JualanAgamaAvatar border
TS
JualanAgama
Minta Petugas Partai Mundur Saja Kalau Tak Mau Bekerja, Megawati Sindir Ganjar?
Selasa, 1 Juni 2021 08:40 WIB



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir pekan lalu Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan kepada seluruh kader PDIP bahwa mereka semua adalah petugas partai.

Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kader untuk menjalankan tugas kepartaian apabila tidak ingin diberhentikan.

"Kalian-kalian ini adalah petugas partai. Jangan lupa, kalian adalah petugas partai, tidak lagi bisa sebagai pribadi-pribadi. Karena ini namanya sebuah organisasi, organisasi partai politik," kata Megawati saat meresmikan 25 prasasti kantor partai PDIP secara virtual, Minggu (30/5/2021).

Megawati mengatakan, bahwa menjadi petugas partai berarti harus taat dengan tugas yang telah diemban masing-masing kader.

menjadi kewajibannya.

"Jangan hanya jual nama partai. Hanya bisa berpakaian seragam partai, kalau disuruh kerja gak mau," ujarnya.


Megawati kembali menegaskan kepada kader, jika tidak sanggup untuk mengemban tugas partai, ada dua pilihan bagi mereka, maka pilihan terbaik adalah mundur dari PDIP.

"Makanya lebih baik saya bolak-balik bilang. Kalau ndak mau jadi petugas partai, saya ndak ngomongin lagi anggota partai, petugas partai. Artinya gak mau diberi tugas oleh partai, out saja, mundur, jangan lagi," kata dia.

Sindiran Puan Soal Pemimpin


Pernyataan ini disebut-sebut merupakan sindiran Megawati untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Seperti diketahui beberapa waktu belakangan hubungan Ganjar dengan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani dikabarkan tidak harmonis.

Seperti diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Ganjar Pranowo tidak menghadiri acara temu kader PDI Perjuangan Jawa Tengah yang digelar di Semarang, Sabtu (22/5/2021).

Ketidakhadiran Ganjar ini ternyata lantaran dirinya tidak diundang dalam acara tersebut.
Hal ini pun sempat menjadi perhatian tersendiri.

Terlebih pada rundown acara tertulis bahwa gubernur bukan menjadi salah satu tamu acara.

Dalam rundown tertulis acara dibuka oleh laporan Ketua Panitia Agustina Wilujeng.


Kemudian sambutan ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto.

Arahan Puan Maharani menjadi acara inti ketiga.
Pada susunan rundown acara yang tersebar di kalangan jurnalis, tertulis; "tamu tatap muka: 100 orang. (terdiri dari) DPR RI Jateng, DPD Jateng, DPRD Prop Jateng, kepala daerah & wakil kader se Jateng (kecuali gubernur)."



Sedangkan tamu virtual via zoom, yakni 463 anggota DPRD kabupaten/kota, 35 DPC kabupaten/kota, 573 PAC, serta badan dan organisasi sayap PDI Perjuangan se-Jawa Tengah.

Belum ada konfirmasi dari Ganjar perihal ketidakhadiran dirinya.

Kabag Tata Usaha dan Rumah Tangga Pimpinan Setda Provinsi Jateng, Hanung Cahyo mengatakan bahwa ketidakhadiran gubernur karena tidak mendapat undangan.

"Sudah saya cek dan pastikan tidak ada undangan acara tersebut baik selaku gubernur maupun selaku kader partai," tegasnya.

Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani sempat memberikan sebuah sindiran saat memberikan arahan kepada para kader PDIP di Semarang, Sabtu (22/5/2021).

Dalam sambutannya, Puan sempat melontarkan sindiran soal filosofi pemimpin menurutnya.

Menurut Puan, pemimpin seharusnya berada di lapangan, bukan malah di sosial media.

Puan juga menekankan, jika pemimpin harus berada di lapangan agar orang-orang yang mendukungnya bisa melihat.

"Pemimpin itu menurut saya, ke depan ini adalah pemimpin yang memang ada di lapangan, bukan ada di sosmed."

"Pemimpin yang memang dilihat sama temen-temennya, sama orang-orangnya yang mendukungnya ada di lapangan," kata Puan dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (24/5/2021).

Lebih lanjut, Puan menegaskan jika sosmed memang diperlukan.

Menurut Puan, dalam berjuang, jangan hanya berhenti di sosmed saja, tapi juga harus secara nyata di lapangan.

"Sosmed memang diperlukan, namun dalam berjuang, jangan hanya berhenti di sosmed saja. Sosmed diperlukan, media perlu, tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan," tegas Puan.

Masih belum diketahui untuk siapa sebenarnya sindiran yang dilontarkan Puan ini.

Namun banyak yang menyebutkan jika sindiran ini disinyalir sebagai bentuk sindiran kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Terlebih pada acara pengarahan kader PDIP tersebut, Ganjar tidak ikut diundang.


Diketahui memang Ganjar dikenal aktif di media sosialnya.

Ganjar juga memiliki akun YouTube pribadi yang biasanya ia gunakan untuk mengunggah videonya saat melakukan kunjungan kerja.



Lebih lanjut, Puan menegaskan jika sosmed memang diperlukan.

Menurut Puan, dalam berjuang, jangan hanya berhenti di sosmed saja, tapi juga harus secara nyata di lapangan.

"Sosmed memang diperlukan, namun dalam berjuang, jangan hanya berhenti di sosmed saja. Sosmed diperlukan, media perlu, tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan," tegas Puan.

Masih belum diketahui untuk siapa sebenarnya sindiran yang dilontarkan Puan ini.


Namun banyak yang menyebutkan jika sindiran ini disinyalir sebagai bentuk sindiran kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Baca juga: Gaya Politik Ganjar Dinilai seperti Air Mancur: yang Kena, yang Jauh-Jauh Aja

Terlebih pada acara pengarahan kader PDIP tersebut, Ganjar tidak ikut diundang.


Diketahui memang Ganjar dikenal aktif di media sosialnya.

Ganjar juga memiliki akun YouTube pribadi yang biasanya ia gunakan untuk mengunggah videonya saat melakukan kunjungan kerja.

Jangan Dikaitkan dengan Ganjar

Lalu apa kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menanggapi peringatan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno tentang petugas partai?

Rudy meminta agar peringatan Mega tentang petugas partai ini tidak dikait-kaitkan dengan Ganjar Pranowo.

"Enggak ada, jadi jangan dikait-kaitkan dengan Ibu Ketua Umum memberikan pidato pengarahan itu," kata Rudi saat berbicara di Program Kompas Petang Kompas TV, Senin (31/5/2021).

Banyak yang menduga jika peringatan Mega, tentang petugas partai ini adalah bentuk sindiran kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Mengingat sebelumnya, Ganjar dengan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani sempat dikabarkan bersitegang.




Menurut Puan, dalam berjuang, jangan hanya berhenti di sosmed saja, tapi juga harus secara nyata di lapangan.

"Sosmed memang diperlukan, namun dalam berjuang, jangan hanya berhenti di sosmed saja. Sosmed diperlukan, media perlu, tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan," tegas Puan.

Masih belum diketahui untuk siapa sebenarnya sindiran yang dilontarkan Puan ini.


Namun banyak yang menyebutkan jika sindiran ini disinyalir sebagai bentuk sindiran kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Baca juga: Gaya Politik Ganjar Dinilai seperti Air Mancur: yang Kena, yang Jauh-Jauh Aja

Terlebih pada acara pengarahan kader PDIP tersebut, Ganjar tidak ikut diundang.


Diketahui memang Ganjar dikenal aktif di media sosialnya.

Ganjar juga memiliki akun YouTube pribadi yang biasanya ia gunakan untuk mengunggah videonya saat melakukan kunjungan kerja.

Jangan Dikaitkan dengan Ganjar

Lalu apa kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menanggapi peringatan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno tentang petugas partai?

Rudy meminta agar peringatan Mega tentang petugas partai ini tidak dikait-kaitkan dengan Ganjar Pranowo.

"Enggak ada, jadi jangan dikait-kaitkan dengan Ibu Ketua Umum memberikan pidato pengarahan itu," kata Rudi saat berbicara di Program Kompas Petang Kompas TV, Senin (31/5/2021).

Banyak yang menduga jika peringatan Mega, tentang petugas partai ini adalah bentuk sindiran kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Mengingat sebelumnya, Ganjar dengan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani sempat dikabarkan bersitegang.


Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan bahwa petugas partai ada di tiga tempat.

Yakni di instruktur partai, penugasan di legislatif, dan penugasan di eksekutif.

"Ya petugas partai ada di tiga tempat ini, satu di instruktur partai, dua penugasan di legislatif, yang ketiga penugasan di eksekutif."

"Jika ketiga pilar ini, sebetulnya kalau menganggap dirinya sebagai petugas partai, rakyat menikmati kesejahteraan kok," tegas Rudy.

Rudy menyebutkan bahwa antara Ganjar Pranowo, Puan Maharani, serta Bambang Nuryanto sudah tidak ada persoalan.

Karena semua sudah tegak lurus, patuh dan taat pada partai.

"Saya tahu persis kok Pak Ganjar bukan orang bodoh. Dia main medsos karena memang sekarang dunianya medsos kok. Jadi kalau ada hal-hal yang dikiranya kelewatan dan sebagainya saya kira ini sudah selesai kok," kata dia.

"Sudah tidak ada persoalan antara Mas Ganjar, Mas Pacul dan Mbak Puan. Dari pengamatan saya sendiri Pak Ganjar itu tetap tegak lurus kepada ketua umum. Perintah ketua umum apa itu yang harus dijalankan," ujarnya.

Sentilan Ditujukan kepada Seluruh Petugas Partai

Terpisah Politikus PDIP Aria Bima memastikan sentilan Megawati itu ditujukan kepada seluruh petugas partai.

"Enggak ada (sindiran ke Ganjar). Ganjar itu kader yang Ibu Mega gadang-gadang, untuk menjadi kader terbaik," kata Aria Bima di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (31/5/2021).

Menurutnya, sikap Megawati sebagai ketegasan seorang pimpinan partai.

Dia menilai ketegasan itu akan melahirkan figur dari partai mumpuni.

"Secara ideologis Ibu Mega harus semakin tegas dan keras jangan segan-segan mecat orang PDI Perjuangan yang hanya mencari kekuasaan, mencari keuntungan perutnya, dan tidak menjaga Pancasila dan NKRI," ucapnya.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI itu juga membantah ada perselisihan antara PDIP dengan Ganjar.

Isu tersebut berkembang lantaran Ganjar tidak diundang DPD PDIP Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

"Memang tidak ada perselisihan, ya soal dinamika, PDI Perjuangan dinamis kok," ujarnya.


Puan Orang Berjasa

Terkait hubungannya dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa hubungannya dengan Puan sampai saat ini baik-baik saja.

Ganjar mengakui apa yang ramai diperbincangkan di media sosial akhir-akhir ini membuatnya tak nyaman.

"Jadi begini teman-teman, saya mengikuti apa yang ada di medsos. Sungguh-sungguh itu tidak enak. Sungguh-sungguh saya tidak enak. Saya selalu hormat sama Mbak Puan, sangat-sangat hormat," kata Ganjar ditemui usai mengikuti rapat paripurna di Gedung DPRD Jateng, Jumat (28/5/2021).

Menurut Ganjar, Puan adalah orang yang sangat berjasa pada dirinya.

Ia pun mengatakan masih ingat betul ketika maju sebagai calon Gubernur Jateng pada 2013 lalu, elektabilitasnya sangat rendah.

"Mbak Puan adalah komandan tempurnya. Sehingga saya menang. Itu tidak pernah saya lupa," tegasnya.

Termasuk dirinya membenarkan bahwa modal saat maju sebagai calon Gubernur Jateng saat itu juga sangat kecil.

Dengan bantuan Puan Maharani sebagai komandan tempur dan seluruh kader, Ganjar bisa memenangkan kontestasi hingga bisa menjabat dua periode.

Saya tidak punya modal saat itu, itu tidak pernah saya lupa. Mbak Puan dan partai (PDI Perjuangan) saat itu bergerak, sehingga saya menang. Maka saya sangat hormat dengan mbak Puan," ucapnya.

Apa yang ramai di media sosial, lanjut Ganjar, tidak seperti yang sebenarnya. Sampai saat ini, Ganjar mengatakan tidak pernah berkonflik dengan Puan Maharani.

"Sampai hari ini saya tidak pernah berkonflik dengan beliau. Baik-baik saja. Bahkan saat saya sowan ibu (Megawati Soekarnoputri) untuk halal bihalal, Mbak Puan juga ada di sana dan kami sempat bercanda. Jadi kalau di medsos seperti itu, saya sungguh-sungguh kaget. Saya ini orang Jawa dan kader yang selalu diajari mendhem jero, mikul duwur. Itu aja," tuturnya.

Sebelumnya, kabar meruncingnya hubungan Ganjar-Puan beredar lantaran Gubernur Jawa Tengah itu sengaja tidak diundang dalam acara PDIP di Kota Semarang, hari Sabtu pekan lalu.

Saat itu Puan Maharani hadir memberikan pengarahan kepada para kader termasuk kepala daerah di Jawa Tengah asal PDIP, kecuali Ganjar Pranowo.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam diskusi daring bertajuk 'Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju 2024', yang digelar Para Syndicate kemarin menjelaskan dinamika politik biasa yang terjadi terkait Ganjar dan Puan Maharani."Apa yang menjadi sorotan media akhir-akhir ini misalnya terjadi di Jawa Tengah, bagi PDIP itu dinamika politik biasa," kata Hasto.

Hasto mengulas pencalonan beberapa tokoh yang diusung oleh PDIP. Mulai dari pencapresan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 hingga kekinian soal diusungnya Eri Cahyadi di Pilwalkot Surabaya.

"Semua menunjukkan adanya dialektika di internal PDIP, tetapi kami punya kultur, kami punya mekanisme kepemimpinan mengarahkan dialektika tersebut bagi kesiapsiagaan partai menyongsong pemilu," ujar Hasto.

"Konsolidasi kepartaian wajib dilakukan saat bersamaan kami punya tugas dan tanggung jawab dalam menjaga kohesivitas pemerintahan Presiden Jokowi-Maruf agar secepatnya menghadapi pandemi Covid-19," ujarnya.

Sumber

https://m.tribunnews.com/amp/nasiona...an-aria-bicara


nomorelies
b.omat
b.omat dan nomorelies memberi reputasi
2
1.1K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan