Sumber



Aku masih duduk sembari menatap dalam- dalam kepulan asap yang membentangi cakrawala. Meresapi tiap nyeri yang berkumandang perihal luka yang ditorehkan oleh cinta. Hingga tanpa kusadari, air mata tumpah ruah membanjiri pipiku tanpa kata-kata.

Ya, saat ini aku memang sedang terluka, terluka karena cinta.
Luka yang membuatku terpuruk dalam lautan duka.

Lantas, haruskah aku terkubur dalam sepi yang kau ciptakan selepas pergimu?

Atau kepura-puraan harus kupajang sebagai topeng pertanda aku baik-baik saja?.

Meski seisi dunia turut menitikan air matanya, namun luka ini akan tetap akan terpatri bahkan mungkin ia akan abadi, sebagai bukti bahwa cinta ini telah kita akhiri dalam balutan nyeri.

Entahlah, setidaknya seluruh gundah itu telah kulampiaskan dalam bentuk aksara.

Agar kelak engkau tahu, bahwa luka yang kau torehkan padaku kala itu akan senantiasa abadi.

Dariku lelaki yang pernah mencintaimu.

Relung Hati
14 Agustus 2021


**********
Perkenalkan, namaku Arif. Aku adalah lelaki berumur lebih dari dua puluhan. Pekerjaan tidak bisa dikata mapan, namun lebih dari cukup untuk sekedar makan dan menyisahkan beberapa lembar ratusan tiap bulan.

Puisi di atas adalah satu dari sekian banyak tulisan yang tercipta dari satu wanita.

Mengapa kutumpahkan dalam bentuk tulisan?mengapa tidak kusimpan rapat-rapat agar ia membusuk di relung hati?. Sederhana, semenyakitkan apapun kisahnya, ia tetaplah sosok yang pernah singgah dan mengisi hari-hariku.

Meskipun kini semua hanya akan menjadi kenangan yang mungkin tidak akan pernah lagi bisa dipersatukan, kecuali Tuhan sendiri yang merubah takdir cinta yang memilukan.

Dan kini aku sedang berusaha tegar, menjalani hariku dengan rasa kehilangan. Sementara ia yang pergi mungkin sudah enggan lagi perduli.



Entah semua itu salah siapa, namun yang jelas ini kisahku yang tercipta dari dia yang pergi menghancurkan segala asa.

Untuk kesekian kalinya, aku lebih memilih menyendiri bersama luka yang sudah kau torehkan.

Ini adalah secuil kisah dari ribuan kenangan yang mungkin akan kutumpahkan dalam beberapa lembar cerita.

Sebagai balasan untuk setiap momen yang selalu kita jaga, meski semua itu tidak lagi menjadi milik kita.

Jangan tanyakan mengapa, karena aku pun tidak tau apa alasanya. Tapi yang jelas, ini adalah tentangmu, tentang kita.

BERSAMBUNG....

Part 2 GALAU

KellerBee
Pamulang 14 Agustus 2021