rnnugrahaAvatar border
TS
rnnugraha
Rindu Era SBY dan Sosok Pengganti Jokowi
Akhir-akhir ini demam rindu melanda banyak rakyat Indonesia. Bukan rindu pada kekasih tapi rindu pada pemimpin negara yang berprestasi, pemimpin yang adil dan bijaksana, yang mengantarkan rakyat Indonesia kemajuan di segala bidang, keamanan kedamaian, makmur dan sejahtera.

Kondisi bangsa Indonesia yang sekarang terpuruk ke titik nadir – sejak rezim berganti pada akhir 2014 lalu hingga sekarang masa paceklik pandemi, membuat rakyat Indonesia teringat kembali masa- masa indah ketika Indonesia dipimpin Presiden SBY.

Memang tidak adil rasanya membandingkan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jokowi belum menuntaskan periode kedua masa jabatannya, masih tersisa tiga tahun - yang bisa saja terjadi kejutan besar di luar dugaan rakyat. Tiga tahun adalah waktu yang lebih dari cukup bagi seorang presiden seperti Jokowi untuk mengubah total kepemimpinannya atau merombak total kabinetnya agar memungkin baginya membalikkan kondisi bangsa dari terpuruk tergerak bangkit, tegak dan melangkah maju.

Terlepas dari sebagian rakyat yang masih menaruh harapan pada Jokowi, kita tidak kuasa mencegah bila mayoritas rakyat berharap pada tokoh lain sebagai pemimpin calon pengganti Presiden Jokowi. Kita juga tidak kuasa membendung meluapnya rasa rindu rakyat pada kepemimpinan sebelum Presiden Jokowi.

Kenangan manis rakyat Indonesia selama sepuluh tahun kepemimpinan Presiden SBY 2004 - 2014 yang kini bergema adalah logis, wajar dan berdasar. Sebaliknya, luapan kekecewaan dan frustasi rakyat pada kepemimpinan Presiden Jokowi yang tumbuh sejak 2015 hingga hari ini juga dapat dimaklumi.

Kita tidak mungkin mencegah atau mengendalikan hati dan pikiran rakyat yang merasakan langsung dampak dari kepemimpinan seorang presiden.

Sekarang ini khususnya pada masa-masa sangat sulit setahun terakhir ini, luapan kerinduan rakyat Indonesia pada kepemimpinan Presiden SBY makin bergema di mana-mana. Rakyat kian menyadari perbedaan kualitas yang besar antara Presiden SBY dan penggantinya.
Prestasi SBY sebagai presiden (2004 – 2014) memang spektakuler. Di sektor ekonomi, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka tertinggi selama era reformasi.
Krisis ekonomi yang melanda dunia tahun 2008 meluluhlantakan perekonomian Amerika Serikat, Eropa dan sebagian besar negara di dunia, namun tidak mampu meruntuhkan ekonomi Indonesia yang menguat secara signifikan sejak dipimpin Presiden SBY.


Kemilau Prestasi SBY
Pada awal pemerintahannya 2004-2006, SBY berhasil memulihkan kedaulatan ekonomi Indonesia yang sejak tahun 1998 di bawah kendali total IMF (International Monetary Fund). Pada 12 Oktober 2006 Presiden SBY melunaskan seluruh utang Indonesia kepada IMF sekaliguskan melepaskan Indonesia dari jeratan LOI (letter of intent) yang memasung kebijakan ekonomi Indonesia selama delapan tahun.
SBY terbukti sukses mengembalikan Republik Indonesia sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat sepenuhnya di sektor ekonomi dan keuangan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada era Presiden SBY tercatat tertinggi di banding era presiden Indonesia yang lain. Selama pemerintahannya (2004-2014) SBY mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata 5,9% per tahun. Disusul era Pak Harto (1966-1998) sebesar rata-rata 5,7%, lalu era Habibie 4,7% (1998-1999), era Gus Dur – Mega (1999-2004) rata-rata 3,6%, era Bung Karno 2,7% (1949-1965).

Kita masih menunggu pertumbuhan ekonomi selama sepuluh tahun pemerintahan Presiden Jokowi.

Di bidang politik dan keamanan, Presiden SBY berhasil mewujudkan keamanan dan ketertiban di tengah-tengah rakyat. SBY mendorong penegakkan hukum dan keadilan bagi semua rakyat Indonesia tanpa kecuali. Kebebasan rakyat berbicara, berekspresi, berserikat dan berkumpul sebagaimana tercantum di konstitusi benar-benar dilindungi dan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Tidak ada rasa takut meneror kehidupan rakyat, bahkan untuk bicara keras atau melontarkan kritik pedas kepada rezim penguasa. Tidak satu pun rakyat ditangkap atau masuk bui karena dituduh menyebarkan hoaks, ujaran kebencian atau provokasi. Rakyat Indonesia benar-benar menikmati hidup bebas dan merdeka layaknya di negara demokrasi. SBY sukses menyelenggarakan pemilu, pilpres dan pilkada dengan aman dan jauh dari keributan.

Sektor kesejahteraan rakyat mencapai puncak di era SBY. Angka kemiskinan penduduk Indonesia terendah dalam sejarah, tingkat melek huruf tertinggi, tingkat pengangguran terendah, utang luar negeri menurun drastis, rakyat hidup sehat, makmur, damai dan bahagia.

Rakyat Rindu Kepemimpinan SBY
Tak ada yang bisa menghadang jika mayoritas rakyat Indonesian merindukan kepemimpinan SBY. Kerinduan itu melanda rakyat jelata dan kalangan atas, buruh dan pengusaha, kalangan profesional dan kelas menengah, para aktivis dan kaum awam, hampir semua kelompok atau elemen masyarakat merindukan kepemimpinan SBY.

“Pandemi Covid tidak akan menjadikan rakyat Indonesia menderita bila terjadi di masa pemerintahan SBY”, kata seorang pakar ekonomi terkemuka pada kesempatan ‘zoom meeting’ bulan Juni 2021 lalu.

Kondisi bangsa Indonesia hari ini yang terpuruk dan terus terpuruk tanpa ada kepastian kapan penderitaan ini akan berakhir, telah mendorong pikiran rakyat melayang mengembara ke masa-masa silam yang menyenangkan.

Satu hal yang pasti, kerinduan rakyat itu akan tetap menjadi kerinduan: SBY tidak mungkin kembali menjadi Presiden Indonesia di masa mendatang. Sebagai tokoh demokrat yang menjunjung tinggi konstitusi, SBY tidak pernah tergoda untuk menjadi presiden untuk ketiga kali meski mayoritas rakyat menghendaki.


Sejak tidak menjabat sebagai presiden, SBY memilih menjadi rakyat biasa, menjadi penonton, pengamat, pemerhati dan sesekali muncul ke publik. Satu hal fokus SBY yang luput dari perhatian publik adalah keseriusannya menyiapkan kader pemimpin bangsa yang mampu mengantarkan bangsa dan negara Indonesia menjadi bangsa dan negara maju, makmur dan sejahtera.

Mayoritas rakyat Indonesia tidak mencermati konsentrasi aktivitas SBY sejak akhir 2014: Mempersiapkan sungguh-sungguh Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon Presiden Indonesia pada Pilpres 2024 mendatang.

SBY Sudah Persiapkan AHY Jadi Presiden
Konstitusi UUD 1945 membatasi masa jabatan presiden maksimal hanya dua periode. Sebagai seorang demokrat sejati, SBY menghormati amanat konstitusi itu dengan cukup dua periode menjadi presiden meski pun tidak sulit bagi SBY bila menjabat presiden tiga periode jika ada ambisinya ke arah itu.

Kerinduan rakyat akan kepemimpinan Presiden SBY akan terpuaskan dengan tampilnya AHY sebagai calon presiden Indonesia pada Pilpres 2024. Bak kata pepatah, “Apel jatuh tak jauh dari pohonnya”, demikian juga halnya dengan AHY: kualitas kepemimpinannya diyakini tidak berbeda jauh dengan kualitas SBY.


Tak dapat dipungkiri, AHY adalah capres yang paling siap untuk maju bertarung pada pilpres 2024 dibanding dengan capres-capres lain.

AHY sejak dini sudah memutuskan mundur dari dinas prajurit TNI, kemudian aktif sebagai politisi Partai Demokrat. AHY bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2017 dan kemudian ditampuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat pada tahun 2020 lalu.

AHY memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki capres lain. Yang paling istimewa adalah keberadaan SBY sebagai ayah sekaligus mentor politiknya. Tidak ada tokoh yang paling mumpuni dalam membina kader untuk menjadi pemimpin bangsa selain dari SBY mantan presiden dua periode yang sukses dan dicintai rakyatnya.

Kekalahan AHY dalam Pilkada DKI 2017 lalu adalah pengalaman sangat berharga dan menjadi bekal bagi AHY untuk bertarung di Pilpres 2024. Seorang pemimpin harus pernah merasakan pahitnya kekalahan, yang memungkinkannya untuk belajar bangkit dan menang.
Banyak pengamat politik menilai AHY makin hari semakin matang, semakin memenuhi kualitas seorang pemimpin besar.

Sebagai ketua umum partai yang baru menjabat, AHY dipaksa bertarung menghadapi Moeldoko dan kelompoknya yang melancarkan kudeta terhadap kepemimpinan AHY. Ujian pertama ini dilalui AHY dengan baik.

AHY berhasil mempertahakan jabatannya selaku Ketua Umum Partai Demokrat. Serangan politik Jenderal Moeldoko dan kelompoknya itu malah dimanfaatkan maksimal oleh AHY untuk konsolidasi internal partai, meraih popularitas dan simpati rakyat, menyingkirkan kader musang berbulu domba, dan menempatkan partai demokrat serta sosok AHY dalam sorotan utama publik Indonesia.


Pilpres 2024 memang masih tiga tahun lagi. Masih cukup lama dalam perspektif awam, namun waktu yang sebentar dalam perspektif politisi. Faktanya, sampai hari ini tidak ada satu pun tokoh politik yang secara sungguh-sungguh dipersiapkan menjadi calon presiden 2024 kecuali Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Dan tidak ada keraguan sedikit pun, SBY adalah tokoh yang paling mumpuni dalam mempersiapkan seorang kader untuk menjadi Presiden Indonesia mendatang.

Sampai hari ini, tidak ada satu pun partai politik yang sudah bulat menyatakan kadernya sebagai capres pada Pilpres 2024 kecuali Partai Demokrat yang dengan tegas dan pasti menjagokan AHY sebagai capres pada pilpres 2024.

Jika AHY benar tampil sebagai capres pada pilpres 2024, maka rakyat Indonesia akan memiliki kesempatan langka: memilih AHY sebagai presiden sekaligus mendapatkan SBY sebagai bonusnya.

Apakah AHY jika terpilih sebagai Presiden Indonesia 2024-2029 akan mampu melebihi atau setidaknya menyamai prestasi SBY? Mari kita lihat saja nanti.



hudazone
bon123456789
amaerna
amaerna dan 10 lainnya memberi reputasi
-9
2.4K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan