- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Selain Pandemi, Tak Ada Strategi Industrialisasi Bikin Ekonomi RI Sekelas Haiti


TS
deniswise
Selain Pandemi, Tak Ada Strategi Industrialisasi Bikin Ekonomi RI Sekelas Haiti
Ekonom senior INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), Didin S. Damanhuri, menilai pandemi COVID-19 bukan satu-satunya penyebab ekonomi Indonesia turun kelas ke lower middle income country. Penurunan kelas ekonomi yang membuat Indonesia setara Haiti itu, disampaikan Bank Dunia pada 1 Juli 2021.
Didin ekonomi Indonesia sudah mengalami masalah, sejak sebelum pandemi terjadi. Hal yang paling mendasar, menurutnya yakni tidak adanya strategi industrialisasi. Padahal, guru besar ekonomi IPB University itu, menuturkan strategi tersebut sempat ada di tahun 1970-an yang membuat income per kapita Indonesia setara Korea Selatan di USD 70.
Problem strukturalnya pertama tak ada strategi untuk industrialisasi di era reformasi terutama. Nah dampak akhirnya kepada konten teknologi dalam pertumbuhan ekonomi itu zaman Suharto masih positif. Zaman reformasi itu negatif,” kata Didin saat webinar yang digelar INDEF, Selasa (13/7).
Didin mengatakan tidak adanya langkah tersebut, karena pelaku ekonomi di Indonesia diisi oleh banyak pemburu rente. Menurutnya para pemburu rente hanya melihat akumulasi kapital tanpa mempertimbangkan inovasi teknologi dan entrepreneurship.
Kita ini sekarang di era reformasi, negara katanya hanya ingin jadi regulator sehingga pelaku swasta yang sebelumnya sudah mengakumulasi kapital semakin besar sekarang,” ujar Didin.
Kondisi tersebut belum ditambah dengan struktur politik yang ada saat ini. Didin menjelaskan setiap event politik banyak dibiayai oleh pelaku usaha. Sehingga oligarki tidak hanya ke bisnis saja, tapi sudah masuk ke politik.
“Ini yang menghalangi Indonesia akan sulit merebut teknologi dengan kapasitas inovasi dan entrepreneurship. Kan selalu event politik ini mengganggu neraca mereka, mengganggu keseriusan mereka untuk fokus pada industrialisasi merebut teknologi dan entrepreneurship sehingga ya jalan di tempat,” terang Didin.
https://kumparan.com/kumparanbisnis/...ti-1w7sxpOApOj
Haiti dimana itu
Didin ekonomi Indonesia sudah mengalami masalah, sejak sebelum pandemi terjadi. Hal yang paling mendasar, menurutnya yakni tidak adanya strategi industrialisasi. Padahal, guru besar ekonomi IPB University itu, menuturkan strategi tersebut sempat ada di tahun 1970-an yang membuat income per kapita Indonesia setara Korea Selatan di USD 70.
Problem strukturalnya pertama tak ada strategi untuk industrialisasi di era reformasi terutama. Nah dampak akhirnya kepada konten teknologi dalam pertumbuhan ekonomi itu zaman Suharto masih positif. Zaman reformasi itu negatif,” kata Didin saat webinar yang digelar INDEF, Selasa (13/7).
Didin mengatakan tidak adanya langkah tersebut, karena pelaku ekonomi di Indonesia diisi oleh banyak pemburu rente. Menurutnya para pemburu rente hanya melihat akumulasi kapital tanpa mempertimbangkan inovasi teknologi dan entrepreneurship.
Kita ini sekarang di era reformasi, negara katanya hanya ingin jadi regulator sehingga pelaku swasta yang sebelumnya sudah mengakumulasi kapital semakin besar sekarang,” ujar Didin.
Kondisi tersebut belum ditambah dengan struktur politik yang ada saat ini. Didin menjelaskan setiap event politik banyak dibiayai oleh pelaku usaha. Sehingga oligarki tidak hanya ke bisnis saja, tapi sudah masuk ke politik.
“Ini yang menghalangi Indonesia akan sulit merebut teknologi dengan kapasitas inovasi dan entrepreneurship. Kan selalu event politik ini mengganggu neraca mereka, mengganggu keseriusan mereka untuk fokus pada industrialisasi merebut teknologi dan entrepreneurship sehingga ya jalan di tempat,” terang Didin.
https://kumparan.com/kumparanbisnis/...ti-1w7sxpOApOj
Haiti dimana itu
0
802
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan