- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Memahami Makna “Usai” dari Perspektif Adam


TS
miss.autumn
Memahami Makna “Usai” dari Perspektif Adam

Ku kira dia bodo amat, ternyata dia sakit teramat sangat
Setiap dari kita tentu memiliki perspektif masing-masing. Berbicara perihal makna “usai”, secara harfiah maknanya adalah selesai. Lalu, bagaimana jika mengaitkan konteks usai dalam sebuah hubungan? Dan bagaimana jik memahaminya dari perspektif kaum Adam? Apakah usai dalam konteks ini bermakna benar-benar selesai?
Kaum Adam terkenal dengan sikap tenangnya. Dilihat dari beberapa orang, mereka seolah memandang “usai” sebagai usai dari segalanya, tidak ada lagi balikan atau pun PDKT-an. Lalu, apakah nyatanya memang semudah itu bagi mereka untuk melupakan semua hal yang pernah ada? Tentu tidak semuanya.
Beberapa malam lalu, salah seorang kawan bersedia sharing tentang insightnya perihal “usai” dalam konteks hubungan. Sebut saja Adam, dia adalah salah satu dari sekian banyak manusia yang pernah mengalami gagal dalam hubungan percintaan. Awalnya, saya agak kurang percaya dengan ceritanya yang terkesan melakonis bak kehilangan sesuatu yang tak dapat digantikan. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai paham bahwa lelaki satu itu memang sangat tulus dan jujur akan perasaannya.
Adam bercerita bahwa pasangannya adalah sosok yang sangat perhatian, baik, dan juga jujur. Lebih dari satu setengah tahun menjalin hubungan, kala itu rasa bosan pun perlahan mulai menyapa mereka. Adam pun mengaku bahwa dia merasa bosan, namun dia tetap meyakinkan dirinya untuk stay, karena dia yakin tidak semua wanita dapat berperilaku sebaik pasangannya saat ini. Namun, lambat laun titik kejenuhan itu sulit untuk dihindari hingga salah satu dari mereka memutuskan untuk mencari yang lebih baik. Beberapa kali Adam pernah mendengar cerita dari kawannya bahwa pasangannya terlihat menghabiskan waktu dengan orang lain. Dititik ini, Adam pun mulai goyah kepercayaannya hingga tiba pada suatu saat ia harus menerima beberapa kenyataan pahit.
Nasi sudah menjadi bubur, kekasihnya mengaku telah mencintai lelaki lain di belakang Adam dan dia berniat untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Sebagai seorang laki-laki, tentu Adam bisa saja untuk meledak-ledak, namun disatu sisi ia merasa iba melihat air mata dari perempuan dan juga pengakuan penyesalannya. Adam pun menyerah, dia melepaskan kekasih yang sangat disayanginya untuk menikah dengan orang lain. Malam-malam di kota perantauan ia habiskan untuk menyesali takdirnya. “Andai saja aku bukan mas-mas biasa”, ujarnya.
Seusai pengalaman pahit itu, Adam mengaku sempat mengalami trauma. Dia berubah menjadi heartless, tidak mau ditemui kawan, bahkan takut untuk didekati perempuan. Harapan yang tinggi dihubungan yang baru saja kandas itu jelas sangat mempengaruhi kesehatan mentalnya in case sebelumnya, dia tidak pernah berfikir jika hubungannya akan berakhir seperti ini.
Segalanya memang terasa sulit awalnya, namun dia meyakinkan diri bahwa dia bisa melewati segala masa ini. Adam menghabiskan masa healing dengan menyibukkan diri di hobby fotografi yang digelutinya. Sebenarnya, hal itu sangat worth it. Namun, apakah Adam benar-benar menganggap bahwa “usai” hubungannya adalah “usai” dari segalanya? Tentu tidak. Dari perspektif Adam, usai hanyalah perihal ikhlas, belum sampai ke tahap selesai hingga melupakan.
“Sudah ikhlas, tapi untuk lupa gak akan bisa. Susah lupain kenangannya karena tiap tempat dan waktu ada cerita antara aku sama dia”, jelas Adam. Selain itu, Adam juga menjelaskan bahwa tidak semua laki-laki bisa semudah itu melupakan mantan pasangannya karena masa healing dan cara healing tiap orang berbeda.
Adam adalah salah satu representative yang membuktikan bahwa memandang makna “usai” dari perpisahan bukanlah usai segalanya. Meski usai memang bukan segalanya, tentu setiap dari kita harus ingat bahwa hidup harus berjalan sesuai semestinya, meski selalu lekat dengan penat, meski tak pernah menjauh dari sekat.
“Gak apa-apa, emang seharusnya kita gak usah terlalu berharap sama manusia kan?”, tutup Adam mengakhiri perbincangan singkat malam itu.
Terlepas dari segala yang pernah terjadi pada adam, manusia memang tidak ada yang sempurna bukan? Menjalin hubungan bertahun-tahun tidak akan menjamin kita akan berakhir bahagia dengan orang yang sama. There isn’t something that we can expect from love, except it hurts.
Diubah oleh miss.autumn 17-08-2021 20:52




yunda.me dan tantarareview memberi reputasi
2
788
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan