- Beranda
- Komunitas
- News
- Tribunnews.com
Proses Kejam di Balik Mahalnya Foie Gras, Disebut-sebut Makanan Termewah di Dunia


TS
tribunnews.com
Proses Kejam di Balik Mahalnya Foie Gras, Disebut-sebut Makanan Termewah di Dunia
TRIBUNTRAVEL.COM - Foie gras disebut-sebut sebagai makanan termahal dan termewah di dunia.
Sejumlah sumber di internet menyebut harga foie gras mencapai 40-80 dolar AS atau sekira Rp 579 ribu sampai Rp 1,15 juta per pon.
Sebagai informasi, 1 pon setara dengan 0,45 kilogram.
Lalu, apa itu foie gras?
Melansir The Spruce Eats, foie gras (dibaca fwah-grah) merupakan hati bebek atau angsa yang telah diperbesar melalui teknik pemberian makan khusus.
Baca juga: Bakso Malang Langganan Anies Baswedan, Jualan Pakai Sepeda dan Gerobak Sederhana
Dalam Bahasa Prancis, foie gras berarti hati gemuk.
Foie gras (seriouseats.com)
Seperti namanya, foie gras yang berbentuk cukup besar dijual utuh dan disajikan sebagai hidangan panas.
Foie gras sangat berlemak, dengan rasa mentega yang sangat kaya dan tekstur yang halus.
Baca juga: Viral Pengusaha Kuliner di Kuningan Coret-coret Mobil Mewahnya, Kesal Terkena Imbas PPKM Darurat
Angsa dikurung dan dipaksa makan
Di balik kepopulerannya, foie gras memiliki cerita kelam di balik prosesnya.
Bahkan, proses 'penggemukan' hati bebek atau angsa itu disebut begitu kejam.
Untuk membuat foie gras, hati angsa perlu diperbesar.
Dilansir TribunTravel dari animalequality.org, angsa-angsa di industri foie gras dikurung di kandang sempit yang terkadang sangat kecil sehingga burung-burung itu bahkan tidak bisa berbalik.
Angsa dikurung dalam kandang sempit (animalequality.org)
Setelah burung mencapai usia sekira 8 sampai 10 minggu, penyiksaan makan paksa dimulai dan berlangsung sekitar empat minggu.
Sebuah tabung logam berisi sangat banyak makanan kemudian didorong ke tenggorokan burung untuk dimakan secara paksa.
Baca juga: Jatuh Bangun Usaha Kuliner Suami Pedangdut Jenita Janet, Dulu Pernah Jualan Cendol di Pinggir Jalan
Proses yang dikenal sebagai 'gavage' itu diulang beberapa kali dalam sehari.
Pemberian makan paksa menyebabkan hati angsa membengkak hingga 10 kali ukuran aslinya.
Memberi makan secara paksa, dengan jumlah yang tak sedikit, juga dapat menyebabkan kegagalan organ, cedera pada paruh dan tenggorokan burung, serta
radang paru-paru.
Kandang sempit yang terbuat dari kawat pun dapat menyebabkan kaki angsa cedera.
Tak sampai di situ, kandang adalah siksaan mental bagi hewan yang biasanya ingin tahu dan sensitif ini.
Pada fase inilah, angsa yang telah 'disiksa' itu kemudian disembelih untuk diambil hatinya.
Karena proses yang sangat kejam inilah, foie gras telah dilarang di beberapa negara.
Proses gavage, pemberian makan secara paksa dalam
jumlah banyak (animalequality.org)
Kejamnya praktik gavage
Praktik gavage sebenarnya berasal dari orang Mesir kuno pada 2500 SM ketika mereka memaksa memberi makan unggas.
Tujuannya agar unggas cepat gemuk dan kemudian dikonsumsi.
Baca juga: Bakso Legendaris di Tangerang Buka Sejak 1967, Sehari Habiskan 25 Kg Daging Sapi
Dilaporkan The Spruce Eats, gavage kontroversial karena pemaksaan makan dipandang sebagai jenis kekejaman terhadap hewan yang lebih dari sekadar memelihara hewan untuk disembelih untuk dimakan.
Komunitas kuliner agak terpecah dalam masalah ini, dengan beberapa koki bahkan menolak untuk menyajikan foie gras.
Sementara di Prancis, undang-undang menyatakan bahwa foie gras milik warisan budaya dan gastronomi Prancis yang dilindungi.
Produsen foie gras berpendapat bahwa dimungkinkan untuk melakukan gavage dengan cara yang manusiawi.
Baca juga: Sop Iga Super Murah di Garut Buka 24 Jam, Omzetnya Puluhan Juta Sehari
Mereka menyebut, angsa dan bebek adalah burung migran yang makan dalam jumlah besar sebelum bermigrasi, yang berarti burung tersebut secara alami menggemukkan diri.
Dengan mengatur waktu pembantaian dengan pola migrasi ini, memungkinkan untuk menghasilkan foie gras yang lebih etis dan manusiawi.
(TribunTravel.com/Sinta A.)
Artikel ini telah tayang di TribunTravel.com dengan judul Proses Kejam di Balik Mahalnya Foie Gras, Disebut-sebut Makanan Termewah di Dunia
Sejumlah sumber di internet menyebut harga foie gras mencapai 40-80 dolar AS atau sekira Rp 579 ribu sampai Rp 1,15 juta per pon.
Sebagai informasi, 1 pon setara dengan 0,45 kilogram.
Lalu, apa itu foie gras?
Melansir The Spruce Eats, foie gras (dibaca fwah-grah) merupakan hati bebek atau angsa yang telah diperbesar melalui teknik pemberian makan khusus.
Baca juga: Bakso Malang Langganan Anies Baswedan, Jualan Pakai Sepeda dan Gerobak Sederhana
Dalam Bahasa Prancis, foie gras berarti hati gemuk.

Seperti namanya, foie gras yang berbentuk cukup besar dijual utuh dan disajikan sebagai hidangan panas.
Foie gras sangat berlemak, dengan rasa mentega yang sangat kaya dan tekstur yang halus.
Baca juga: Viral Pengusaha Kuliner di Kuningan Coret-coret Mobil Mewahnya, Kesal Terkena Imbas PPKM Darurat
Angsa dikurung dan dipaksa makan
Di balik kepopulerannya, foie gras memiliki cerita kelam di balik prosesnya.
Bahkan, proses 'penggemukan' hati bebek atau angsa itu disebut begitu kejam.
Untuk membuat foie gras, hati angsa perlu diperbesar.
Dilansir TribunTravel dari animalequality.org, angsa-angsa di industri foie gras dikurung di kandang sempit yang terkadang sangat kecil sehingga burung-burung itu bahkan tidak bisa berbalik.

Setelah burung mencapai usia sekira 8 sampai 10 minggu, penyiksaan makan paksa dimulai dan berlangsung sekitar empat minggu.
Sebuah tabung logam berisi sangat banyak makanan kemudian didorong ke tenggorokan burung untuk dimakan secara paksa.
Baca juga: Jatuh Bangun Usaha Kuliner Suami Pedangdut Jenita Janet, Dulu Pernah Jualan Cendol di Pinggir Jalan
Proses yang dikenal sebagai 'gavage' itu diulang beberapa kali dalam sehari.
Pemberian makan paksa menyebabkan hati angsa membengkak hingga 10 kali ukuran aslinya.
Memberi makan secara paksa, dengan jumlah yang tak sedikit, juga dapat menyebabkan kegagalan organ, cedera pada paruh dan tenggorokan burung, serta
radang paru-paru.
Kandang sempit yang terbuat dari kawat pun dapat menyebabkan kaki angsa cedera.
Tak sampai di situ, kandang adalah siksaan mental bagi hewan yang biasanya ingin tahu dan sensitif ini.
Pada fase inilah, angsa yang telah 'disiksa' itu kemudian disembelih untuk diambil hatinya.
Karena proses yang sangat kejam inilah, foie gras telah dilarang di beberapa negara.

jumlah banyak (animalequality.org)
Kejamnya praktik gavage
Praktik gavage sebenarnya berasal dari orang Mesir kuno pada 2500 SM ketika mereka memaksa memberi makan unggas.
Tujuannya agar unggas cepat gemuk dan kemudian dikonsumsi.
Baca juga: Bakso Legendaris di Tangerang Buka Sejak 1967, Sehari Habiskan 25 Kg Daging Sapi
Dilaporkan The Spruce Eats, gavage kontroversial karena pemaksaan makan dipandang sebagai jenis kekejaman terhadap hewan yang lebih dari sekadar memelihara hewan untuk disembelih untuk dimakan.
Komunitas kuliner agak terpecah dalam masalah ini, dengan beberapa koki bahkan menolak untuk menyajikan foie gras.
Sementara di Prancis, undang-undang menyatakan bahwa foie gras milik warisan budaya dan gastronomi Prancis yang dilindungi.
Produsen foie gras berpendapat bahwa dimungkinkan untuk melakukan gavage dengan cara yang manusiawi.
Baca juga: Sop Iga Super Murah di Garut Buka 24 Jam, Omzetnya Puluhan Juta Sehari
Mereka menyebut, angsa dan bebek adalah burung migran yang makan dalam jumlah besar sebelum bermigrasi, yang berarti burung tersebut secara alami menggemukkan diri.
Dengan mengatur waktu pembantaian dengan pola migrasi ini, memungkinkan untuk menghasilkan foie gras yang lebih etis dan manusiawi.
(TribunTravel.com/Sinta A.)
Artikel ini telah tayang di TribunTravel.com dengan judul Proses Kejam di Balik Mahalnya Foie Gras, Disebut-sebut Makanan Termewah di Dunia
0
668
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan