Kaskus

News

dorezz.endorsAvatar border
TS
dorezz.endors
Viral Perangai Warga Madura Hadapi COVID-19
Beberapa hari lalu sempat viral cuitan twitter milih salah satu warga di Madura yang menulis bahwa Madura saat ini tidak terlalu peduli dengan Corona.

Hal tersebut bermula pada viral sebuah cuitan di akun twitter @Antonius061 tentang 'Mati Corona Ala Madura'. Cuitan itu berisi tulisan dari Firman Syah Ali yang menceritakan kondisi Pamekasan tampak normal dalam status PPKM level 3, padahal pandemi COVID-19 tengah melonjak saat ini.

Saat dihubungi Detikcom tulisan tersebut benar adanya dan sesuai kenyataan di lapangan. Dai menjelaskan warga di Pamekasan tetap menjalankan aktivitas normal selama PPKM level 3-4. Menurutnya banyak hajatan yang digelar warga di Pamekasan.

Bahkan banyak hajatan yang dilakukan tanpa protokol kesehatan dengan mengundang orang banyak. Dan herannya kegiatan itu tidak ditegur Pemkab Setempat.

Firman yang juga keponakan Mahfud Md ini menyebut akhir-akhir ini ada imbauan dari Ketua DPRD Pamekasan agar tidak mengumumkan kematian warga melalui TOA masjid. Hal ini untuk menjaga kondisi psikis warga.

Perlu diketahui Sekitar 100 tahun silam, Madura pun pernah diamuk Flu Spanyol yang ganas dan menewaskan sebanyak 4 juta lebih orang madura.

Mirip COVID-19 hari ini, Flu Spanyol menyerang sistem pernapasan, melalui penularan dari cairan tubuh orang yang terinfeksi, ketika batuk, bersin, atau berbicara. Bedanya, virus influenza tipe A H1N1 membunuh mereka yang berusia produktif, antara 20 tahun hingga 40 tahun, meski anak-anak dan orang tua pun cukup rentan

Menurut Bupati Bangkalan, Abdul Latif Amin, lonjakan kasus COVID19 di Bangkalan salah satunya karena masyarakat abai protokol kesehatan. Terutama saat liburan hari raya Idulfitri.

Perlu diketahui saat ini kasus COVID-19 di Madura mencapai 5.549 khususnya di Kabupatem Bangkalan. Tetapi pada realitanya masih saja warga disana tetap menghindari kalimat Corona dengan mengganti dengan kalimat Penyakit Saat Ini.

Bahkan dalam tulisan si Firman, orang yang meninggal karena COVID-19 tidak dilaporkan ke puskesmas tetapi tetap dimandikan biasa, disholati dan ditahlili biasa, sehingga tidak masuk data resmi korban Corona di Kabupaten setempat.

Begitu usai tahlilan biasanya beberapa tetangga dan keluarga almarhum menyusul meninggal dunia, namun tetap saja tidak disebut corona, mereka disebut mati kena penyakit yang sekarang ini.

Hal tersebut terjadi karena kurangnya edukasi dari pemkab setempat sehingga banyak warga yang tidak patuh terhadap prokes itu.

Menurut satgas COVID-19 di Jatim Jibril cuitan yang ditulis Firman itu menggambarkan jika edukasi COVID-19 terhadap warga di Madura sangat diperlukan.

Jibril juga berkaca dari sejarah dan jurnal di population studies. Sebab, disebutkan bahwa diprediksi saat Spanish flu tahun 1918-1919, 23,71% populasi Madura meninggal saat pagebluk.

Jibril mengatakan berdasarkan aplikasi Bersatu Lawan COVID-19 per 27 Juli, terlihat kepatuhan masyarakat Madura pada protokol kesehatan di bawah 50%.

Akankah sejarah kematian seperti flu Spanyol terulang kembali di Madura saat pandemi seperti ini ? Kita lihat saja.

https://news.detik.com/foto-news/d-5...adapi-covid-19
nomoreliesAvatar border
nomorelies memberi reputasi
1
1.2K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan