Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

astrikystoriesAvatar border
TS
astrikystories
PINTU NO.7
PART 11 - KENYATAAN PAHIT

Layang kangen selalu menemani hari hariku. Aku sering mengupdatenya di social media. Banyak temen juga yang komen ini lagunya siapa, ko enak banget, minta dong lagunya, hemmm semenarik inikah lagu ini?

"AKU PENGEN KETEMU! AKU BOSEN KAYA GINI MULU!!"

"Aku bilang kan sabar"

"Sampe kapan aku harus sabar?"

Aku ingat, dulu sebelum memasuki awal tahun 2020, aku sempat bertengkar hebat dengan Fito. Kami debat soal hubungan tanpa pertemuan. Bahkan pertengkaran kamipun hampir menjurus ke kata putus. Fito selalu menenangkan, dia bilang kalau waktunya tiba pasti kita bakalan ketemu. Waktu itu memang aku agak bosan dengan hubungan yang tidak pernah ada pertemuan.
Itulah mengapa sampai sekarang aku tidak pernah membahas masalah ini.
Aku takut..
Membahas masalah pertemuan memanglah hal yang sensitif belakangan ini.
Malam itu fito nelfon. Wajahnya sedikit murung dan menandakan kegelisahan. Aku coba tanya

"Aa kenapa? gak kaya biasanya aa kaya gitu. Aa sakit?"

Dia menggeleng

"Aa ada masalah?"

Masih menggeleng

"Terus aa kenapa?"

Fito diam. Tangannya menopang dahi seperti ada masalah yang cukup rumit.

"Kenapa sayang, ayo cerita"

"Aa mau ngomong sama neng. Tapi aa takut"

"Takut kenapa?"

"Aa takutt"

"Iyaa apa yang aa takutkan?"

"Sebenarnya ini adalah satu hal yang mau aa omongin dari dulu sama neng. Tapi aa takut"

"Gausah takut, aa ngomong aja"

"Jadi begini neng kemaren aa telfon mamah aa"

"Terus?"

"Aa cerita sama mamah aa kalau aa itu pacaran sama neng"
Aku masih menyimak. Membiarkan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
"Tapi mamah aa gasuka aa pacaran sama neng"

Jujur sih kaget, tapi aku mencoba tenang

"Gak sukanya kenapa sayang? Apa neng boleh tau?"

"Gasukanya karena neng itu janda"

Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Aku terdiam. Apakah hubungan ini akan berakhir? Entahlah..

"Neng marah sama aa?"

Aku tersenyum kecil
"Neng ga marah ko sama aa.
Kalau orangtua aa ga restu ya neng mau gimana lagi sayang? Janda sudah menjadi takdir neng, dan kalaupun neng ditolak karena janda, mungkin janda memang status buruk dimata mamah aa"

"Jangan ngomong kaya gitu"
Matanya berkaca kaca.
"Aa tetep sayang ko sama neng, dan aa gak bakalan mutusin neng"

"Berarti kita menjalin hubungan tanpa restu?"

"Kita jalani saja dulu ya sayang"

Aku diam. Tiada guna menyalahkan takdir. Janda memang suka dianggap buruk bagi sebagian orang. Janda dipandang nakal, janda dipandang sebelah mata, padahal janda juga sama sama manusia dan mempunyai hati.
Tidak ada wanita yang ingin menjadi janda. Janda hanya pernah gagal saja.

"Neng marah sama aa"

Gantian, kali ini aku yang menggeleng

"Apa yang neng takutkan?"

Aku masih diam, meresapi setiap pertanyaan yang keluar dari mulutnya.

"Aa tetep sayang sama neng, dan aa gak bakalan ninggalin neng"

"Makasih yah"
Hanya satu kata terima kasih yang bisa aku ungkapkan saat ini.

"Neng aa mohon jangan berubah sama aa hanya karena masalah ini?"

"Neng gak berubah kok sayang, neng hanya sadar diri aja"
Aku merendah

"Neng kalau aa pandang status, dari awal aa sudah pergi, dan kita gak mungkin ada hubungan"

"Iya neng tau sayang, tapi hanya karena jandakah orangtua aa tidak suka?"
Fito diam, wajahnya masih menandakan kegelisahan.
"Janda itu bermacam macam sayang. Ada yang jadi janda karena perselingkuhan, ada yang jadi janda karena ketidak cocokan, ada juga yang jadi janda karena sebuah kekerasan"

"Ya aa tau sayang, janda itu tidak semuanya buruk. Janda hanya wanita yang pernah gagal"
Fito seakan memahami apa yang aku katakan.

"Mungkin sebagian orang menyangka janda itu wanita yang tidak baik, tapi kalau rumah tangga sudah tidak ada kecocokan dan rasa cinta, apa harus tetap dipaksakan?"

Fito menunduk. Air mata menetes dikedua matanya. Lalu dia mengusap air mata itu.

"Aa nerima neng apa adanya"

"Lantas apa yang aa sukai dari janda satu ini?"

"Semuanya. Aa suka karena neng udah jujur sama aa. Banyak wanita diluar sana yang mengaku gadis padahal sudah menikah. Tapi aa melihat sesuatu yang beda di diri neng"

"Untuk sementara waktu, beri neng waktu buat berfikir"
Kataku.

"Neng gak ngabarin aa?"

"Neng pasti ngasih aa kabar, neng juga bakalan bangunin aa ko tiap pagi"

Fito diam. Tangannya mulai memijit kepala.
"Aa kalo ada masalah kaya gini, kepala aa suka mendadak pusing"

"Jangan aa pikirin masalah ini. Kesehatan lebih penting sayang. Sekarang aa istirahat yaa"
Fitopun mengangguk. Lalu telfon ditutup dengan sebuah senyuman kecil yang penuh kegelisahan.

*****

Semenjak kejujuran itu, aku menjaga jarak dengan fito. Aku jarang chatt dia, dan aku juga jarang menelfonnya. Kadang dia nelfon tapi tak pernah aku angkat. Sebelumnya aku pernah bercerita kalau aku memang ingin menenangkan diri dulu.
Dia bertanya dan terus bertanya.
Tapi aku diam.
Rasanya aku tidak sanggup menerima kenyataan pahit ini.
Aku sering menyendiri di vila, yang tadinya aku penakut, kini setiap malam aku selalu memberanikan diri untuk duduk di tangga.
Diusia muda aku sudah menyandang status sebagai janda, diusia muda juga aku harus merasakan bagaimana cinta kami ditentang oleh orangtuanya.
Aku menyandarkan tubuhku di tembok.
Lalu april datang dan duduk disampingku.

"Aku lihat belakangan ini kamu selalu menyendiri. Kamu sering murung. Ada masalah apa?"
April menyentuh pundakku pelan

"Gapapa"

"Ayolah cerita, gak baik kalo kamu harus memendamnnya sendiri"

Aku tersenyum kecil.
"Gapapa"

"Ga etis kayaknya lagi ada masalah tapi teman dianggap sebagai patung"

"Aku ada sedikit masalah pril"

"Sama siapa?"

"Cowokku"

"Masalah apa?"
Coba deh ngeroko dulu sebatang biar otaknya agak mendingan"

Aku menggeleng

"Ga ada salahnya juga merokok, sedikitnya beban bercampur dengan nikotin dan keluar bersama asap"

Lalu aku ambil sebatang roko. Aku coba menghisapnya pelan. Dan aku batuk. Langsung aku matikan roko itu dan aku membuangnya.

"Rokoknya dibuang ya"

"Sorry"

"Seharusnya seperti itu juga kamu membuang setiap masalah. Kamu keluarkan setelah itu kamu buang jauh jauh"

"Kalau hubungan sudah tidak mendapat restu, apa yang harus aku lakukan?"

"Tidak mendapat restu dari siapa? orangtuamu apa orangtua cowokmu?"

"Orangtua cowokku"

"Alasannya kenapa?"

"Karena aku janda"

April tersenyum kecil.
"Tidak perlu ambil pusing soal masalah itu. Hubungan tak direstui memanglah sakit. Tapi tidak seharusnya menyalahkan diri sendiri, apalagi takdir"

"Tapi aku merasa gagal"

"Memangnya cowokmu sudah memutuskan?"

"Dia tetap bertahan"

"Ya terus apa yang kamu takuti?"

"Aku takut saja suatu saat dia meninggalkanku karena alasan ini"

"Saranku jangan terlalu berharap dari sekarang. Biasa biasa saja. Biar nanti pas dia ninggalin gak sakit banget"

Sebelum April bicara seperti ini, aku sudah mencoba menjauh dari fito dengan tidak terlalu banyak berkomunikasi.
Ada benarnya juga sih apa yang april bilang, ga ada salahnya bertahan dengan penuh harapan, asalkan jangan terlalu berharap berlebihan. Jangan juga dibawa terlalu tinggi, biar jatuh gak terlalu sakit.
Simple tapi bermakna.

*****

Puluhan pesan masuk dan panggilan tak terjawab memenuhi history panggilan dan juga pesan. Rupanya fito merasa kehilangan saat aku tidak mengabarinya.

"Neng kemana aja, aa kangen. Seharian ini gak ada kabar"

"Maaf ya a, neng sibuk kerja. Pesanan DPR banyak banget. Apalagi sekarang ada sidang paripurna, jadi pesanan lebih banyak dari biasanya"

"Dulu juga seperti itu, apa harus melupakan aa juga ya"

"Engga juga. Kan aku sudah meminta maaf"

"Apa? AKU?"
Fito paling tidak suka mendengar kata "AKU KAMU", dia lebih suka kata "NENG dan AA"

"Sekarang dari cara bicara saja udah kaya begini"

"Aku salah ngomong, eh neng salah ngomong. Maaf yah"

"Masalah kemarenkah yang membuat neng kaya begini sama aa?"

"Engga, kan sudah aku bilang kalau aku sibuk kerja"

"Gausah bohong, masalah itukan kamu jadi menjauh??"

Aku diam. Ada emosi di matanya

"Sekarang aku yang takut"

"Takut kenapa?"

"Kalau hubungan ini berlanjut, aku takut nanti aku yang bakalan sakit"

"Kan sudah aku bilang kalau aku gak bakalan ninggalin kamu"

"Untuk saat ini kan? Tapi nanti gimana?"

"Soal itu biarlah menjadi urusanku"

"Memangnya aku gaboleh ikut andil dalam masalah ini?"

"Aku gamau aja cuman gara gara masalah ini kamu jadi menjauh"

"Aku gak menjauh, tapi aku lebih sadar diri"

"Sudah aku bilang kalau aku itu tidak memandang statusmu"

"Aku percaya kamu tidak, tapi orangtuamu?"
Fito diam. Wajahnya penuh kemarahan. Aku tau entah kata apalagi yang harus dia ucapkan untuk dapat meyakinkan aku lagi.
"Yasudah, kita lupakan dulu masalah ini. Kita jalani aja hubungan ini seperti biasa. Kamu mau kan?"

Akupun menganggukan kepala tanda setuju. Dan ujungnya fito meminta maaf. Memang tidak ada yang salah dalam masalah ini. Hanya saja kalau hubungan tidak direstui, membuat hubungan sedikit rumit.
Celah untuk berpisah memanglah sulit, karena kami sudah benar benar merasakan kenyamanan, kesepian saat tak ada kabar, dan kami juga benar benar takut kehilangan.
Jadi aku percayakan hubungan ini kepada waktu, sejauh mana dia bisa membawa hubungan ini.


https://m.kaskus.co.id/@kellyastriky19
Diubah oleh astrikystories 18-07-2021 08:18
bukhorigan
bukhorigan memberi reputasi
1
395
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan