Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

serdadu.kpkAvatar border
TS
serdadu.kpk
Pemerintah: Biaya "Lockdown" Terlampau Mahal
Pemerintah: Biaya "Lockdown" Terlampau Mahal


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro hingga 5 Juli 2021.

Pemerintah memilih mempertebal ataupun memperketat PPKM Mikro dalam dua minggu ke depan alih-alih lockdown.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengatakan, lockdown tak dipilih karena biayanya terlampau mahal.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Pengusaha Pasrah Pemerintah Perketat PPKM

"Kita hargai pandangan orang (yang mengusulkan) lockdown, tapi virusnya masih di situ. Kita lockdown sekarang, nanti ada penularan berikutnya lagi, seterusnya. Semua negara maju dan kaya yang pernah awalnya lockdown, tetap melakukan lockdown berulangkali. Cost-nya sangat mahal sekali, termasuk pengaruhi mental kejiwaan masyarakat," kata Iskandar dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu, (23/6/2021).

Iskandar menuturkan, pemerintah tidak bisa memutuskan untuk memilih salah satu titik ekstrem, antara lockdown maupun terus menggenjot ekonomi.

Pasalnya berdasarkan pengalaman mencegah Covid-19 di dalam negeri, pemulihan ekonomi seharusnya beriringan dengan menekankan pada aspek kesehatan.

Pandemi Covid-19 yang ditanggulangi akan berdampak pada kebangkitan ekonomi.

"Kita tidak mungkin memulihkan ekonomi kalau Covid-19 tidak terkendali. Maka itu kalau lihat yang pertama, tentunya aspek kesehatan. Tapi kita tidak juga mau masyarakat kelaparan. Oleh karena itu pemulihan ekonomi sangat penting," beber dia.

Kalau lockdown, kata Iskandar, maka anggaran penanggulangan Covid-19 yang disediakan negara akan membengkak. Penyaluran puluhan triliunan yang telah digenjot selama ini pun akan percuma, contohnya pemberian kredit modal kerja (KMK) yang tengah gencar disalurkan perbankan.

Jika lockdown dilakukan, maka penyaluran KMK yang diberikan bank akan sia-sia. Dana tersebut tidak bisa dipakai untuk modal kerja baru karena usahanya kembali ditutup dan terdampak lockdown.

Baca juga: PHRI: Jika Lockdown Akhir Pekan Diterapkan, Ratusan Restoran Akan Tutup Permanen Tiap Bulan

"Modal kerja yang baru diberikan bank itu hangus. Oleh karena itu penyelarasan dengan kebijakan kesehatan dengan aspek ekonomi menjadi kunci keberhasilan kita bertahap," tutur Iskandar.

Lebih lanjut dia menyebut, PPKM Mikro yang diterapkan pemerintah pusat sudah bagus. Kendati pun begitu, tatanan di lapangan dan di tingkat bawah mesti diperkuat.

Tatanan di tingkat bawah ini kerap tidak terpantau sehingga masyarakat yang sudah jenuh setahun belakangan, akhirnya abai dengan protokol kesehatan.

"Pengendalian Covid-19 sangat penting karena itu necessary condition. Secara bertahap juga sudah sangat jelas pemulihan ekonomi dibarengi jutaan warga terus divaksinasi, walau kita menghadapi tantangan baru dengan peningkatan pandemi Covid-19," tandas Iskandar.

https://money.kompas.com/read/2021/0...wn-lebih-mahal
Diubah oleh serdadu.kpk 28-06-2021 15:02
odjay05
scorpiolama
johanbaikatos
johanbaikatos dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.4K
22
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan