Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Taliban dan Cina, Dulu Berpaling Muka, Kini Berbagi Senyum, Bertatap Muka
Taliban dan Cina, Dulu Berpaling Muka, Kini Berbagi Senyum, Bertatap Muka dan Saling Menyapa
Agung Nugroho
- 18 Agustus 2021, 17:02 WIB
Taliban dan Cina, Dulu Berpaling Muka, Kini Berbagi Senyum, Bertatap Muka Taliban Berjanji Akan Membangun Kembali Afghanistan Bersama Tiongkok /XINHUA/VIA REUTERS



CIREBONRAYA - Hubungan Taliban dengan Cina memiliki sejarah tersendiri yang unik. Jika dulu berpaling muka, kini sebaliknya, mereka diibaratkan berbagi senyum, bertatap muka dan saling menyapa.
Setelah Taliban memastikan mengambil alih kekuasaan di Afghanistan dan mengendalikan pemerintahan Kabul, Cina merupakan negara yang merasa berbunga-bunga.
Bahkan Cina terlihat sebagai negara yang paling depan mengkampanyekan perdamaian dan inklusifitas pemerintahan bentukan Taliban.

Cina memang tengah dalam posisi mesra dengan kelompok Islam Fundamentalis tersebut setelah kunjungan pimpinan Taliban ke Cina beberapa saat lalu.

Karenanya, saat Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, Cina merasa rencana besarnya membangun kerjasama dengan Taliban, bakal kesampaikan.
Cina juga tampak lebih progresif mewujudkan impiannya membangun kaukus ekonomi internasional melalui Belt and Road yang membentang dari pantai timur sampai ke Samudra Hindia.

Dukungan Cina tampak terlihat saat Taliban memasuki Ibukota Kabul, menduduki Istana Kepresidenan dan menyatakan mengambil alih kekuasaan dari Presiden Ashraf Ghani yang didukung Amerika dan NATO.
Bahkan di medsos Cina, pasukan Taliban yang menguasai Kabul dianalogikan dengan saat Bapak Komunis Cina, Mao Zedong, mengambil alih Beijing di tahun 1949.

Cina mengedepankan diplomasi ekonomi, dengan infrastruktur politik yang moerat dan inklusif, dalam membangun kerjasama dengan Taliban.
Roadshow pimpinan Taliban ke Cina beberapa saat lalu, ditemui langsung oleh Menteri Luar Negerinya, Wang Yi pada akhir Juli 2021 lalu.

Taliban dan Cina sepakay membangun kerjasama ekonomi lebih luas. Sekaligus meminta jaminan atas keamanan, termasuk upaya Cina meredam kelompok separatis di Uighur.
Taliban, melalui perwakilannya, Mullah Abdul Ghani Baradar, menjamin keamanan untuk investasi Cina.
Tak hanya itu, Taliban juga memastikan tidak mengijinkan negaranya menjadi basis aksi teroris radikal muslim Uighur maupu kegiatan yang merugikan Cina.
Kini Cina menjadi negara pertama yang merangkul dan mengakui kemenangan Taliban di Afghanistan, meskipun tetap dengan catatan Taliban harus menyusun pemerintahan yang lebih terbuka inklusif dan damai.

Sikap Cina ini sangat bergantung dari Taliban dalam menyusun skenario transisi kekuasaan di Afghanistan, dan sistem setelah kekuasaan baru didirikan dalam bentuk Emirat Islam Afghanistan (EIA).
Sikap Cina yang mesra dengan Taliban kali ini, berbeda 180 derajat dengan Cina pada saat Taliban pertama kali menguasai Afghanistan di tahun 1996.
Ketika itu Cina memutuskan hubungan diplomatik dan tidak mengakui pemerintahan Taliban yang ultra konservatif, tidak menghormati hak-hak sipil, terutama kaum perempuan.
Bahkan Cina memulangkan seluruh staff diplomatik, menutup kedutaan dan tidak pernah mengakui pemerintahan Afghanistan di bawah Taliban.

Lain dulu, lain sekarang. Kini, Cina justru sangat mendukung Taliban. Bahkan kemenangan Taliban, menjadi bagian perang hagemoni global Cina dengan Amerika.
Secara geopolitik, berkuasanya Taliban, membuat Amerika dan pasukan NATO, makin menjauh dari garis pertahanan negaranya yang berbatasan dengan Afghanistan.***

https://cirebonraya.pikiran-rakyat.c...menyapa?page=3


0
1.1K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan