- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Alarm Bahaya Jakarta Tenggelam 10 Tahun ke Depan Berbunyi Lagi


TS
wismanganmasuda
Alarm Bahaya Jakarta Tenggelam 10 Tahun ke Depan Berbunyi Lagi
Jakarta, IDN Times - Narasi tentang Jakarta yang akan tenggelam kembali terdengar, bukan dari gubernur, wakil rakyat atau masyarakatnya. Jakarta tenggelam kembali jadi buah bibir usai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyinggung Indonesia yang akan memindahkan Ibu kotanya karena tenggelam.
Tak menutup mata, penurunan permukaan tanah (subsidence) akibat akses air tanah di Jakarta memang membawa posisi Jakarta terhadap laut makin rendah.
Joe Biden menyinggung kemungkinan 10 tahun lagi Jakarta akan tenggelam karena naiknya permukaan air laut. Dilansir dari situs resmi Gedung Putih, Biden mengatakan ancaman terbesar yang dihadapi Departemen Pertahanan AS adalah perubahan iklim.
"Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" kata Biden dalam pidatonya.
Alarm bahaya itu bukannya dibunyikan oleh pemimpin Jakarta, namun lewat pejabat publik negara asing yang jauh dari mata.
1. NASA kembali ungkit potensi Jakarta tenggelam

Salah satu saksi tenggelamnya Jakarta perlahan adalah Masjid Waladuna atau Masjid tenggelam Muara Baru, Jakarta Utara. Dilihat dari Google Street View, kondisi masjid ini sudah terendam oleh air dan tak lagi bisa digunakan untuk beribadah. Tercatat, masjid ini sudah terendam sejak tahun 2000.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru-baru ini juga merilis artikel tentang potensi tenggelamnya Jakarta. Pengambilan air tanah yang masif jadi salah satu alasannya. NASA pun menunjukkan perbandingan foto satelit di Jakarta pada 1990 dan 2020.
"Dalam beberapa dekade terakhir, masalah banjir semakin memburuk, sebagian didorong oleh pemompaan air tanah secara luas yang menyebabkan tanah tenggelam, atau surut, dengan kecepatan tinggi. Menurut beberapa perkiraan, sebanyak 40 persen kota sekarang berada di bawah permukaan laut," kata penulis dari NASA, Adam Voiland.
2. Kota Tua bakal tenggelam, menyebar hingga pesisir Banten
Riset dari lembaga non-profit independen yang fokus pada perubahan iklim, Climate Central, juga menggambarkan peta interaktif bagaimana Jakarta tenggelam dari masa ke masa akibat efek kenaikan permukaan laut.
Peta dapat diakses lewat kanal coastal.climatecentral.org/map. Saat diarahkan untuk melihat kondisi Jakarta pada 2030, situs ini akan menampilkan kondisi area Jakarta yang akan tenggelam, yang ditandai dengan warna merah
Sebagian Jakarta hingga mendekati wilayah garis pesisir Banten juga terdampak imbasnya dan berubah warna menjadi merah. Wilayah Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat rata-rata diperkirakan tenggelam pada 2030. Seluruh kawasan Kota Tua, Ancol hingga Monumen Nasional juga terdampak.
3. Proses Jakarta tenggelam terjadi karena sejumlah hal

Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Gatot Irianto dalam tulisannya pada 2003 yang dikutip dari situs Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, menjelaskan proses Jakarta tenggelam terjadi karena banyak hal.
Mulai dari, kegiatan pembangunan di Jakarta maupun kawasan hulu seperti Bogor yang cenderung meningkatkan volume dan mepercepat akumulasi aliran permukaan (run off) di Jakarta. Kemudian, pembangunan vila dan rumah di kawasan Puncak yang menutup sebagian besar tanah dengan aspal.
"Demikian pula pengurukan alur-alur sungai di Jakarta untuk keperluan pemukiman (pembangunan perumahan Pantai Indah Kapuk), pembangunan sarana transportasi jalan tol ke Bandara Soekarno-Hatta merupakan bukti, secara kolektif dan sadar kita sedang menenggelamkan Jakarta," tulis Gatot.
4. Tiga penyebab Jakarta tenggelam menurut WALHI
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) DKI Tubagus Soleh Ahmadi menjabarkan setidaknya tiga penyebab Jakarta tenggelam, mulai dari turunnya permukaan tanah atau ambles, perubahan iklim global dan laju kerusakan lingkungan hidup.
Pengambilan air tanah yang masif memang jadi dampak yang signifikan menurut Tubagus, kondisi ini diperparah dengan luasan ruang terbuka hijau di Jakarta yang makin minim karena gedung makin banyak.
"Kalau dampaknya signifikan, kalau persennya kita belum tahu," kata Tubagus saat dihubungi IDN Times, Senin (26/7/2021).
https://www.idntimes.com/news/indone...erbunyi-lagi/4
Tak menutup mata, penurunan permukaan tanah (subsidence) akibat akses air tanah di Jakarta memang membawa posisi Jakarta terhadap laut makin rendah.
Joe Biden menyinggung kemungkinan 10 tahun lagi Jakarta akan tenggelam karena naiknya permukaan air laut. Dilansir dari situs resmi Gedung Putih, Biden mengatakan ancaman terbesar yang dihadapi Departemen Pertahanan AS adalah perubahan iklim.
"Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" kata Biden dalam pidatonya.
Alarm bahaya itu bukannya dibunyikan oleh pemimpin Jakarta, namun lewat pejabat publik negara asing yang jauh dari mata.
1. NASA kembali ungkit potensi Jakarta tenggelam

Salah satu saksi tenggelamnya Jakarta perlahan adalah Masjid Waladuna atau Masjid tenggelam Muara Baru, Jakarta Utara. Dilihat dari Google Street View, kondisi masjid ini sudah terendam oleh air dan tak lagi bisa digunakan untuk beribadah. Tercatat, masjid ini sudah terendam sejak tahun 2000.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru-baru ini juga merilis artikel tentang potensi tenggelamnya Jakarta. Pengambilan air tanah yang masif jadi salah satu alasannya. NASA pun menunjukkan perbandingan foto satelit di Jakarta pada 1990 dan 2020.
"Dalam beberapa dekade terakhir, masalah banjir semakin memburuk, sebagian didorong oleh pemompaan air tanah secara luas yang menyebabkan tanah tenggelam, atau surut, dengan kecepatan tinggi. Menurut beberapa perkiraan, sebanyak 40 persen kota sekarang berada di bawah permukaan laut," kata penulis dari NASA, Adam Voiland.
2. Kota Tua bakal tenggelam, menyebar hingga pesisir Banten
Riset dari lembaga non-profit independen yang fokus pada perubahan iklim, Climate Central, juga menggambarkan peta interaktif bagaimana Jakarta tenggelam dari masa ke masa akibat efek kenaikan permukaan laut.
Peta dapat diakses lewat kanal coastal.climatecentral.org/map. Saat diarahkan untuk melihat kondisi Jakarta pada 2030, situs ini akan menampilkan kondisi area Jakarta yang akan tenggelam, yang ditandai dengan warna merah
Sebagian Jakarta hingga mendekati wilayah garis pesisir Banten juga terdampak imbasnya dan berubah warna menjadi merah. Wilayah Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat rata-rata diperkirakan tenggelam pada 2030. Seluruh kawasan Kota Tua, Ancol hingga Monumen Nasional juga terdampak.
3. Proses Jakarta tenggelam terjadi karena sejumlah hal

Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Gatot Irianto dalam tulisannya pada 2003 yang dikutip dari situs Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, menjelaskan proses Jakarta tenggelam terjadi karena banyak hal.
Mulai dari, kegiatan pembangunan di Jakarta maupun kawasan hulu seperti Bogor yang cenderung meningkatkan volume dan mepercepat akumulasi aliran permukaan (run off) di Jakarta. Kemudian, pembangunan vila dan rumah di kawasan Puncak yang menutup sebagian besar tanah dengan aspal.
"Demikian pula pengurukan alur-alur sungai di Jakarta untuk keperluan pemukiman (pembangunan perumahan Pantai Indah Kapuk), pembangunan sarana transportasi jalan tol ke Bandara Soekarno-Hatta merupakan bukti, secara kolektif dan sadar kita sedang menenggelamkan Jakarta," tulis Gatot.
4. Tiga penyebab Jakarta tenggelam menurut WALHI
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) DKI Tubagus Soleh Ahmadi menjabarkan setidaknya tiga penyebab Jakarta tenggelam, mulai dari turunnya permukaan tanah atau ambles, perubahan iklim global dan laju kerusakan lingkungan hidup.
Pengambilan air tanah yang masif memang jadi dampak yang signifikan menurut Tubagus, kondisi ini diperparah dengan luasan ruang terbuka hijau di Jakarta yang makin minim karena gedung makin banyak.
"Kalau dampaknya signifikan, kalau persennya kita belum tahu," kata Tubagus saat dihubungi IDN Times, Senin (26/7/2021).
https://www.idntimes.com/news/indone...erbunyi-lagi/4


samsol... memberi reputasi
1
1.1K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan