- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
CALON TUMBAL


TS
holspec123
CALON TUMBAL
"Kamu dapat tawaran kerja di sana dari siapa, coba dari awal di ingat lagi masih ada yang aneh-aneh nggak selama 2minggu disana? Tanyaku lagi.
Aku merasa informasinya kurang makanya aku terus berusaha mengorek lagi ingatan dia.
"Aku di tawarin emak awalnya, mau gak ikut sama mang aling, ya udah aku mau aja. Kata mang aling sebelumnya ada 2 orang yang ikut kerja sama dia umurnya gak jauh sama aku terus mereka izin pulang tapi gak ada yang balik lagi. Rumahnya gede banget teh, kaya raya orangnya, sudah hampir selesai tuh rumah tapi belum di tempatin"jelasnya panjang lebar.
"Mang aling pernah nyuruh kamu untuk tidur di kamar itu, sedangkan dia sendiri menolak keras tidur disana, pasti dia tahu sesuatu" gumamku.
"Dia nanya, gimana rasanya tidur di kamar itu, ngomong gitu sambil tersenyum." Lanjutnya.
"Ya sudah gini aja, nanti selepas magrib anter teteh ke rumah teh ade, sekalian ke mang ali"ucapku.
"Mau ngapain?" Tanyanya.
"Nganterim sembako pesenan dia sekalian ngobrol sama mang ali" jawabku.
"Ya sudah kalau gitu aku main dulu nanti sore balik" ucapnya sambil berlalu.
Yang mengikuti kisahku dari awal tentunya tahu siapa mang ali, kebetulan istri mang ali bernama teh ade ini teman dekat aku di pabrik.
Selepas magrib kami berempat pergi menggunakan motor ke rumah mang ali, iya berempat karna kedua anakku tidak mau di tinggal di rumah.
"Asalamualaikum!" Teriakku dari teras rumah.
"Waalaikumsalam, eh sini in masuk, masuk" ucap teh ade dari dalam rumah.
"Di tungguin dari siang baru nongol sekarang"lanjutnya.
"Iya sekalian ada perlu sama mamang, ada di rumah gak?" Tanyaku.
"Ada di kamar baru selesai solat, pak nih ponakanmu datang!" Teriak teh ade sambil mengecek barang pesenannya.
"Weeeh ada apa, tumben rame-rame" ucapnya sambil duduk di kursi di sebrang kami.
"Ini loh mang aku nganterin pesenan si teteh sekalian aku mau nanya ini keponakanku, kayaknya ada sesuatu deh" ucapku memulai obrolan.
"Sesuatu apaan sih, gak usah muter-muter kayak ke siapa aja" ucap mang ali mulai serius.
"Gini, anang kan kerja di kota baru 2minggu, masa matanya langsung ke begitu cekung, terus yang bikin aku kepikiran dia mimpi rebutan nyembelih ayam hitam, hayam camani mungkin mang"jawabku serius juga.
"Kerja di mana?" tanya mamang ke anang.
"Di kulon mang"jawabnya (kulon/barat).
Mang ali mulai memejamkan matanya, teh ade menutup pintu, kami terdiam hening.
Tiba-tiba.
"Hiiiiihiiii hiiihiiiii" mang ali cekikikan dengan tangan yang seolah-olah memainkan rambut yang panjang.
"Tanya in" ucap teh ade.
"Kamu siapa?" tanyaku.
Sosok dalam tubuh mang ali tidak menjawab, hanya tertawa cekikikan sambil menggoyang goyangkan badannya.
"Dari mana?" Tanyaku lagi.
Dia menunjuk ke arah barat.
Lalu sosok itu seperti ketakutan setelah melihat ke arah belakang.
Tiba-tiba.
Bruggg!
Badan mang ali terjatuh, tengkurap di atas lantai lalu kemudian mulai melata meliuk-liuk menggapai kaki anang, anang ke kanan dia melata ke kanan, anang ke kiri, dia ikut meliuk-liuk ke kiri. dia berusaha menggapai kaki anang.
Aku duduk di lantai, dan lanjut bertanya.
"Kamu siapa?" tanyaku.
"Anak" jawabnya dengan suara serak dan berat.
"Anak, anak siapa?" tanyaku heran.
"Anak siluman, hiihii hiihii aku anak siluman" jawabnya setengah menggeram.
"Siluman ular iya heuh?!" tanyaku dengan nada merendahkan.
"Dari mana asalmu?" Lanjutku.
Dia menunjuk ke arah selatan sambil bergumam "kidul, kidul". (Kidul/selatan).
Aku gak ngerti, awalnya aku pikir dia berasal dari jalan kereta atau dari rumah mbakku yang letaknya memang di selatan rumahku.
"Dari rumah mbak ya?"tanyaku.
Dia menggeleng.
"Dari jalan kereta ya?" tebakku.
Dia menggeleng.
"Dari mana sih?!" Aku mulai geregetan.
"Sagara kidul"jawabnya lirih. (Sagara kidul/laut selatan)
Aku kaget dan bertanya dengan nada sedikit keras," Sagara kidul, ngapain siluman ular dari laut selatan mengikuti keponakanku!?"
"Hiiiihiii grrrss hosssss,dia jatahku "jawabnya.
Aku pun mulai bisa mencerna keadaan, mulai bisa berpikir dan mengambil benang merahnya.
aku melihat ke arah anang yang duduk bersama kedua anakku, mereka ketakutan, sedangkan aku dan teh ade duduk berhadapan dengan mang ali yang masih meliuk-liuk di lantai, sedangkan anak teh ade menjaga di pintu yang di tutup takut-takut kedengeran tetangga kalau di sini sedang ada mediumisasi.
"Apakah kamu mengikuti keponakanku dari rumah yang ada di kota itu?"tanya teh ade.
Dia mengangguk "anak itu adalah jatahku, dia di persembahkan untuk kami" ucapnya sambil melata berusaha menggapai kaki anang.
"Anak itu hanya kerja, kalau tuanmu memberi uang atau makanan ya wajar karna dia bekerja bukan menikmati hartamu dengan percuma, sekarang kamu pergi dan silahkan cari orang lain untuk calon tumbalmu" ucapku panjang lebar.
"Grrrrrr hrrhoosss ,, tidak dia akan tetap kami bawa karna dia milik kami" lirihnya.
"Pergi, sana pergi enak aja mau ambil anak orang sembarangan pergi sana!"bentak teh ade.
Tak lama mang ali pun tersadar.
"Teh mungkin yang pertama masuk itu kunti yang ada di pojokan tangga yang dulu aku dengar suara ketawanya"kata anang.
"Iya mungkin saja nang, buktinya dia ketakutan ketika sosok siluman ular masuk, mungkin karna dia sudah kenal"ucapku.
Bersambung.
Singapore, 30july 2021.
Aku merasa informasinya kurang makanya aku terus berusaha mengorek lagi ingatan dia.
"Aku di tawarin emak awalnya, mau gak ikut sama mang aling, ya udah aku mau aja. Kata mang aling sebelumnya ada 2 orang yang ikut kerja sama dia umurnya gak jauh sama aku terus mereka izin pulang tapi gak ada yang balik lagi. Rumahnya gede banget teh, kaya raya orangnya, sudah hampir selesai tuh rumah tapi belum di tempatin"jelasnya panjang lebar.
"Mang aling pernah nyuruh kamu untuk tidur di kamar itu, sedangkan dia sendiri menolak keras tidur disana, pasti dia tahu sesuatu" gumamku.
"Dia nanya, gimana rasanya tidur di kamar itu, ngomong gitu sambil tersenyum." Lanjutnya.
"Ya sudah gini aja, nanti selepas magrib anter teteh ke rumah teh ade, sekalian ke mang ali"ucapku.
"Mau ngapain?" Tanyanya.
"Nganterim sembako pesenan dia sekalian ngobrol sama mang ali" jawabku.
"Ya sudah kalau gitu aku main dulu nanti sore balik" ucapnya sambil berlalu.
Yang mengikuti kisahku dari awal tentunya tahu siapa mang ali, kebetulan istri mang ali bernama teh ade ini teman dekat aku di pabrik.
Selepas magrib kami berempat pergi menggunakan motor ke rumah mang ali, iya berempat karna kedua anakku tidak mau di tinggal di rumah.
"Asalamualaikum!" Teriakku dari teras rumah.
"Waalaikumsalam, eh sini in masuk, masuk" ucap teh ade dari dalam rumah.
"Di tungguin dari siang baru nongol sekarang"lanjutnya.
"Iya sekalian ada perlu sama mamang, ada di rumah gak?" Tanyaku.
"Ada di kamar baru selesai solat, pak nih ponakanmu datang!" Teriak teh ade sambil mengecek barang pesenannya.
"Weeeh ada apa, tumben rame-rame" ucapnya sambil duduk di kursi di sebrang kami.
"Ini loh mang aku nganterin pesenan si teteh sekalian aku mau nanya ini keponakanku, kayaknya ada sesuatu deh" ucapku memulai obrolan.
"Sesuatu apaan sih, gak usah muter-muter kayak ke siapa aja" ucap mang ali mulai serius.
"Gini, anang kan kerja di kota baru 2minggu, masa matanya langsung ke begitu cekung, terus yang bikin aku kepikiran dia mimpi rebutan nyembelih ayam hitam, hayam camani mungkin mang"jawabku serius juga.
"Kerja di mana?" tanya mamang ke anang.
"Di kulon mang"jawabnya (kulon/barat).
Mang ali mulai memejamkan matanya, teh ade menutup pintu, kami terdiam hening.
Tiba-tiba.
"Hiiiiihiiii hiiihiiiii" mang ali cekikikan dengan tangan yang seolah-olah memainkan rambut yang panjang.
"Tanya in" ucap teh ade.
"Kamu siapa?" tanyaku.
Sosok dalam tubuh mang ali tidak menjawab, hanya tertawa cekikikan sambil menggoyang goyangkan badannya.
"Dari mana?" Tanyaku lagi.
Dia menunjuk ke arah barat.
Lalu sosok itu seperti ketakutan setelah melihat ke arah belakang.
Tiba-tiba.
Bruggg!
Badan mang ali terjatuh, tengkurap di atas lantai lalu kemudian mulai melata meliuk-liuk menggapai kaki anang, anang ke kanan dia melata ke kanan, anang ke kiri, dia ikut meliuk-liuk ke kiri. dia berusaha menggapai kaki anang.
Aku duduk di lantai, dan lanjut bertanya.
"Kamu siapa?" tanyaku.
"Anak" jawabnya dengan suara serak dan berat.
"Anak, anak siapa?" tanyaku heran.
"Anak siluman, hiihii hiihii aku anak siluman" jawabnya setengah menggeram.
"Siluman ular iya heuh?!" tanyaku dengan nada merendahkan.
"Dari mana asalmu?" Lanjutku.
Dia menunjuk ke arah selatan sambil bergumam "kidul, kidul". (Kidul/selatan).
Aku gak ngerti, awalnya aku pikir dia berasal dari jalan kereta atau dari rumah mbakku yang letaknya memang di selatan rumahku.
"Dari rumah mbak ya?"tanyaku.
Dia menggeleng.
"Dari jalan kereta ya?" tebakku.
Dia menggeleng.
"Dari mana sih?!" Aku mulai geregetan.
"Sagara kidul"jawabnya lirih. (Sagara kidul/laut selatan)
Aku kaget dan bertanya dengan nada sedikit keras," Sagara kidul, ngapain siluman ular dari laut selatan mengikuti keponakanku!?"
"Hiiiihiii grrrss hosssss,dia jatahku "jawabnya.
Aku pun mulai bisa mencerna keadaan, mulai bisa berpikir dan mengambil benang merahnya.
aku melihat ke arah anang yang duduk bersama kedua anakku, mereka ketakutan, sedangkan aku dan teh ade duduk berhadapan dengan mang ali yang masih meliuk-liuk di lantai, sedangkan anak teh ade menjaga di pintu yang di tutup takut-takut kedengeran tetangga kalau di sini sedang ada mediumisasi.
"Apakah kamu mengikuti keponakanku dari rumah yang ada di kota itu?"tanya teh ade.
Dia mengangguk "anak itu adalah jatahku, dia di persembahkan untuk kami" ucapnya sambil melata berusaha menggapai kaki anang.
"Anak itu hanya kerja, kalau tuanmu memberi uang atau makanan ya wajar karna dia bekerja bukan menikmati hartamu dengan percuma, sekarang kamu pergi dan silahkan cari orang lain untuk calon tumbalmu" ucapku panjang lebar.
"Grrrrrr hrrhoosss ,, tidak dia akan tetap kami bawa karna dia milik kami" lirihnya.
"Pergi, sana pergi enak aja mau ambil anak orang sembarangan pergi sana!"bentak teh ade.
Tak lama mang ali pun tersadar.
"Teh mungkin yang pertama masuk itu kunti yang ada di pojokan tangga yang dulu aku dengar suara ketawanya"kata anang.
"Iya mungkin saja nang, buktinya dia ketakutan ketika sosok siluman ular masuk, mungkin karna dia sudah kenal"ucapku.
Bersambung.
Singapore, 30july 2021.






sunshine232 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
43.5K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan