BUMN sebesar Rp 38,5 triliun, investasi kepada BLU LMAN sebesar Rp 28,8 triliun dan investasi pemerintah untuk FLPP sebesar Rp 9,1 triliun

“Untuk klaster infrastruktur itu Rp 86,4 triliun itu dalam berbagai bentuk PMN baik kepada PLN, Hutama Karya, Adhi Karya, Waskita Karya, Perumnas, maupun untuk PT PPI, SMF, dan LMAN yang merupakan institusi BLU yang mendukung pengadaan tanah untuk PSN,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, Senin (16/8).

Dikutip dari Buku Nota Keuangan 2022, dana PMN tersebut nantinya akan digunakan untuk masing-masing BUMN untuk mempercepat pembangunan proyek-proyek atau penugasan khusus dari pemerintah. Bagi PLN misalnya, PMN ditujukan untuk mendanai pembangunan proyek-proyek ketenagalistrikan berupa proyek transmisi, gardu induk dan distribusi listrik desa, serta untuk mendukung pengembangan 5 destinasi pariwisata super prioritas yaitu Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, dan Likupang.

Sedangkan bagi Hutama Karya, alokasi PMN tahun 2022 akan dimanfaatkan untuk penyelesaian konstruksi ruas-ruas Jalan Tol Trans Sumatera. PMN kepada PT HK pada RAPBN tahun anggaran 2022 akan difokuskan untuk penyelesaian ruas Binjai—Langsa, ruas Indralaya—Muara Enim, ruas Kisaran—Indrapura, ruas Kuala Tanjung—Parapat, ruas Penanjung—Bengkulu, ruas Sigli—Banda Aceh, ruas Pangkalan—Pekanbaru, dan ruas Pekanbaru—Dumai.

Kemudian PMN kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk akan digunakan sebagai porsi investasi bagi beberapa proyek strategis nasional seperti Tol Solo—Yogyakarta—NYIA Kulonprogo, Tol Yogyakarta—Bawen, dan SPAM Karian-Serpong.

PMN kepada PT Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2021—2022 akan digunakan sebagai penguatan permodalan PT Waskita Karya (Persero) Tbk pada 7 (tujuh) proyek sebagai berikut: Tol Kayu Agung—Palembang—Betung, Bogor—Ciawi—Sukabumi, Bekasi—Cawang—Kampung Melayu, Cimanggis—Cibitung, Krian—Legundi—Bunder—Manyar, Pasuruan—Probolinggo, dan Pejagan—Pemalang.

Sementara itu, PMN kepada PT SMF (Persero) ditujukan untuk mendukung program KPR FLPP melalui penyediaan dana jangka panjang/menengah bagi penyalur KPR FLPP dengan target 200.000 rumah MBR.

Sedangkan PMN kepada PT PII (Persero) ditujukan untuk meningkatkan kapasitas usaha untuk memberikan penjaminan proyek-proyek infrastruktur dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur nasional.

Kemudian, Perum Perumnas juga mendapat alokasi PMN yang akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas kinerja perusahaan di dalam melanjutkan program Pemerintah pengadaan “Satu Juta Rumah” bagi MBR. PMN tunai kepada Perum Perumnas akan digunakan untuk penyelesaian unit hunian landed pada Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi, kemudian penyelesaian unit hunian highrise Sukaramai, Mahata Tanjung Barat, dan Mahata Margonda

Terakhir, alokasi investasi kepada BLU LMAN tahun 2022 akan digunakan untuk melanjutkan pendanaan pembebasan lahan proyek-proyek PSN yang masih terus berlangsung, seperti di sektor jalan tol antara lain proyek Tol Yogyakarta – Solo – Kulonprogo, Tol Trans Sumatera, dan Tol Yogyakarta—Bawen.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/...LfP44Bq0j/full