- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer dan Kepolisian
De Javu | 5 Dekade Setelah Evakuasi di Saigon, CH-46 Phrog Melakukannya Lagi di Kabul


TS
si.matamalaikat
De Javu | 5 Dekade Setelah Evakuasi di Saigon, CH-46 Phrog Melakukannya Lagi di Kabul
Setelah ibukota Afghanistan berhasil dikuasai Taliban, ribuan orang mulai meninggalkan negara tersebut, termasuk para warga negara asing. Mereka berbondong-bondong dievakuasi menggunakan pesawat maupun helikopter. Baru-baru ini foto dan video terkait evakuasi di Kabul beredar, salah satunya adalah penampakan dari helikopter CH-46E Sea Knight (Phrog) yang terbang di atas atap Kedutaan Besar Amerika di Kabul minggu ini.
Terbangnya helikopter tersebut membuat beberapa orang teringat dengan kajadian di Saigon, hampir lima puluh tahun yang lalu. Ternyata helikopter dalam foto dan video tersebut pernah terlibat Operasi Frequent Wind, misi untuk mengevakuasi orang Amerika dan lainnya dari Saigon pada akhir konflik di Vietnam pada tahun 1975. Sungguh mengejutkan bahwa, CH-46 masih melakukan misi yang sama hampir setengah abad setelah Saigon jatuh dan bertahun-tahun setelah militer AS secara resmi menghentikan operasional helikopter itu dari layanan.
Salah satu postingan di media sosial mengakatakan bahwa, salah satu dari helikopter yang terlihat terbang di atas Kabul sama dengan helikopter yang terlihat mendarat di dek kapal USS Hancock selama misinya untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang dari Saigon. Dikutip dari TheDrive.com, helikopter yang terbang di Afghanistan diberi kode Bureau Number (BuNo). Kode tersebut tetap dipakai untuk semua pesawat dan helikopter yang dulunya dibeli oleh Angkatan Laut Amerika terlepas dari siapa yang terakhir kali memakainya.
Salah satu helikopter di foto yang beredar terdapat nomor seri 154038, nomor itu cocok dengan CH-46E yang memang diserahkan ke Departemen Luar Negeri yang memakai nomor seri N38TU pada tahun 2012. Angka 38 yang masih dipertahankan mengindikasikan jika pesawat ini dulunya milik Angkatan Laut Amerika.
Mengutip artikel dari TheDrive.com, helikopter yang digunakan di Afghanistan untuk evakuasi warga Amerika tersebut bernama "Phrog" (atau Battle Phrog), julukan ini diberikan oleh Korps Marinir Amerika karena penampilannya yang seperti katak jika dilihat dari depan.Entah atas dasar apa Korps Marinir waktu menggunakan "ph" untuk menyebut ejaannya, dan bukannya "f". Namun, sejatinya helikopter ini punya nama resmi CH-46 Sea Knight.
Konsep desain Phrog muncul pasca Perang Dunia II ketika munculnya persenjataan nuklir, hal itu membuat para perencana perang waspada terhadap kekuatan amfibi yang terkumpul di satu tempat. Untuk melawan hal itu maka platform helikopter dipilih, karena paltform ini bisa bergerak lebih mobile dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal.
Pada perkembangannya, Phrog kemudian menjadi aset penting dalam berbagai konflik di era Perang Dingin. Utilitas utama helikopter berasal dari desain konfigurasi rotor tandem yang dapat menangani beban berat pada kecepatan dan ketinggian yang cukup besar. CH-46 sendiri dapat menampung lima awak dengan tujuh belas penumpang tambahan dan memiliki kapasitas angkut maksimum sekitar 3.200 kg. Kecepatan tertinggi helikopter adalah 267 km/jam.
Desain helikopter ini awalnya dirancang dan diproduksi oleh Vertol, pada perkembangannya perusahaan ini lantas diakusisi oleh Boeing. Pada akhir 1960-an, Korps Marinir, melalui Departemen Angkatan Laut, telah memperoleh lebih dari 400 CH-46 Sea Knight. Peningkatan kapasitas angkut, konfigurasi pintu ramp belakang, dan kecepatan helikopter membuatnya sangat berharga sebagai helikopter pengangkut utilitas, tetapi ukurannya yang besar menimbulkan kerentanan yang signifikan. Lebih dari sepertiga Sea Knight hilang di Vietnam, dengan 109 unit jatuh akibat tembakan musuh.
Digunakan secara luas oleh Korps Marinir pada Perang Vietnam, CH-46 berperan penting pada akhir konflik tahun 1975. Setelah evakuasi dengan pesawat bersayap tetap terhalang oleh tembakan roket dan mortir, helikopter digunakan oleh Marinir untuk mengevakuasi personel Amerika dan pengungsi Vietnam ke kapal-kapal yang ditempatkan di Laut China Selatan.
Pada hari-hari terakhir sebelum jatuhnya Saigon, lebih dari 50.000 orang melarikan diri dari kota melalui udara. Ketika Vietnam Utara memperoleh lebih banyak wilayah, kondisi evakuasi menjadi lebih mengerikan. Sebuah serangan di bandara Vietnam Selatan menyebabkan helikopter perlu terbang hati-hati agar tidak menjadi target sasaran. Ketika logistik menjadi lebih rumit, kekacauan dan kebingungan pun tumbuh.
Selama Operasi Frequent Wind, 71 helikopter CH-46 menerbangkan lebih dari 650 sortie dari Saigon menuju elemen-elemen Armada Ketujuh AS di lepas pantai. Tempo operasional yang tinggi menyebabkan beberapa kecelakaan, dengan CH-46 yang diterbangkan oleh Kapten William Nystul dan Letnan Satu Michael Shea jatuh ke laut saat terbang malam hari, menewaskan kedua orang tersebut.
Masalah lebih rumit terjadi, ketika pilot militer Vietnam Selatan mendaratkan helikopter menuju kapal-kapal induk Amerika dengan harapan mencapai keselamatan. Namun, situasi kacau terjadi di atas kapal induk Angkatan Laut AS ketika pelaut dan Marinir AS yang panik mendorong helikopter Vietnam ke laut dalam upaya untuk memberi ruang bagi pesawat lain yang akan mendarat. Lebih dari 40 helikopter dibuang ke laut selama operasi tersebut.
Total 7.800 orang berhasil diselamatkan oleh Sea Knight menjelang berakhirnya Perang Vietnam. Selain Vietnam, CH-46 juga sudah banyak memainkan peran penting di berbagai konflik seperti di Grenada, Beirut, Irak, Somalia, Haiti, Bosnia, Irak dan tentu saja Afghanistan.
Selama masa pakainya, sebagian besar helikopter ditingkatkan dari varian standar menjadi model CH-46E. Peningkatan ini mencakup penggunaan bilah rotor fiberglass dan badan pesawat yang diperkuat. Selain Korps Marinir, helikopter ini juga digunakan oleh U.S. Navy (Angkatan Laut AS), sementara Boeing Vertol Model 107 versi sipil juga diterbangkan oleh negara-negara lain seperti Jepang, Swedia, Arab Saudi, dan Kanada.
Pada tahun 2016, Korps Marinir AS mulai menghentikan seluruh operasional CH-46E, perannya akan digantikan oleh tilt-rotor MV-22 Osprey. Namun, 17 helikopter CH-46E mendapat kesempatan untuk dipindahkan ke Departemen Luar Negeri pada tahun 2012. Helikopter kemudian ditugaskan ke Biro Urusan Narkotika Internasional dan Penegakan Hukum Departemen Luar Negeri, atau disebut INL (International Narcotics and Law Enforcement Affairs).
Terlepas dari fokus utama Biro pada operasi kontra-narkotika, di INL helikopter ini lebih dikenal sebagai Air Wing, bertanggung jawab untuk melakukan beragam misi guna mendukung diplomat Amerika dan sekutu serta mitra AS di seluruh dunia. Departemen Luar Negeri juga menyimpan inventaris pesawat yang cukup banyak, termasuk pesawat bersayap tetap, helikopter serta drone kecil yang dioperasikan oleh pihak swasta.
Di Afghanistan serta Irak, Air Wing telah mengoperasikan layanan charter formal, yang secara kolektif disebut Embassy Air. Helikopter dan pesawat bersayap tetap yang ditugaskan untuk mendukung misi Embassy Air di kedua negara telah mengangkut personel antara Kedutaan Besar AS di Baghdad dan Kabul dan berbagai tempat lain selama bertahun-tahun.
Saat ditugaskan di Departemen Luar Negeri AS, helikopter dirombak besar-besaran, sehingga helikopter telihat tampak seperti baru. Setelah dirombak, helikopter langsung melakukan berbagai macam operasi yang sangat sibuk di Afghanistan. Misalnya, pada tahun 2017 helikopter menerbangkan total 32.000 penerbangan terjadwal dan 3.500 “misi khusus”. Salah satu misi yang sangat terkenal adalah saat Phrog mengangkut mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo selama kunjungan ke Afghanistan
Dalam beberapa tahun terakhir, CH-46 telah menjadi transportasi utama bagi Departemen Luar Negeri untuk mengangkut personel dari Kedutaan Besar AS menuju bandara dan sebaliknya, hal itu dilakukan terutama karena masalah keamanan. Penggunaan helikopter mahal untuk bepergian jarak dekat sempat menimbulkan kontroversi, terutama karena Departemen Luar Negeri masih bergantung pada kontraktor swasta untuk mengoperasikan helikopter.
Saat berpindah tugas, helikopter ini tidak terlihat dilengkapi dengan senapan mesin M240D yang menjadi standar untuk pertahanan diri. Meski demikian, helikopter diketahui masih memiliki sensor peringatan pendekatan rudal dan dispenser suar untuk mengurangi risiko rudal permukaan-ke-udara yang ditembakkan dari bahu.
Turun dalam suasana konflik untuk mengevakuasi warga AS di Afghanistan, hal itu seolah menjadi "De Javu" bagi Phrog, pasalnya sekitar 40 tahun yang lalu ia juga melakukan hal yang sama di Vietnam. Meskipun keadaan saat ini di Kabul sangat berbeda dari Saigon pada tahun 1975, ada perasaan de javu yang tak terbantahkan dalam operasi tersebut, yang menandai titik terendah dalam kebijakan luar negeri Amerika hampir setengah abad yang lalu.
Sama seperti Afghanistan, Vietnam juga merupakan perang yang tidak bisa dimenangkan, yang akhirnya membuat AS pergi dalam kesusahan setelah pengorbanan banyak darah dan harta. Hampir 50 tahun setelah Saigon jatuh ke tangan militer Vietnam Utara, saat ini Phrog yang sudah tua masih memberikan dukungan untuk misi vital yang sama, yaitu menutup salah satu petualangan panjang Amerika di negeri asing dan membawa sebanyak mungkin orang Amerika dan sekutu ke tempat yang aman. Hebatnya, jenis helikopter yang sama berhasil menciptakan citra ikonik baru bagi Amerika.
Mengingat geografi Afghanistan dan situasi keamanan yang sangat genting di Kabul, masih belum jelas bagaimana cara helikopter tersebut akan meninggalkan Afghanistan, atau justru Phrog tidak akan meninggalkan negara itu sama sekali. Tidak seperti di Vietnam, di Afghanistan tidak ada armada terdekat dalam jarak dekat yang menunggu untuk bisa membawanya. Dengan demikian, perlu pesawat kargo yang besar semisal C-5 Galaxy untuk memindahkannya. Jika tidak memungkinkan untuk dibawa pulang, pilihan alternatifnya adalah Phrog akan dihancurkan di tempat, daripada inventaris helikopter ini nantinya digunakan oleh Taliban. Semoga kelak Phrog akan berhasil keluar hidup-hidup.
Demikian sedikit pembahasan alutsista yang ane sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat. Tetap jaga kesehatan dan sampai jumpa
Terbangnya helikopter tersebut membuat beberapa orang teringat dengan kajadian di Saigon, hampir lima puluh tahun yang lalu. Ternyata helikopter dalam foto dan video tersebut pernah terlibat Operasi Frequent Wind, misi untuk mengevakuasi orang Amerika dan lainnya dari Saigon pada akhir konflik di Vietnam pada tahun 1975. Sungguh mengejutkan bahwa, CH-46 masih melakukan misi yang sama hampir setengah abad setelah Saigon jatuh dan bertahun-tahun setelah militer AS secara resmi menghentikan operasional helikopter itu dari layanan.
Quote:
Salah satu postingan di media sosial mengakatakan bahwa, salah satu dari helikopter yang terlihat terbang di atas Kabul sama dengan helikopter yang terlihat mendarat di dek kapal USS Hancock selama misinya untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang dari Saigon. Dikutip dari TheDrive.com, helikopter yang terbang di Afghanistan diberi kode Bureau Number (BuNo). Kode tersebut tetap dipakai untuk semua pesawat dan helikopter yang dulunya dibeli oleh Angkatan Laut Amerika terlepas dari siapa yang terakhir kali memakainya.
Salah satu helikopter di foto yang beredar terdapat nomor seri 154038, nomor itu cocok dengan CH-46E yang memang diserahkan ke Departemen Luar Negeri yang memakai nomor seri N38TU pada tahun 2012. Angka 38 yang masih dipertahankan mengindikasikan jika pesawat ini dulunya milik Angkatan Laut Amerika.
Quote:
Story of Phrog
Mengutip artikel dari TheDrive.com, helikopter yang digunakan di Afghanistan untuk evakuasi warga Amerika tersebut bernama "Phrog" (atau Battle Phrog), julukan ini diberikan oleh Korps Marinir Amerika karena penampilannya yang seperti katak jika dilihat dari depan.Entah atas dasar apa Korps Marinir waktu menggunakan "ph" untuk menyebut ejaannya, dan bukannya "f". Namun, sejatinya helikopter ini punya nama resmi CH-46 Sea Knight.
Konsep desain Phrog muncul pasca Perang Dunia II ketika munculnya persenjataan nuklir, hal itu membuat para perencana perang waspada terhadap kekuatan amfibi yang terkumpul di satu tempat. Untuk melawan hal itu maka platform helikopter dipilih, karena paltform ini bisa bergerak lebih mobile dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal.
Pada perkembangannya, Phrog kemudian menjadi aset penting dalam berbagai konflik di era Perang Dingin. Utilitas utama helikopter berasal dari desain konfigurasi rotor tandem yang dapat menangani beban berat pada kecepatan dan ketinggian yang cukup besar. CH-46 sendiri dapat menampung lima awak dengan tujuh belas penumpang tambahan dan memiliki kapasitas angkut maksimum sekitar 3.200 kg. Kecepatan tertinggi helikopter adalah 267 km/jam.
Desain helikopter ini awalnya dirancang dan diproduksi oleh Vertol, pada perkembangannya perusahaan ini lantas diakusisi oleh Boeing. Pada akhir 1960-an, Korps Marinir, melalui Departemen Angkatan Laut, telah memperoleh lebih dari 400 CH-46 Sea Knight. Peningkatan kapasitas angkut, konfigurasi pintu ramp belakang, dan kecepatan helikopter membuatnya sangat berharga sebagai helikopter pengangkut utilitas, tetapi ukurannya yang besar menimbulkan kerentanan yang signifikan. Lebih dari sepertiga Sea Knight hilang di Vietnam, dengan 109 unit jatuh akibat tembakan musuh.
Quote:
Digunakan secara luas oleh Korps Marinir pada Perang Vietnam, CH-46 berperan penting pada akhir konflik tahun 1975. Setelah evakuasi dengan pesawat bersayap tetap terhalang oleh tembakan roket dan mortir, helikopter digunakan oleh Marinir untuk mengevakuasi personel Amerika dan pengungsi Vietnam ke kapal-kapal yang ditempatkan di Laut China Selatan.
Pada hari-hari terakhir sebelum jatuhnya Saigon, lebih dari 50.000 orang melarikan diri dari kota melalui udara. Ketika Vietnam Utara memperoleh lebih banyak wilayah, kondisi evakuasi menjadi lebih mengerikan. Sebuah serangan di bandara Vietnam Selatan menyebabkan helikopter perlu terbang hati-hati agar tidak menjadi target sasaran. Ketika logistik menjadi lebih rumit, kekacauan dan kebingungan pun tumbuh.
Selama Operasi Frequent Wind, 71 helikopter CH-46 menerbangkan lebih dari 650 sortie dari Saigon menuju elemen-elemen Armada Ketujuh AS di lepas pantai. Tempo operasional yang tinggi menyebabkan beberapa kecelakaan, dengan CH-46 yang diterbangkan oleh Kapten William Nystul dan Letnan Satu Michael Shea jatuh ke laut saat terbang malam hari, menewaskan kedua orang tersebut.
Masalah lebih rumit terjadi, ketika pilot militer Vietnam Selatan mendaratkan helikopter menuju kapal-kapal induk Amerika dengan harapan mencapai keselamatan. Namun, situasi kacau terjadi di atas kapal induk Angkatan Laut AS ketika pelaut dan Marinir AS yang panik mendorong helikopter Vietnam ke laut dalam upaya untuk memberi ruang bagi pesawat lain yang akan mendarat. Lebih dari 40 helikopter dibuang ke laut selama operasi tersebut.
Total 7.800 orang berhasil diselamatkan oleh Sea Knight menjelang berakhirnya Perang Vietnam. Selain Vietnam, CH-46 juga sudah banyak memainkan peran penting di berbagai konflik seperti di Grenada, Beirut, Irak, Somalia, Haiti, Bosnia, Irak dan tentu saja Afghanistan.
Selama masa pakainya, sebagian besar helikopter ditingkatkan dari varian standar menjadi model CH-46E. Peningkatan ini mencakup penggunaan bilah rotor fiberglass dan badan pesawat yang diperkuat. Selain Korps Marinir, helikopter ini juga digunakan oleh U.S. Navy (Angkatan Laut AS), sementara Boeing Vertol Model 107 versi sipil juga diterbangkan oleh negara-negara lain seperti Jepang, Swedia, Arab Saudi, dan Kanada.
Quote:
Punya Misi Baru di Luar Negeri
Pada tahun 2016, Korps Marinir AS mulai menghentikan seluruh operasional CH-46E, perannya akan digantikan oleh tilt-rotor MV-22 Osprey. Namun, 17 helikopter CH-46E mendapat kesempatan untuk dipindahkan ke Departemen Luar Negeri pada tahun 2012. Helikopter kemudian ditugaskan ke Biro Urusan Narkotika Internasional dan Penegakan Hukum Departemen Luar Negeri, atau disebut INL (International Narcotics and Law Enforcement Affairs).
Terlepas dari fokus utama Biro pada operasi kontra-narkotika, di INL helikopter ini lebih dikenal sebagai Air Wing, bertanggung jawab untuk melakukan beragam misi guna mendukung diplomat Amerika dan sekutu serta mitra AS di seluruh dunia. Departemen Luar Negeri juga menyimpan inventaris pesawat yang cukup banyak, termasuk pesawat bersayap tetap, helikopter serta drone kecil yang dioperasikan oleh pihak swasta.
Di Afghanistan serta Irak, Air Wing telah mengoperasikan layanan charter formal, yang secara kolektif disebut Embassy Air. Helikopter dan pesawat bersayap tetap yang ditugaskan untuk mendukung misi Embassy Air di kedua negara telah mengangkut personel antara Kedutaan Besar AS di Baghdad dan Kabul dan berbagai tempat lain selama bertahun-tahun.
Quote:
Saat ditugaskan di Departemen Luar Negeri AS, helikopter dirombak besar-besaran, sehingga helikopter telihat tampak seperti baru. Setelah dirombak, helikopter langsung melakukan berbagai macam operasi yang sangat sibuk di Afghanistan. Misalnya, pada tahun 2017 helikopter menerbangkan total 32.000 penerbangan terjadwal dan 3.500 “misi khusus”. Salah satu misi yang sangat terkenal adalah saat Phrog mengangkut mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo selama kunjungan ke Afghanistan
Dalam beberapa tahun terakhir, CH-46 telah menjadi transportasi utama bagi Departemen Luar Negeri untuk mengangkut personel dari Kedutaan Besar AS menuju bandara dan sebaliknya, hal itu dilakukan terutama karena masalah keamanan. Penggunaan helikopter mahal untuk bepergian jarak dekat sempat menimbulkan kontroversi, terutama karena Departemen Luar Negeri masih bergantung pada kontraktor swasta untuk mengoperasikan helikopter.
Saat berpindah tugas, helikopter ini tidak terlihat dilengkapi dengan senapan mesin M240D yang menjadi standar untuk pertahanan diri. Meski demikian, helikopter diketahui masih memiliki sensor peringatan pendekatan rudal dan dispenser suar untuk mengurangi risiko rudal permukaan-ke-udara yang ditembakkan dari bahu.
Quote:
De Javu
Turun dalam suasana konflik untuk mengevakuasi warga AS di Afghanistan, hal itu seolah menjadi "De Javu" bagi Phrog, pasalnya sekitar 40 tahun yang lalu ia juga melakukan hal yang sama di Vietnam. Meskipun keadaan saat ini di Kabul sangat berbeda dari Saigon pada tahun 1975, ada perasaan de javu yang tak terbantahkan dalam operasi tersebut, yang menandai titik terendah dalam kebijakan luar negeri Amerika hampir setengah abad yang lalu.
Sama seperti Afghanistan, Vietnam juga merupakan perang yang tidak bisa dimenangkan, yang akhirnya membuat AS pergi dalam kesusahan setelah pengorbanan banyak darah dan harta. Hampir 50 tahun setelah Saigon jatuh ke tangan militer Vietnam Utara, saat ini Phrog yang sudah tua masih memberikan dukungan untuk misi vital yang sama, yaitu menutup salah satu petualangan panjang Amerika di negeri asing dan membawa sebanyak mungkin orang Amerika dan sekutu ke tempat yang aman. Hebatnya, jenis helikopter yang sama berhasil menciptakan citra ikonik baru bagi Amerika.
Mengingat geografi Afghanistan dan situasi keamanan yang sangat genting di Kabul, masih belum jelas bagaimana cara helikopter tersebut akan meninggalkan Afghanistan, atau justru Phrog tidak akan meninggalkan negara itu sama sekali. Tidak seperti di Vietnam, di Afghanistan tidak ada armada terdekat dalam jarak dekat yang menunggu untuk bisa membawanya. Dengan demikian, perlu pesawat kargo yang besar semisal C-5 Galaxy untuk memindahkannya. Jika tidak memungkinkan untuk dibawa pulang, pilihan alternatifnya adalah Phrog akan dihancurkan di tempat, daripada inventaris helikopter ini nantinya digunakan oleh Taliban. Semoga kelak Phrog akan berhasil keluar hidup-hidup.
Quote:
--------
Demikian sedikit pembahasan alutsista yang ane sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat. Tetap jaga kesehatan dan sampai jumpa

Referensi Tulisan: TheDrive.com
Ilustrasi Foto: Google Image, TheDrive.com, Twitter, US Army, US Navy
Ilustrasi Foto: Google Image, TheDrive.com, Twitter, US Army, US Navy
Diubah oleh si.matamalaikat 19-08-2021 22:18






cuxx dan 24 lainnya memberi reputasi
25
7.3K
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan