- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pelajaran Film 3 Idiots Bagi Pelajar


TS
yusrilmahend927
Pelajaran Film 3 Idiots Bagi Pelajar

Honth ghuma, Seeti bajaa, Seeti bajaa ke bol
Bhaiyaa, aal izz well
Arre bhaiyaa aal izz well
(Lipat bibirmu, besiul dan katakana
hey bro , all is well
hey bro , all is well)
...
Sebagian besar di antara kita tentunya tidak asing dengan potongan lagu di atas, meskipun hanya sebatas aal izz wellyang benar-benar melekat hingga kemudian mengingatkan kita kepada sebuah film. Lebih tepatnya film 3 Idiots. Film yang berlatar cerita tiga orang sahabat berstatus mahasiswa di salah satu perguruan teknik terbaik di India tersebut merupakan sebuah adaptasi dari novel yang berjudul five point Someone-What not to do at ITT karya Chetan Bagat. Film yang pertama kali rilis pada 25 Desember 2009 tersebut telah mendapat banyak penghargaan internasional. Dengan total 47 penghargaan dan 67 nominasi pada berbagai kategori. Meskipun termasuk drama komedi, film tersebut mengandung banyak nilai pelajar khususnya pada pendidikan atau lebih tepatnya kritik.
Secara umum kritik yang disampaikan dari film tersebut terhadap pendidikan yaitu menggambarkan wajah praktek pendidikan di jaman melinium saat ini, baik sistem pendidikan global maupun nasional (Indonesia) tak jarang hanya memacu mahasiswanya untuk mendapatkan nilai bagus sebagai bekal bekerja dan mendapatkan kekayaan, tanpa memperdulikan potensi lain yang ada dalam diri masing-masing individu.Padahal seharunya pendidikan mampu memandang manusia sebagai makhluk yang bebas dan juga pendidikan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Cita-cita pendidikan sebagai proses perjuangan manusia dalam usaha kritis dan membebaskan, maka tidak lepas kaitannya dengan proses sosial masyarakat karena pendidikan di selenggarakan di tengah kehidupan masyarakat. Tanpa memahami karakteristik pertumbuhan dan perkembangan masyarakatnya.
Kemudian lebih khususnya ada beberapa pelajaran dari film 3 Idiots untuk kita para pelajar, baik pada tingkat dasar, menengah, atas hingga mahasiswa. Di antaranya yaitu:
1. Belajar karena keingintahuan, bukan hanya ijazah.
Tidak ada yang salah mengenai ijazah, namun sedikit banyak keliru dalam menilainya. Ijazah sendiri merupakan surat tanda tamat belajar yang menyatakan bahwa seseorang telah menyelesaikan dan berhasil mempelajari suatu tingkatan ilmu dan pelajaran. Sehingga dari pengertian tersebut tidak ada jaminan seorang individu memahami ilmu-ilmu yang telah diajarkan. Terlebih saat ini kita berada pada abad ke-21 yang dikenal sebagai masa pengetahuan (knowledge age) dalam era ini, semua alternative upaya pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai konteks lebih berbasis pengetahuan. Upaya pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan berbasis pengetahuan (knowledge based education), pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economic), pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based social empowering), dan pengembangan dalam bidang industri pun berbasis pengetahuan (knowledge based industry).
2. Ilmu dan pengetahuan tidak hanya dihafalkan.
Proses belajar seharusnya tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan atau praktik menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari dalam dunia pendidika akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan.
3. Proses belajar seharunya ada timbal balik/ interaktif.
Salah satu dari banyak faktor yang mengakibatkan motivasi pelajar dalam mengikuti proses pendidikan yaitu kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar dalam proses pendidikan. Padahal jika persoalan tersebut dapat diatasi ada berbagai keuntungan yaitu, meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman sosial antara siswa dengan lingkungan sekitar, mendorong siswa untuk dapat menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipeljari mudah di ingat dan tidak mudah dilupakan peserta didik, membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain, melatih siswa belajar berpikir analitis dan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi sendiri.
Sebagai penutup, mengutip dari apa yang dikatakan oleh Paulo Freire dimana pendidikan adalah upaya untuk memanusiakan manusia bukan malah sebaliknya. Pendidikan dapat dirancang untuk percaya pada kemampuan diri pribadi yang pada akhirnya menghasilkan kemerdekaan diri. Namun realitanya banyak hal yang masih belum mendekati pada apa yang menjadi cita-cita dalam pendidikan.






anton2019827 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan