- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Imbas Gagal Bayar Utang, Sritex Didepak dari 4 Indeks Saham


TS
perojolan14
Imbas Gagal Bayar Utang, Sritex Didepak dari 4 Indeks Saham

Emiten produsen tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) harus keluar dari sejumlah indeks acuan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Setidaknya, emiten dengan kode saham SRIL ini terpental dari empat indeks di Bursa, yakni Indeks Kompas100, yang digantikan oleh PT Global Mediacom Tbk (BMTR). Kedua, SRIL juga terdepak dari indeks IDX-80 yang digantikan oleh BMTR.
Selanjutnya, SRIL juga terpental dari indeks IDX Value30 dan IDX ESG Leaders yang masing-masing digantikan oleh PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Dalam pengumuman yang disampaikan otoritas bursa dalam evaluasi insidental indeks No.Peng-0061/BEI.POP/06-2020 dengan merujuk pada pengumuman berkala mengenai evaluasi sejumlah indeks di bursa dijelaskan, dasar perubahan tersebut lantaran BEI mencermati suspensi atas saham SRIL pada tanggal 18 Mei 2021 di seluruh pasar.
Suspensi ini dengan pertimbangan adanya peristiwa di mana perusahaan tercatat tidak memenuhi kewajiban pembayaran kupon dan atau pokok MTN Sritex Tahap III Tahun 2018 Ke 6 (enam) (USD-SRIL01X3MF) serta evaluasi Insidental Indeks yang dilakukan oleh BEI.
"Bersama ini kami mengeluarkan saham SRIL dari penghitungan beberapa indeks di Bursa Efek Indonesia," tulis pengumuman BEI, dikutip Rabu (23/6/2021).
BEI menyebutkan, perubahan konstituen tersebut akan mulai berlaku pada 21 Juni 2021.
Seperti diketahui, Sri Rejeki Isman saat ini sedang dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Nilainya diketahui bertambah menjadi senilai US$ 1,4 miliar atau sebesar Rp 19,6 triliun dengan rerata kurs Rp 14.000 per US$. PKPU tersebut terdaftar di Pengadilan Negeri Semarang dengan nomor gugatan 12/Pdt.Sus-PKPU/2021/PN Niaga Smg.
Sritex telah meminta pengadilan Semarang untuk memperpanjang proses penangguhan utang tersebut selama 120 hari, dari periode awal 45 hari yang akan berakhir pada 21 Juni ini karena perlu waktu tambahan untuk melakukan tinjauan komprehensif terhadap bisnis dan operasi perseroan.
Selain itu, kreditor Sritex juga menambah nilai terutang sebanyak Rp 20 triliun yang terdiri dari kreditor terjamin senilai Rp 700 miliar dan Rp 19 triliun dari kreditor yang tidak terjamin.
Communication Head SRIL, Joy Citradewi, kepada CNBC Indonesia menuturkan, perseroan saat ini belum dapat membeberkan lebih lanjut mengenai rincian klaim kreditor PKPU tersebut karena saat ini masih dalam proses verifikasi di pengadilan. "Kita tunggu seluruh proses verifikasi final," katanya, Senin (14/6/2021).
Ia juga belum bisa mengungkapkan bagaimana skema yang akan ditempuh oleh SRIL untuk membayar kewajiban tersebut, apakah dari kreditor dengan nilai terendah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
"Skemanya belum dapat di-disclose," ujarnya.
Pandemi Covid-19 menjadi penyebab kinerja keuangan perseroan tertekan. Ekspor perusahaan pakaian Indonesia turun 17% tahun lalu karena pandemi, dan kebangkitan global virus Covid-19 mengancam pemulihan industri.
Dari pasar modal, saham SRIL terakhir diperdagangkan di level Rp 146/saham sebelum disuspensi dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 3 triliun.
link
"Bersama ini kami mengeluarkan saham SRIL dari penghitungan beberapa indeks di Bursa Efek Indonesia," tulis pengumuman BEI, dikutip Rabu (23/6/2021).
0
1.2K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan