adindaptrarnAvatar border
TS
adindaptrarn
Diselingkuhi selama 10 tahun, Justru jadikan Perempuan Ini Istimewa
Semua manusia di dunia, tidak hanya wanita, pasti punya keinginan untuk menikah sekali seumur hidupnya. Maka dari itulah kenapa banyak orang yang melakukan pesta besar-besaran atau harus melalui lika liku panjang untuk menemukan ‘the one’ untuk seumur hidup karena semuanya hanya ingin dilakukan sekali. Semua usaha kita  rencana sang kuasa, mungkin kadang berbanding terbalik adanya. 

Setelah berpacaran sekitar 7 bulan, Putri yang pada saat itu berusia 20 tahun, memutuskan untuk menikah dengan seorang pria kita sebut saja Marco. Seorang wanita rantau, berjuang ke Jakarta untuk mengembangkan bakatnya dalam dunia fashion, rasanya emang penting banget buat ada tempat bersandar, bercerita atau sekedar melepas keluh kesah. Setahun menikah, ia pun melahirkan putri pertamanya dan 11 tahun setelahnya melahirkan putri kedua. 


Mengumpat di balik ketidakjujuran dan perilaku yang janggal semata-mata hanya untuk mencari kebahagiaan untuk diri sendiri. Ketika kita sebagai manusia berani untuk mengikatkan diri kepada pernikahan, rasanya tidak adil jika hanya mementingkan kebahagiaan diri semata dan melupakan nilai keluarga yang telah dibangun bersama. Tanggung jawab menjadi lebih besar tetapi tentunya akan jauh lebih besar rasa bahagia karena memiliki keluarga sebagai rumah dan tempat pulang.

Jangankan bercerai, fakta bahwa suaminya berkhianat mungkin tidak pernah terpikirkan dalam benak ibu 2 anak yang hobi memasak ini. Setelah pernikahannya yang berjalan sudah lebih dari 1 dekade lamanya, wanita pemilik butik di Jakarta ini memutuskan untuk berpisah dari suami yang ternyata sudah 10 tahun memiliki wanita ketiga. Keegoisan dan rasa tidak puas yang terus menyelimuti hati sang suami membawa malapetaka bagi kehidupan laki-laki yang berprofesi sebagai karyawan swasta itu.

Kok bisa selama 10 tahun gak ketauan? Selayaknya seorang ibu dan istri, Putri memiliki perasaan janggal dan peka terhadap perubahan sikap suaminya. Pulang selalu larut malam bahkan pagi hari, jika di rumah serasa hanya punya sisa amarah, itulah perubahan sang suami. Lewat tiap doa yang dipanjatkan, ibu ini selalu berharap yang terbaik untuk keluarga kecilnya, apapun jalan keluar yang ditunjukkan oleh sang pencipta.

“Bingung karena gak ada bukti, tapi kerasa ada yang janggal. Ya, saya kembali ke yang maha kuasa. Minta tolong kalau emang ada sesuatu, diberikan bukti yang bisa diliat dengan mata dan didengar oleh telinga. Akhirnya ya itu, bener, saya ditunjukin semuanya.” 

Sampai suatu hari, petunjuk menghampiri dengan bukti yang bisa dilihat dengan mata dan didengar oleh telinga tentang perselingkuhan yang terjadi. Setelah 3 tahun proses menunggu perubahan, ternyata sang suami tidak berubah dan masih terus berhubungan dengan wanita ketiga. Usut punya usut, bahkan sudah mempunyai momongan bersama. Layaknya bangun dari mati suri, setelah berdoa sepanjang malam, Putri merasa mendapatkan kekuatan dan jawaban bahwa perpisahan melalui jalur hukum menjadi pilihan yang harus ditempuh.

Tanpa rasa bersalah, tersangka yang berselingkuh tidak mau berpisah dan memutuskan untuk tidak pernah menghadiri sidang perceraian. Hakim pun mengetuk palu dan mereka sudah resmi berpisah dari sepasang suami istri. Sang suami pun diusir paksa karena memang sudah begitu keputusan yang ada. Kedua anak perempuannya merasa terpukul, terutama anak kedua yang baru berumur 5 tahun dan belum mengerti apa-apa.

Penyembuhan untuk mental seorang wanita korban pengkhianatan memang tidak mudah. Faktanya, banyak trauma yang disebabkan jika kita jatuh dalam hubungan yang melibatkan orang ketiga, seperti merasa insecure terhadap diri sendiri, krisis kepercayaan dengan orang lain, dan malasnya memulai segalanya dari awal lagi. Soal memaafkan? Semua wanita memiliki hati penuh kasih sayang nan lembut.

“Saya udah maafin, Mba. Bahkan dari sebelum resmi bercerai, ya udahlah. Sekarang yang penting anak-anak saya. Berat sih, tapi mau gimana lagi,” tuturnya.

Ternyata, ketika sudah menikah dan mempunyai keturunan, alasan untuk lebih lama sendiri atau bahkan tidak ada keinginan untuk memulai lembar baru dengan orang lain bukan hanya itu.

“Aduh, saya udah gak kepikiran lagi mba buat nyari pasangan. Trauma sih nggak ya, saya juga udah maafin. Tapi, saya takutnya kan kalau orang baru otomatis bukan bapak kandung dari anak saya, ya, takut kasih sayangnya beda. Lagian udah umur segini, saya fokus ke anak-anak saja.” 

Hubungannya dengan sang mantan suami memang tidak dekat, sebatas menghormati karena Ia adalah ayah dari anak-anaknya. Ibu Putri pun selalu berusaha memenuhi kebutuhan diri dan keluarga kecilnya dengan jerih payah dan keringatnya sendiri. Dari awal perceraian, sang mantan suami memang tidak pernah memberikan nafkah atau bahkan membiayai anak-anaknya.

“Ikhlasin aja sih, saya juga dulu alhamdulillah punya penghasilan. Jadi yaudah saya gak pernah minta sepeser pun. Tapi, waktu itu saya menghubungi duluan karena anak pertama mau menikah dan pandemi kemarin kebetulan usaha saya sepi, jadi saya terpaksa kasih tau dia untuk biaya sekolah Sinta (anak kedua) yang mau kuliah.”

Pasang surut dunia usaha harus dirasakan olehnya, mulai dari mempunya 3 rumah yang berfungsi untuk tempat mengumpulkan bahan jualannya, tempat menjahit dan rumah tinggal, habis dalam sekejap karena harus membiayai anak dan keluarganya di kampung. Kekuatan yang dimiliki semata-mata untuk menyelamatkan anak dan dirinya sendiri. Tidak mau terus terpuruk dalam lubang kesedihan dan meratapi nasib, ikhlas dan berserah diri kepada yang di atas menjadi keputusan terbaiknya.

Sekarang, dirinya sudah hidup dengan damai. Anak perempuan yang pertama bahkan sudah mempunyai keluarga, dan anak kedua (Sinta) tinggal bersama dirinya dan merintis karir sebagai model. Fokus mengembangkan bisnis di tengah segala keterbatasan pandemi COVID 19 dan persaingan yang semakin ketat tentu menuntut kreativitasnya. 

Selayaknya semua ibu di luar sana, fenomena ‘orang tua tunggal’ tidak mengurangi nilai menjadi seorang ‘ibu’. Ada atau tidak ada partner, wanita dengan kekuatannya tetap bisa berdiri yang menjadikannya #SatuIstimewa. Tak selamanya yang kurang itu akan menghasilkan produk gagal. Asal kita sebagai manusia mau berusaha, semua hal yang kita syukuri tentu bisa menjadi yang teristimewa.


Diubah oleh adindaptrarn 09-06-2021 09:04
UriNami
koi7
bachtiar.78
bachtiar.78 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
8.3K
103
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan