- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Isu Laptop Pelajar Rp10 Juta, Spesifikasi Jadi Viral: HD 32 GB - RAM 4 GB, Dual Core


TS
samsol...
Isu Laptop Pelajar Rp10 Juta, Spesifikasi Jadi Viral: HD 32 GB - RAM 4 GB, Dual Core

Menristekdikti Nadiem Makarim menjelaskan akan mengirimkan 190 ribu laptop buatan lokal kepada 2.000 sekolah. Adapun anggaran untuk membeli alat-alat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebesar Rp2,4 triliun.
Informasi itu membuat masyarakat menghitung harga laptop pelajar per unit. Hasilnya, munculah isu harga per laptop khusus pelajar sebesar Rp 10 juta.
Akun ini membagikan tangkapan layar berisi spesifikasi lengkap laptop untuk pelajar tersebut. Berikut spesifikasinya:
Memori standar terpasang: 4 GB DDR4
Monitor: 11 inch LED.
Processor: Core 2, Frekuensi > 1,1 GHz, Cache 1 M.
Grafis: High Definition (HD) integrated
Hard drive: 32GB
USB port: USB 3.0
Networking: WLAN adapter (IEEE 802.11ac/b/g/n)
Audio: integrated
Daya/power: maksimum 50 watt
Operating system: Chrome OS
Device management: ready to activated
chrome education upgrade
Garansi: 1 tahun
Spesifikasi itu langsung mendapatkan beragam komentar dari warganet. Banyak yang mencibir spesifikasi laptop itu karena begitu rendah dan ketinggalan.
"Wkwkwk. Kalau Windows 32 GB cuma buat OS doang. 1.1ghz bentaran juga udah ngeden," komen warganet.
"Mending gue beli Azus tuf," celutuk warganet.
Kini, beredar spesifikasi laptop untuk pelajar. Data ini dibagikan oleh pengguna Twitter bernama @ManusiaSakit.
"Asw Chrome OS 10 juta. Hard disk 32 GB. Dual core pula," tulis @ManusiaSakit sebagai keterangan Twitter seperti dikutip BeritaHits.Id, Jumat (30/7/2021).
"Mending rakit PC," timpal yang lain.
"Gile markup nya. Mending Redmi Notebook udah incl windows pula, tinggal open office beres dah, all for 1/2 price," tulis warganet.
Program Laptop Dalam Negeri dari Kemendikbudristek Dinilai Tepat
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Ina Primiana menilai langkah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang akan menjalankan program digitalisasi sekolah dengan laptop produksi dalam negeri telah sesuai dengan kebutuhan pelaku industri.
Menurut dia, kebijakan itu diperlukan, mengingat dalam kondisi pandemi COVID-19, pelaku industri dalam negeri membutuhkan dukungan pemerintah termasuk dalam menyerap produk buatan lokal.
"Kebijakan ini sangat ditunggu-tunggu oleh industri dalam negeri agar tidak selalu mengutamakan barang impor seperti yang selama ini terjadi,” kata Ina dalam CORE Mid-Year Review di Jakarta, Selasa.
Menurut Ina, pemerintah perlu memprioritaskan belanja untuk produk industri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi. Saat ini, sebanyak 7.512 produk dalam negeri sudah memiliki nilai TKDN di atas 40 persen.
Selain menyerap produk dalam negeri, Ina juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk mempercepat substitusi barang impor dengan produk-produk dalam negeri.
"Ini dapat dilakukan menghemat belanja modal dan belanja barang pada industri dengan nilai impor tinggi, seperti industri mesin, kimia, logam, elektronik, dan makanan," kata perempuan yang juga Guru Besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran ini.
https://hits.suara.com/read/2021/07/...al-core?page=2
Wah....wah..

Bau2nya kurang enak ini yakkk

Pak nadiem gimana ini pertanggung jawaban anda

Diubah oleh samsol... 30-07-2021 03:39






viniest dan 16 lainnya memberi reputasi
17
4.5K
157


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan