Mitos dan Fakta Tentang Pelecehan Seksual pada Anak
TS
benedick.henry
Mitos dan Fakta Tentang Pelecehan Seksual pada Anak
Pelecehan seksual pada anak menjadi topik yang memprihatinkan. Namun, tetap saja banyak orang tua yang tidak menggali informasi sebanyak-banyaknya bagaimana cara untuk mengatasi hal tersebut agar tidak terjadi pada anak-anak mereka. Orang tua banyak yang lebih fokus tentang ciri fisik seseorang yang mengalami penyimpangan seksual, ketimbang mencari tahu bagaimana agar anak-anak bisa melindungi diri dari hal tersebut, di saat mereka bertemu dengan orang yang dicurigai.
Bukan cuma itu, beragam mitos dan fakta tentang pelecehan seksual pada anak juga menyebar luas dan tambah membawa kekhawatiran pada para orang tua. Pasti Agan pernah mendengar cerita bagaimana seorang anak korban pelecehan seksual, saat besar justru menjadi pelaku pelecehan seksual. Apakah benar hal ini dapat terjadi, simak deh gan mitos dan fakta yang diungkapkan oleh Rape and Abuse Chrisis Centre :
Spoiler for MITOS NOMOR 1:
Mitos #1 :
Pelecehan seringkali dilakukan oleh orang yang tidak dikenal, dan merupakan orang yang kejam di mata anak-anak. jika Anak-anak tidak berdekatan dengan orang yang tidak dikenal, maka mereka akan terbebas dari pelecehan seksual.
Fakta :
Hampir 93% korban pelecehan seksual pada anak-anak dan remaja mengenal siapa pelakunya. 34,2% pelaku adalah keluarga dari korban, 58,7% adalah kenalan mereka dan hanya 7% yang merupakan orang yang tidak dikenal oleh mereka. Dan, yang sering menipu adalah bahwa pelaku seringkali merupakan orang yang sangat dekat dengan anak-anak dan dapat dipercaya.
Spoiler for MITOS NOMOR 2:
Mitos #2:
Sebagian besar anak-anak korban pelecehan seksual akan memberitahukan hal tersebut kepada seseorang tentang kejadian yang dialaminya
Fakta :
Berdasarkan data yang diambil dari American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, diperkirakan 73% dari anak-anak korban tidak memberitahukan kejadian pelecehan seksual yang dialaminya kepada siapapun setelah satu tahun hal tersebut terjadi. Sekitar 45% tidak memberitahukan kepada siapapun sampai dengan 5 tahun. Dan beberapa lainnya tidak pernah mengungkapkan seumur hidupnya. Diperkirakan terdapat 80.000 kasus pelecehan seksual pada anak dilaporkan setiap tahunnya, tapi jumlah yang sebenarnya lebih banyak dari itu.
Spoiler for MITOS NOMOR 3:
Mitos #3
Jika anak-anak tidak ingin mengalami pelecehan seksual, maka mereka bisa mengatakan pada pelaku untuk berhenti melakukannya.
Fakta:
Sayangnya sejak dulu banyak anak yang beranggapan bahwa mematuhi dan menghormati orang dewasa itu adalah sangat penting dalam kehidupan sehari-hari tanpa memilih kepatuhan seperti apa yang diwajibkan. Hal ini menyebabkan mereka umumnya tidak mempertanyaan kelainan pada perilaku orang dewasa. Terlebih anak-anak juga sangat mudah disuap dan diacam atas dasar posisi otoritas.
Spoiler for MITOS NOMOR 4:
Mitos #4
Semua korban pelecehan seksual adalah perempuan
Fakta:
Anak perempuan memang lebih sering menghadapi pelecehan seksual dibandingkan laki-laki dengan jumlah 25-33 % wanita di usia anak-anak. Anak laki-laki yang mengalami pelecehan seksual di masa anak-anak jumlahnya diperkirakan 10-16%. Kasus JIS membuktikan bahwa anak laki-laki telah menjadi korban pelecehan seksual yang sangat serius.
Spoiler for MITOS NOMOR 6:
Mitos #5
Anak-anak sering mengada-ngada tentang perlakukan seksual yang dialaminya
Fakta:
Anak-anak sangat jarang berbohong tentang pelecehan seksual, baik yang dialaminya atau yang dilihatnya. Hal ini disebabkan oleh karena mereka tidak mengetahui tentang hubungan seksual, jadi mereka hanya bisa mengatakan apa yang mereka alami dan lihat tanpa dilebih-lebihkan.
Spoiler for MITOS NOMOR 6:
Mitos #6
Pelaku pelecehan seksual biasanya datang dari keluarga kelas menengah ke bawah.
Fakta:
Pelaku pelecehan seksual bisa datang dari tingkatan sosial mana saja, tidak tergantung dengan ras, suku ataupun kelas ekonomi tertentu.
Spoiler for MITOS NOMOR 7:
Mitos #7
Jika seseorang anak laki-laki mendapatkan ereksi atau ketika anak erempuan tidak merasakan sesuatu yang menyakitkan selama kejadian, hal ini menandakan bukan kejadian pelecean seksual.
Fakta:
Adanya reaksi fisik saat seseorang distimulasi secara seksual adalah hal yang lumrah terjadi, namun bukan berarti hal tersebut mengesampingkan alasan pelecehan seksual. Bagaimanapun, secara emosional anak-anak belum bisa mengerti dan memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Spoiler for MITOS NOMOR 8:
Mitos #8
Semua anak-anak korban pelecehan seksual akan mengalami rasa ketakutan dan merasa tidak sempurna sepanjang hidupnya
Fakta:
Anak-anak korban pelecehan seksual tetap bisa menjalani hidup yang normal seperti orang lainnya. Pada beberapa kasus, pelecehan seksual juga tidak meninggalkan bekas sisi pada fisik korban, dan tidak ada orang yang akan tau bahwa seseorang merupakan korban pelecehan seksual, kecuali jika ia memberitahukannya.
Spoiler for MITOS NOMOR 9:
Mitos #9
Kebanyakan korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh laki-laki kepada anak laki-laki, akan membuah korban menjadi homoseksual.
Fakta:
Dalam penelitian Child Abuse and Neglect ditemukan bahwa 48% homoseksual yang melakukan pelecehan pada anak laki-laki, juga akan menikah di kemudian hari dengan seorang wanita. Hal ini membuktikan bahwa, tidak semua pelaku pedophilia laki-laki kepada anak laki-laki itu adalah homoseksual, dan tidak selamanya mereka pernah mengalami pelecehan seksual di masa kanak-kanaknya.
Spoiler for MITOS NOMOR 10:
Mitos #10
Korban pelecehan seksual biasanya juga akan tumbuh menjadi pelaku kekerasan seksual saat mereka dewasa
Fakta:
Sekalipun mengalami trauma yang cukup panjang, namun korban pelecehan seksual pada masa anak-anak tidak akan menjadi pelaku pelecehan seksual saat dewasa, jika mereka dibekali dengan pendidikan agama dan moral yang baik, dan juga senantiasa didampingi oleh orang-orang yang mereka sayangi selama masa-masa apemulihan. Di Indonesia sendiri, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, biasanya akan melakukan pendampingan pada anak-anak korban pelecehan seksual, selama masa traumatic dan pemulihan.
Nah, itu dia gan beberapa mitos dan fakta yang sebaiknya kita ketahui gan. Semoga kejadian JIS tidak terulang lagi dak kita lebih waspada gan.
Makasih gan udah dateng, jangan lupa tinggalin komentar gan...ane sayang banget ama agan kalo ninggalin koment: