Assalamualaikum Agan Sista, menjadi single parent bukanlah hal yang mudah, terlebih untuk seorang ibu yang kemudian harus berperan sebagai ibu sekaligus sebagai ayah yang harus sibuk menafkahi keluarga dan menjadi kepala keluarga yang dituntut untuk bisa kuat dan tegas dalam mengambil keputusan yang terbaik untuk keluarga.

Seperti Mbak Anis yang beberapa waktu kemarin ditinggal sang suami yang berpulang ke rahmatullah karena sakit. Ditinggalkan dengan kelima buah hatinya dari almarhum dengan perekonomian yang sedang terpuruk usai pengobatan yang memakan biaya yang tidak sedikit.

Tersisa tiga, dari kelima anaknnya yang kini menjadi prioritas, karena dua lainnya sudah menikah dan mempunyai keluarga sendiri. Saling membantu dan menguatkan secara materi dan psikis, karena kehilangan sosok ayah dan suami bukan hal mudah yang bisa dilakukan, tapi Mbak Anis adalah sosok yang terlihat lembut namun kuat di dalam, mampu memberi kehangatan kepada rumah tempat di mana bahagia itu ada, tumbuh dan akan terus berkembang.

Kesedihan dan kesepiannya setelah ditinggal sang suami tidak lantas menjadikannya tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut, tapi lebih kepada berfikir cepat bagaimana mengambil peran sebagai 'ayah' dalam memenuhi keperluan hidupnya dan anak-anak. Sempat terpikir untuk bekerja di luar rumah karena usia anak-anaknya yang terbilang mandiri, tapi terkendala pada usia.

Di usianya yang sudah tak muda lagi, Mbak Anis tentu kesulitan untuk mencari pekerjaan sebagai karyawan perusahaan, yang rata-rata mengambil pekerja di usia yang belia. Dan pilihan sebagai pedagang kecil-kecilan pun akhirnya dilakoni dengan tekun, meski tertatih dan terasa berat untuk awalnya.

Dengan modal seadanya, dan tekat yang kuat warung di depan rumah diusahakan untuk bisa menyambung rejeki untuknya dan anak-anaknya.
#ThePowerofSingleParent  yang ada pada diri beliau akhirnya membuahkan hasil. Dengan doa dan rejeki yang didapat dari berjualan di depan rumah, Mbak Anis bertekat untuk memondokkan anaknya yang ketiga dan keempat di sebuah pondok pesantren yang menurut beliau lebih 'aman' untuk membentuk karakter sang anak untuk kedepannya, dan tersisa si bungsu yang juga terlihat semakin giat membantu sang mama untuk menjaga warungnya.

Keberhasilan sebagai orang tua dalam mendidik anaknya adalah bagaimana kelak si anak akan menjadi kebanggan bagi orangtuanya. Tidak hanya sukses dalam segi materi, tapi sisi relugius dan ketaatan pada Sang Maha Pencipta juga menjadi harapan tertinggi.
Amanah mendidik anak menjadi seorang yang soleh dan solehah, dan menjadikannya sebagai sebuat 'aset' untuk menjadi salah satu 'kunci', daripada kunci-kuncinya pintu surga, rumah terakhir kita di kampung akhirat kelak.

Berjualan atau apapun usaha yang digeluti adalah salah satu bentuk ikhtiar, karena kita yakin sepenuhnya rejeki sudah ada yang mengatur, hanya tinggal bagaimana kita untuk bisa tangguh dan menjadi hamba yang taat dan selalu merasa bersyukur dengan semua yang sudah digariskan oleh_nya, meski harus menyandang status single parent.

Ane nulis ini sambil mbrebes miliGanSist merasa terharu dan bangga melihat kegigihan mereka-mereka yang harus 'berjuang' sendirian namun  tetap waras demi kebahagiaan diri dan anak-anaknya.

Doa ane buat para pejuang keluarga, semoga apa yang dicita-citakan akan diijabah oleh Allah dan terima kasih untuk pelajaran berharga yang diberikan kepada ane yang masih jauh dari kata sempurna. Sekian dan sampai jumpa di thread selanjutnya. Terima kasih.

:terimakasih:terimakasih:terimakasih



Ulasan Pribadi
Foto: DokPri