- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tebus Kerugian Negara, Mobil Mewah Sitaan Kasus Asabri Dilelang


TS
Kukuhferlanda
Tebus Kerugian Negara, Mobil Mewah Sitaan Kasus Asabri Dilelang

Bisnis, JAKARTA— Setidaknya 16 kendaraan mulai dari Rolls-Royce hingga Ferrari hasil sitaan dalam kasus perkara PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri dilelang untuk mengembalikan kerugian negara. Kejaksaan Agung (Kejagung), melalui Pusat Pemulihan Aset (PPA) mulai melakukan lelang atas kendaraan dengan batas harga paling rendah Rp121 juta untuk Nissan Teana hingga Ferrari jenis F12 Berlinetta dengan batas harga Rp6 miliar.
Seluruh kendaraan itu berasal dari empat orang tersangka yakni Direktur Utama PT Asabri periode 2011-2016 Adam Rachmat Damiri, mantan Komisaris Utama PT Trada Alam Minera (Tram) Heru Hidayat, Direktur Utama PT Jakarta Emiten Investor Relationship Jimmy Sutopo dan mantan Kepala Divisi Investasi PT Asabri Ilham W Siregar. Seluruh mobil mewah sitaan itu dilelang pada Selasa (15/6/2021) sekitar pukul 09.00-11.00 WIB melalui situs www.lelang.go.id atau di KPKNL Jakarta IV Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun Nomor 10, Jakarta.
Sebelumnya, Direktur Utama Asabri Wahyu Suparyono menjelaskan bahwa audit laporan keuangan 2020 Asabri telah rampung. Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Yusuf, Aryanto, Mawar dan Rekan menyematkan opini Wajar Tanpa Modifikasian (WTM) bagi laporan keuangan tersebut. Berdasarkan hasil audit itu, Asabri mencatatkan kerugian komprehensif Rp4,8 triliun. Selain itu, terdapat ekuitas negatif Rp13,3 triliun yang menunjukkan kondisi keuangan perseroan sangat terpuruk.
Baca : Waspadai Aksi Jual Lanjutan Aset Kripto
"Sampai dengan 2020, Asabri mengelola aset sebesar Rp31,07 triliun, dan periode terakhir per 31 Desember 2020 telah membukukan kerugian komprehensif sebesar Rp4,8 triliun," ujar Wahyu dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR, Rabu (9/6/2021).
Dia menjelaskan bahwa sebelumnya, Asabri tidak kunjung mempublikasikan laporan keuangan 2018. Hal tersebut menjadi sinyal bahwa terdapat masalah dalam tata kelola perusahaan yang coba dibenahi manajemen Asabri saat ini. Berdasarkan penelusuran laporan keuangan beberapa tahun lalu serta audit laporan keuangan 2019 dan 2020, Wahyu menemukan terus terjadinya kerugian. Nilai kerugian komprehensif pun terakumulasi hingga double digit.
"Tiga tahun terakhir kalau kami akumulasikan, rugi komprehensif Rp11,76 triliun," katanya.
Kondisi itu membuat Asabri memerlukan Rp15,16 triliun untuk mencapai ketentuan rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) minimum 120 persen dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini, RBC Asabri masih jauh di bawah ketentuan.
"Di laporan keuangan saat ini cukup membaik, ada keuntungan di posisi April 2021 sebesar Rp1,3 triliun. Namun, ketika diakumulasikan [dalam beberapa tahun terakhir] masih rugi, ini harus diselesaikan," katanya.
Sumber : Bisnisindonesia.id




scorpiolama dan emineminna memberi reputasi
2
980
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan