- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
John Martin Scripps, Si Turis Sadis dari Inggris


TS
diaz420
John Martin Scripps, Si Turis Sadis dari Inggris
Quote:

John Martin Scripps adalah seorang pembunuh berantai yang lahir di Letchworth, Hertfordshire, Inggris pada 9 Desember 1959. Dia adalah putra pasangan Leonard & Jean Scripps. Ayahnya adalah seorang supir truk, sementara sang Ibu adalah seorang pramusaji di sebuah bar. John sejak kecil sangat dekat dengan sang Ayah, namun pada tahun 1968, Leonard Scripps meninggal dunia akibat bunuh diri. Hal tersebut membuat John sangat terpuruk. Bahkan saking terpuruknya, pada saat Ia berusia 15 tahun, John memutuskan untuk putus sekolah. Meski begitu, John bisa mencari uangnya sendiri dengan menjual barang-barang antik dan menawarkan jasa dirinya, entah itu jadi kuli, pembantu, dan lain-lain.
Akan tetapi pada Mei 1974, John harus merasakan dinginnya sel tahanan untuk pertama kalinya setelah terbukti melakukan aksi pencurian. Ia diberi hukuman 1 tahun penjara dan denda sebesar 10 Poundsterling. Ane kurang tau nilai kurs Poundsterling ke Rupiah pada tahun 1974 berapa, tapi kalau semisal kita pakai kurs yang sekarang, (1 Poundsterling = Rp 20.000) John harus bayar denda sebesar Rp 200.000. Eh, bukannya tobat...si John malah keenakan jadi maling. Ia balik lagi ke penjara pada Agustus 1976 dan keluar-masuk ke sana sebanyak 3 kali dalam waktu yang cukup dekat. Abis jadi maling, si John kelakuannya makin parah. Pada Juni 1978, John harus dipenjara lagi, tapi bukan karena kasus pencurian, melainkan pelecehan seksual. Gak cuma dipenjara, John harus bayar denda sebesar 40 Poundsterling (Rp 800.000 kalau pake kurs sekarang).
Pada tahun 1980, ketika John jalan-jalan ke Meksiko, Ia bertemu dengan seorang wanita yang memikat hatinya. Dia bernama Maria Pilar Arellanos, seorang wanita asal kota Cancún. Mereka pun menikah dan sayangnya pernikahan mereka mulai goyah pada tahun 1982 akibat sifat John yang bisa dibilang seorang kriminal akut. Ia balik lagi jadi maling dan ditangkap lagi selama 3 tahun berturut-turut. Di bulan Juni 1985, John dilaporkan kabur dari penjara hanya demi menemui sang istri. Sayangnya, Maria yang sudah gak kuat sama John milih untuk melayangkan talak tiga kepada John. John yang sekarang jadi duda, makin parah aksi kriminalnya. Salah satunya adalah dengan melakukan balas dendam terhadap suami barunya Maria (mantan istrinya John) yang bernama Ken Cold, seorang anggota kepolisian Inggris. Apa yang John lakukan pada Ken? Jawabannya adalah mencuri barang-barangnya Ken. Namanya orang emosi, akal sehatnya pasti nggak jalan. Kira-kira itulah kalimat yang pas buat mendeskripsikan sosok John Martin Scripps saat membalas perbuatan Ken Cold. Tolol juga ya macem-macem sama Polisi?
Singkat waktu pada tahun 1987, John dibebaskan dari penjara dan memutuskan untuk mengganti namanya menjadi John Martin (bukan nama artis ya?). Lagi-lagi John masih belum kapok dengan semua tindak kriminal yang Ia perbuat. Bahkan, aksinya kini semakin parah saja. John kini mulai bergabung dengan sindikat penjualan narkoba. Untuk pasarnya sendiri, John kerap menjual barang haram tersebut di kawasan Eropa dan Asia. Ia berpura-pura sebagai turis di negara tempat para konsumennya berada, padahal Ia menjadi "turis" punya maksud untuk dagang narkoba. Sepandai-pandainya Tupai melompat akhirnya jatuh juga, sepandai-pandainya John menutupi kedoknya sebagai penjual narkoba tingkat Internasional, akhirnya ketangkep juga. John tertangkap saat dirinya berada di Bandara Heathrow, London, karena Ia kedapatan membawa narkoba saat diperiksa oleh petugas. Saat ditangkap, Polisi menemukan sebuah kunci yang rupanya adalah kunci untuk membuka sebuah brankas pribadi miliknya yang disimpan di Orchard, Singapura. Pihak berwenang Inggris pun menghubungi pihak berwenang Singapura untuk membongkar brankas tersebut. Dan ternyata, di dalamnya ada 1,5 kilogram heroin yang harganya ditaksir mencapai 1 juta US Dollar (kurs pada saat itu). Atas perbuatannya, John dijatuhi hukuman 7 tahun penjara, terhitung sejak Januari 1988. Eh tapi...lagi-lagi John berusaha kabur dari penjara. Beruntung, Polisi berhasil menangkap kembali si John. Baru saja John menjalani tahun keempat masa tahanannya pada 1992, hakim secara resmi menambahkan masa tahanannya John selama 6 tahun lagi.
Pada tahun yang sama (1992), John belajar bagaimana caranya untuk menjadi seorang tukang potong daging. Ia mempelajari itu saat dirinya masih di sel tahanan. Tapi, ilmu tersebut menjadi dasar bagi John untuk memulai aksi tersadisnya kelak. Jujur, Ane bosen nyeritain soal si John yang sering kabur di penjara. Giliran di penjara ogah, tapi kalo dibiarin malah ngelunjak ini orang. John sempat kabur lagi dari penjara pada 20 Agustus 1993, Ia pun ditangkap lagi dan kabur lagi pada Oktober 1994. Saking seringnya keluar masuk penjara, Ibunya John sampai rela menjual semua perabotan rumahnya hanya demi membayar denda. Sudah 7 tahun sejak John pertama kali divonis masuk penjara pada 1988, kini tersisa 6 tahun masa kurungan lagi yang harus John ambil. Sebelum memulai ronde kedua dari masa tahanannya, John sempat dibebaskan terlebih dahulu. Akan tetapi, itu adalah kesalahan yang sangat-sangat fatal dari pihak yang berwenang. Pasalnya, John dibantu sang Ibu mengganti identitasnya menjadi Simon James Davisdan kabur ke Singapura pada 8 Maret 1995.
Sesampainya John Martin Scripps alias Simon James Davis di Singapura, langsung melancarkan aksi sadisnya. Pertama-tama Ia bertemu dengan seorang ahli kimia asal Johannesburg, Afrika Selatan bernama Gerard Lowe. John a.k.a Simon menghampiri Gerard saat mereka berada di Bandara Changi Singapura dan menawarkan tempat akomodasi untuknya. Gerard pun iya-iya aja tanpa rasa curiga sama sekali. Mereka berdua pun check in di Hotel River View. Itu kejadiannya pas tanggal 8 Maret 1995, pada tanggal 11 Maret 1995 John check out dari hotel dan minta namanya Gerard dihapus dari daftar tamu. John "kesal" terhadap Gerard yang "katanya" seorang Gay, padahal mah itu cuma akal-akalan si John biar aksi sadisnya gak ketahuan. John langsung cabut dari Singapura ke Thailand pada hari yang sama.

Hotel River View, tempat dimana John Martin Scripps membunuh Gerard Lowe
Sesampainya di Thailand, John ketemu sama 2 mangsa barunya yang merupakan pasangan Ibu dan Anak bernama Sheila & Darin Damude yang merupakan warga negara Kanada. Seperti biasa, John kenalan dulu sama calon korbannya, diajakin nginep di hotel yang sama, terus Ibu & Anak itu dibunuh, si John cabut dengan alibi keluarga Damude udah cabut alias check out hotel duluan sementara si John yang nalangin biayanya dan terakhir cabut begitu aja. Ane kurang tau banyak soal dunia perhotelan, tapi ada gak sih orang yang nginep di hotel terus tanpa sepengetahuan resepsionis tiba-tiba udah check out gitu aja? Coba sharing infonya di kolom komentar.
Hal tersebut tentu saja menimbulkan kecurigaan hingga upaya penelusuran pun dilakukan. Pada 13 Maret 1995, ditemukan sebuah potongan kaki dan tubuh manusia tanpa identitas di kawasan Pelabuhan Clifford, dekat Marina Bay, Singapura. Potongan tubuh tersebut ditemukan terapung di air dan terbungkus kantong plastik. Pihak kepolisian pun melakukan investigasi, tak lama kemudian, istri dari Gerard Lowe menghubungi pihak berwenang Singapura untuk menanyakan kabar suaminya yang sudah lama putus kontak. Singkat waktu potongan tubuh tadi diotopsi dan diperiksa, hingga didapatlah kesimpulan bahwa potongan tubuh tersebut adalah potongan tubuhnya Gerard Lowe. Lalu pada 19 Maret 1995, di hari yang sama dengan perginya John Martin dari Thailand, ditemukan sebuah kerangka manusia di sekitaran tambang timah di distrik Kathu, Thailand. Kepolisian Thailand melakukan penyelidikan dan ditemukanlah beberapa potongan tubuh di Jalan Bahn Nai Trang, sekitar 9,7 KM (6 mil) dari tambang tadi. Menggunakan catatan dental dan forensik, Kepolisian Thailand berhasil mengidentifikasi kalau kerangka dan potongan tubuh yang mereka temukan adalah milik Sheila dan Darin Damude.
Masih di tanggal 19 Maret 1995, pada saat John hendak bertolak dari Bandara Changi Singapura, pihak berwenang yang sudah mengincar John langsung meringkus pria asal Negeri Ratu Elizabeth itu. Polisi berhasil menemukan sebuah palu, alat kejut listrik, semprotan aerosol, 6 buah borgol (4 seukuran pergelangan tangan, 2 seukuran jempol atau bahasa Inggrisnya "Thumbcuff") dan paspor milik Gerard Lowe dan keluarga Damude. John langsung disidang GPL (Gak Pake Lama) oleh pihak berwenang Singapura. Dalam persidangannya, John buka-bukaan soal tutorial membunuh orang ala dirinya. John awalnya membuat korbannya tak sadarkan diri dengan cara disetrum, terus Ia pukul korbannya dengan palu sampai korban tewas, lalu Ia cincang tubuh korbannya dengan teknik memotong daging yang Ia pelajari saat masih di dalam sel tahanan dulu, terus dibuang jasadnya sembarangan kayak sampah dan berakhir di penjara lagi untuk terakhir kalinya. Ya, perjalanan kriminal si turis sadis dari Inggris harus berakhir dengan hukuman mati. John mendapatkan vonis tersebut sesuai dengan keputusan hakim pada tanggal 7 November 1995 dengan cara digantung.
Selagi menunggu hari terakhirnya, John sempat diinterogasi oleh Kepolisian Metropolitan London karena diduga melakukan pembunuhan terhadap 2 orang yang bernama Timothy MacDowall & William Shackel. John mengaku kalau dirinya mengenal MacDowall dan berencana untuk berlibur ke Belize bersamanya dan Maria (mantan istrinya John). Namun hal tersebut tidak terealisasi karena...ya...taulah si John kayak gimana orangnya. Menurut keterangan Polisi, MacDowall hilang saat dirinya berlibur ke Belize sendirian pada awal tahun 1995, saat ditelusuri ditemukan catatan mutasi dari rekeningnya MacDowall dimana dirinya mengirim uang sebesar £21.000 ke rekeningnya John. Soal itu John gak tau apa-apa sama sekali dan Ia pun menolak untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Itu tadi soal MacDowall, kalo kasusnya Shackel, Dia dikabarkan hilang di kota Cancún, Meksiko, tempat kelahiran mantan istrinya John, yaitu Maria. John dicurigai terlibat dalam kasus tersebut usai Shackel membayar sebuah cek seharga £4.000. Tidak diketahui untuk apa Shackel mengeluarkan cek dengan nilai sebesar itu, tapi yang pasti Polisi sempat mengidentifikasi keberadaan John di kota Cancún di hari yang sama dengan hilangnya Shackel. Namun John tetap tidak tahu menahu soal itu. BTW, interogasi ini dilakukan di Singapura, yang berarti pihak Kepolisian Metropolitan London yang datang ke sana cuma untuk minta keterangan doang.
Abis diinterogasi sama Polisi Inggris, John lagi-lagi diinterogasi lagi oleh Kepolisian San Francisco. Ia menjadi buronan Polisi karena diduga telah membunuh seorang PSK bernama Tom Wenger pada 28 Maret 1994. John dikira pembunuh sama Polisi gara-gara ilustrasi pelaku yang mirip sama Dia, padahal pas tanggal segitu John masih dipenjara di Inggris. Jasad Tom ditemukan di dalam sebuah tempat sampah di sekitaran Jalan Polk, Gang Myrtle, San Francisco. Tom baru kabur dari penjara pada Oktober 1994.
John sempet mengajukan banding kepada hakim pada 15 November 1995 buat meringankan hukumannya, namun sampai tanggal 4 Januari 1996, pengajuan bandingnya itu tidak pernah diurus lagi. Baik dari pihak keluarga maupun pemerintah Inggris tidak ada yang merasa keberatan soal hukuman mati yang dijatuhkan kepada John. Bersamaan dengan itu, John Martin Scripps menjadi orang Inggris pertama yang dieksekusi mati oleh Singapura pasca kemerdekaan Singapura dari jajahan Inggris pada 1959. John menjalani eksekusi hukumannya pada 19 April 1996 di Lapas Changi Singapura. Gak cuma John, ada 2 tersangka penjualan narkoba yang sama-sama dieksekusi mati pada hari itu juga. Dan begitulah akhir kisah dari si turis sadis dari Inggris, John Martin Scripps.
Source : John Martin Scripps






eyefirst2 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
6.9K
Kutip
39
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan