Satu dari 10 Perusahaan Tak Beroperasi Akibat Pandemi

Beranda
Komunitas
News
Berita dan Politik
Satu dari 10 Perusahaan Tak Beroperasi Akibat Pandemi

deganijo001

14-06-2021 11:42

Satu dari 10 Perusahaan Tak Beroperasi Akibat Pandemi

Bisnis, JAKARTA– Satu dari 10 perusahaan di Indonesia tidak lagi beroperasi akibat pandemi virus corona. Sebagian besar perusahaan yang bertahan pun masih membukukan pendapatan di bawah level prapandemi. Temuan itu mengemuka dalam survei Bappenas per Maret 2021 atau yang ketiga selama pandemi Covid-19 berlangsung, bekerja sama dengan Prospera dan Bank Dunia. Survei dilakukan terhadap 1.360 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan standard of error 1,356 persen.

Kepala Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan 10 persen perusahaan tutup karena ketersediaan uang yang terbatas dan permintaan yang tidak mencukupi. Selain itu, survei menemukan 54 persen pebisnis memiliki pendapatan di bawah level prapandemi pandemi, lebih rendah dari 78 persen dalam survei November 2020. Hasil ini menunjukkan pendapatan sebagian perusahaan sudah mulai pulih.

Namun tak dimungkiri, kerugian sebagian perusahaan masih dalam, bahkan memburuk. Survei gelombang ketiga mencatat lebih banyak bisnis yang mengalami kerugian dibandingkan dengan hasil survei gelombang kedua.

“Kedalaman kerugian pendapatan masih cukup besar karena ada sekitar 2 dari 5 bisnis melaporkan bahwa penjualan mereka hampir setengah dari penjualan sebelum pandemi," kata Amalia, Jumat (11/6/2021).

Dia mengatakan pemerintah memang masih perlu mendorong sisi permintaan untuk mempercepat pemulihan sektor bisnis.

Baca : Kenaikan Harga Rokok Jadi Pilihan, Pajak Konsumsi Jadi Tumpuan

Spoiler for Tanda Pemulihan:

Tanda Pemulihan

Amalia memaparkan hasil survei bagaimana pun menunjukkan proporsi perusahaan yang masih beroperasi jauh lebih besar dibandingkan dengan yang tidak lagi beroperasi, yakni 91,8 persen. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan dengan 3,7 persen usaha yang tutup secara permanen, dan 4,6 persen usaha yang tutup sementara.

“Kami lihat proporsi ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan [survei] gelombang I yang kami lakukan Juni 2020. Artinya, sinyal perbaikan dari sektor usaha itu masih ada walaupun ini masih belum pulih seperti sebelum adanya pandemi Covid-19,” jelasnya.

Bappenas melihat dinamika sektor bisnis makin bergerak menuju ke arah pemulihan, terlihat dari makin banyaknya perusahaan yang tetap beroperasi di tengah pandemi. Sejalan dengan itu, jumlah perusahaan yang tutup sementara dan permanen juga kian mengecil.

“Artinya ini ada tanda-tanda perbaikan dan pemulihan dari sektor usaha yang tentunya menjadi optimisme bagi kita semua,” ujar Amalia.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani mengatakan pekerjaan rumah Indonesia untuk mencapai pemulihan ekonomi masih berat seiring dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang masih tinggi.

Kendati demikian, dia tidak menampik pemulihan mulai berlangsung di sektor manufaktur, sebagaimana laporan purchasing managers’ indexIHS Markit yang menyebutkan sektor pengolahan terus berekspansi.

Ekspansi itu berkaitan dengan perubahan perilaku konsumen selama pandemi Covid-19, salah satunya meningkatkan permintaan sepeda dan peralatan olahraga lain.

“Ini kemudian juga akan memberikan efek domino kepada sektor mamin [makanan dan minuman],” katanya.

SUMBER

gesermeja memberi reputasi

373

Kutip

Balasan

Komentar yang asik ya

Urutan

Terbaru

Terlama

Komentar yang asik ya

Komunitas Pilihan