Kuliner Khas Perang Aceh



Kata orang kalau perut lagi laper bawaannya emosi, orang bisa melakukan perbuatan tak baik pun bisa karena perut.

Rela mencuri demi sesuap nasi, atau kerja banting tulang pun demi memenuhi isi perut, karena kita makan untuk hidup, bukan sebaliknya ya gan.

Dalam keadaan apapun perut harus tetap terisi, begitupun dalam keadaan perang, pada zaman perang orang-orang dahulu pun harus tetap makan biar kuat melawan musuh-musuhnya.

Seperti kita ketahui Aceh, terkenal sebagai salah satu Negara yang sering dilanda konflik. Mulai dari perang antar kerajaan Hindu-Budha-Islam, lalu Aceh-Portugis, berlanjut dengan perang Belanda, sampai akhirnya ditutup dengan konflik bersenjata dengan pemerintah Republic Indonesia.

Karena faktor demikian gaya makan orang Aceh pun ikut dipengaruhi oleh perang tersebut, Berikut kuliner yang terkenal dengan kuliner perang di Aceh;


Sambai Peugaga




Sambai oen peugaga atau Sambal daun Peugaga ( Daun Cilantro) merupakan sebuah sambal daun-daunan yang unik. Semua bahannya dari bahan alami. 

Bahan utamanya kelapa dan daun pegagan, mirip-mirip dengan urap, kalau urap dimasak berbeda dengan Sambai oen peugaga, sayurannya disajikan dalam keadaan mentah.







Keumamah adalah ikan tongkol yang sudah di rebus setengah matang kemudian dijemur sampai kering. Lalu dibaluri tepung kanji dan di simpan ditempat yang kering.

Bisa disimpan sampai berminggu-minggu, setelah itu diolah sesuai selera, yummy.

Memang kalau dalam keadaan perang kondisi yang tidak menentu memasak harus yang tidak mudah basi.





Proses pembuatan pisang sale dengan cara pengasapan, sebelumnya di jemur sampai kering, lalu dibaluri gula tebu (bukan gula pasir), pisang sale ini bisa bertahan sampai berminggu-minggu.

Jadi tahukan kenapa pisang sale ini menjadi salah satu makanan yang sempat dibawa masa perang Aceh dahulu.





Makanan ini datang dari Pidie. Emping biasanya dari melinjo, kalau dari Aceh ini terbuat berbahan baku beras ketan. Sesudah disangrai beras ketan lalu ditumbuk, karena dari beras ketan jadi bentuk emping ini begitu mini.





Sie reuboh atau daging rebus memiliki dua varian model. Sie reuboh Aceh besar, dengan sie reuboh sigli.

Sie reuboh sigli, perebusan daging menggunakan air belimbing wuluh. Sedangkan Aceh besar, menggunakan cuka air nira.

Bicara soal tahan lama? Percaya tidak percaya, gulai yang memiliki rasa asam, gurih, dan pedas ini bisa bertahan sampai satu bulan lebih. 





Beulacan yang berasal dari Kabupaten Aceh Pidie ini, mirip pepes. Menggunakan ikan teri atau udang yang dihaluskan dan dicampur dengan parutan kelapa, cabai merah, dan kunyit. Lalu dibalut dengan daun pisang, dikukus, lalu kemudian dibakar. Soal daya tahan? Asalkan tetap kering, dia juga bisa bertahan lama.





Sumber 12



Opini pribadi
Sumber gambar dan referensi sini, sini.