- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Insiden injak kepala, Legislator Papua: Sampai kapan orang Papua jadi korban?


TS
mabdulkarim
Insiden injak kepala, Legislator Papua: Sampai kapan orang Papua jadi korban?

apua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sejumlah anggota DPR Papua menyoroti sikap dua oknum anggota TNI Angkatan Udara (AU) yang menginjak kepala seorang tuna wicara di Merauke, ketika mengamankan yang bersangkutan, Senin (26/7/2021).
Anggota Komisi I DPR Papua, komisi bidang keamanan, politik, hukum, HAM dan pemerintahan, Las Nirigi mengatakan, sampai kapan orang Papua akan menjadi korban.
“TNI AU memang sudah melaksanakan tugasnya. Tapi kami orang asli Papua, sampai kapan akan terus menjadi korban. Apakah selalu para pelaku hanya harus meminta maaf terus,” kata Las Nirigi dalam keterangan pers Komisi I DPR Papua, Rabu (28/7/2021).
Ia ingin kasus seperti di Merauke diselesaikan secara tuntas. Para pelaku mesti mendapat hukuman sesuai perbuatannya.
“Selain itu mesti ada komitmen dari berbagai pihak, agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” ucapnya.
Anggota Komisi I DPR Papua lainnya, Niouluen Kotouki mengatakan, pemerintah pusat dan para pemangku kepentingan di daerah mesti menanggapi serius kasus ini. Sebab, jika tidak dikhawatirkan insiden itu akan meluas ke berbagai daerah di Papua.
“Hukum mesti adil dan mesti terbuka. Harus tegas sampaikan mereka dipecat dan tidak cukup permintaan maaf. Ini bisa jadi contoh bagi pihak lain ke depan,” ucap Niouluen Kotouki.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR Papua, Ferdinando Bokowi mengatakan, kedua oknum TNI AU itu mesti dipecat karena melakukan tindakan tak manusiawi. Masih banyak anggota militer lain yang bisa menggantikan keduanya.
“Kami minta prosesnya terbuka dan dipublikasikan. Proses pemecatannya juga mesti terbuka. Proses hukum tidak hanya di pengadilan militer, juga pengadilan sipil,” kata Bokowi.
Anggota Kelompok Khusus DPR Papua, Yohanis Ronsumbre menambahkan, kejadian seperti ini bukan pertama kalinya terjadi.
Menurutnya, terkesan kini ada pihak tertentu yang berada di belakang kelompok warga tertentu, dan ini kesannya dipelihara.
“Seakan ada pengkotak-kotakan. Ini mesti jadi bahan evaluasi. Kesannya ini dipelihara agar secara psikologi orang asli Papua tidak berdaya dan pasrah,” kata Ronsumbre. (*)
Editor: Edho Sinaga
https://jubi.co.id/insiden-injak-kep...di-korban/amp/






Cosmoflip dan 2 lainnya memberi reputasi
-3
1.2K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan