- Beranda
- Komunitas
- Female
- Wedding & Family
Dialah Sang Dewi Padi


TS
Cahayahalimah
Dialah Sang Dewi Padi
Dialah Sang Dewi Padi


Quote:
Penjodohan yang dilakukan harus diterimanya dengan lapang dada, meskipun tidak ada rasa akhirnya lama-lama rasa itu datang juga.
Sebuah rumah tanggayang sakinah, mawaddah, dan warahmah adalah impian setiap orang yang berumah tangga, akan tetapi jalan kerikil harus selalu dilalui.
Batu-batu tajam sering membuat luka di kaki dan hati, sehingga pada akhirnya sebuah perpisahan harus terjadi dengan 2 (dua) orang buah hati yang harus menjadi korbannya.
Meskipun lelah tenaga, air keringat yang dikeluarkan tidak seberapa dengan air mata yang harus di usap setiap pergantian malam.
Setiap malam saat tertidur, melihat wajah polos tanpa dosa harus terus melangkah ke depan dengan masa depan cerah yang harus mereka gapai.
Tanpa nafkah yang diberi, dia harus berpikir keras untuk tidak merepotkan kedua orang tuanya yang telah berusaha keras mendamaikan setiap pertengkaran saat itu.
Puji syukur, ada kemudahan disetiap kesulitan, saudara sepupu menawarkan pekerjaan meskipun hanya bantu-bantu, uang yang diterima lumayan buat jajan ratuku.
Membantu bibi dalam berjualan pun harus mengorbankan kebersamaan dengan sang buah hati, rasa perih terasa saat harus mencari nafkah demi melanjutkan kelangsungan hidup, single parent bukanlah pilihan hidup, cita-cita dalam perkimpoian hanya ingin sekali sehidup semati, tetapi takdir harus berkata lain.
Perjanjian yang membuat hati teriris saat ujian itu datang kembali, saat mengetahui anak yang masih butuh pengawasan orang tua, harus tinggal dengan sang Ayah, bukan perjanjian dengan pengadilan, tetapi perjanjian antara mertua dan menantu, hanya keikhlasan yang harus diterima.
Anak yang sembilan bulan dikandung, harus berjauhan dengan sang ibu, walau air susu pun belum sempat mengering, ujian demi ujian harus dilewati.
Keputusan tersulit pun harus dilalui, saat anak tertua harus diambil juga oleh sang Ayah, mertua telah mengambil semua milik paling berharga dalam hidupnya, berharap pernikahan terjalin seperti sedia kala.
Namun rasa sakit atas perlakuan sang suami tidak bisa mendamaikan hati yang sudah terluka.
Kerasnya dunia yang dia lalui, harus membanting tulang demi sang buah hati dia rela, meskipun raga tak terurus, apapun dia lakukan demi harta yang paling berharga.
Dialah Sang Dewi Padi yang kukenal, meskipun kini air matanya sudah mengering, dia tetap berharap anak-anak akan kembali dalam pelukannya.
Meskipun masalah yang tengah dihadapi dia tetap selalu tersenyum, jika bertemu dia pun kita tidak akan tahu terhadap masalah yang sedang dihadapi, kenapa saya menyebutnya Dewi Padi, karena berada di dekatnya hanya senyuman yang dia berikan untuk orang sekitarnya.
Demi privasi, dia tidak mau disebut namanya.🙏
Sebuah rumah tanggayang sakinah, mawaddah, dan warahmah adalah impian setiap orang yang berumah tangga, akan tetapi jalan kerikil harus selalu dilalui.
Spoiler for bersama adik:

Batu-batu tajam sering membuat luka di kaki dan hati, sehingga pada akhirnya sebuah perpisahan harus terjadi dengan 2 (dua) orang buah hati yang harus menjadi korbannya.
Meskipun lelah tenaga, air keringat yang dikeluarkan tidak seberapa dengan air mata yang harus di usap setiap pergantian malam.
Spoiler for sang buah hati yang selalu dirindukan:

Setiap malam saat tertidur, melihat wajah polos tanpa dosa harus terus melangkah ke depan dengan masa depan cerah yang harus mereka gapai.
Tanpa nafkah yang diberi, dia harus berpikir keras untuk tidak merepotkan kedua orang tuanya yang telah berusaha keras mendamaikan setiap pertengkaran saat itu.
Spoiler for saat anak pertama masih bersama:

Puji syukur, ada kemudahan disetiap kesulitan, saudara sepupu menawarkan pekerjaan meskipun hanya bantu-bantu, uang yang diterima lumayan buat jajan ratuku.
Membantu bibi dalam berjualan pun harus mengorbankan kebersamaan dengan sang buah hati, rasa perih terasa saat harus mencari nafkah demi melanjutkan kelangsungan hidup, single parent bukanlah pilihan hidup, cita-cita dalam perkimpoian hanya ingin sekali sehidup semati, tetapi takdir harus berkata lain.
Perjanjian yang membuat hati teriris saat ujian itu datang kembali, saat mengetahui anak yang masih butuh pengawasan orang tua, harus tinggal dengan sang Ayah, bukan perjanjian dengan pengadilan, tetapi perjanjian antara mertua dan menantu, hanya keikhlasan yang harus diterima.
Anak yang sembilan bulan dikandung, harus berjauhan dengan sang ibu, walau air susu pun belum sempat mengering, ujian demi ujian harus dilewati.
Keputusan tersulit pun harus dilalui, saat anak tertua harus diambil juga oleh sang Ayah, mertua telah mengambil semua milik paling berharga dalam hidupnya, berharap pernikahan terjalin seperti sedia kala.
Namun rasa sakit atas perlakuan sang suami tidak bisa mendamaikan hati yang sudah terluka.
Spoiler for saat mengais rezeki:

Kerasnya dunia yang dia lalui, harus membanting tulang demi sang buah hati dia rela, meskipun raga tak terurus, apapun dia lakukan demi harta yang paling berharga.
Dialah Sang Dewi Padi yang kukenal, meskipun kini air matanya sudah mengering, dia tetap berharap anak-anak akan kembali dalam pelukannya.
Meskipun masalah yang tengah dihadapi dia tetap selalu tersenyum, jika bertemu dia pun kita tidak akan tahu terhadap masalah yang sedang dihadapi, kenapa saya menyebutnya Dewi Padi, karena berada di dekatnya hanya senyuman yang dia berikan untuk orang sekitarnya.
Demi privasi, dia tidak mau disebut namanya.🙏
Terimakasih yang sudah membaca



Keep smile and istiqamah.
Kalau saya keder dalam menarasikan, tolong beri saran dan kritik dengan cara yang sopan.






Opini pribadi, referensi link tercantum

Diubah oleh Cahayahalimah 25-06-2021 19:32






anton2019827 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.5K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan