Hai semuanya, Shalom Aleichem! 
Selamat pagi semuanya! 
Semoga kalian semua selalu dalam keadaan yang sehat walafiat tanpa kekurangan suatu apapun
.
Pada kesempatan yang sangat berharga ini, gue, Mbak Rora, akan memberikan kalian informasi tentang pertolongan pertama pada perdarahan akibat jarum infus yang terlepas, baik yang terlepas secara tidak sengaja maupun yang memang sengaja dilepas.
Pertama-tama, gue akan memberi tahu kepada kalian bahwa gue bukan dokter dan juga bukan perawat, sehingga gue hanya bisa memberikan tips sebisa gue saja
. So, please correct me if I'm wrong
.
Jarum infus yang terlepas memang merupakan hal yang sangat mengerikan bagi sebagian orang. Darah merah pekat yang bercucuran dari lokasi jarum infus yang tercabut dapat mengundang kepanikan yang luar biasa, baik bagi para penunggu pasien maupun bagi pasien itu sendiri.
Ada beberapa hal yang dapat membuat jarum infus pasien terlepas, antara lain, pasien terlalu aktif bergerak, pasien memberontak atau mengamuk, pasien terjatuh dari ranjang rumah sakit, serta pasien yang memang dengan sengaja mencabut jarum infusnya sendiri (biasanya terjadi pada pasien anak-anak, pasien lanjut usia, pasien yang hendak kabur dari rumah sakit, serta pasien kritis yang sudah tidak tahan lagi dengan penyakit yang dideritanya).
Berikut adalah pertolongan pertama yang perlu kita lakukan untuk menghentikan darah yang mengucur keluar akibat jarum infus yang terlepas.
Selamat menyimak

.
Quote:
Pertolongan Pertama Pada Perdarahan Akibat Jarum Infus Yang Lepas
1. Jangan panik, karena kepanikan hanya akan membuat denyut jantung pasien menjadi lebih cepat dan tekanan darah pasien menjadi lebih tinggi, sehingga darah yang mengucur menjadi lebih banyak.
2. Suruh pasien untuk mengistirahatkan lokasi jarum infus yang tercabut, karena adanya mobilisasi (gerakan) dapat meningkatkan aliran darah ke lokasi jarum infus yang tercabut, sehingga darah yang mengalir keluar menjadi lebih banyak.
3. Cucilah tangan Anda dengan sabun di air yang mengalir untuk menghindari bahaya kontaminasi bakteri yang dapat menyebabkan infeksi berbahaya pada pasien.
4. Kemudian, suruh pasien untuk menekan sendiri lokasi jarum infus yang terlepas dengan menggunakan kain yang bersih atau kassa steril untuk menghentikan darah yang mengucur keluar. Atau, apabila pasien tidak dapat bekerja sama, tekanlah lokasi jarum infus yang terlepas dengan menggunakan kain yang bersih atau kassa steril. Tekanlah selama 3-5 menit atau hingga perdarahan benar-benar berhenti. Normalnya, apabila pasien tidak mengidap gangguan pembekuan darah (misalnya hemofilia, leukemia, DBD, ITP, serta trombastenia Glanzmann), darah akan berhenti mengucur setelah lokasi jarum infus yang tercabut ditekan selama sekitar 3-5 menit.
Satu hal yang harus selalu diingat adalah, apabila ada seseorang yang mengalami perdarahan di kaki atau tangan, JANGAN PERNAH MENGIKAT BAGIAN PANGKAL KAKI ATAU TANGANNYA, karena hal tersebut hanya akan menyebabkan kematian jaringan (gangren) yang dapat berujung pada amputasi.
5. Bila perlu, sambil terus menekan lokasi jarum infus yang tercabut, suruhlah pasien untuk menaikkan lokasi jarum infus yang tercabut lebih tinggi dari jantung pasien, supaya aliran darah ke lokasi jarum infus yang tercabut menjadi berkurang dan perdarahan menjadi lebih cepat berhenti.
6. Segera laporkan kepada perawat yang bertugas bahwa jarum infus pasien terlepas, supaya perawat dapat segera memasangkan jarum infus yang baru.
7.
Apabila pasien mengalami gangguan pembekuan darah, atau pasien merupakan bayi yang berusia di bawah 1 bulan (khususnya bayi yang baru saja lahir), berhati-hatilah dengan tanda-tanda syok atau pre syok. Syok merupakan suatu pertanda bahwa jumlah darah di dalam tubuh pasien sudah sangat sedikit akibat adanya perdarahan yang berlebihan. Syok atau pre syok biasanya ditandai dengan denyut nadi yang sulit teraba atau bahkan tidak dapat teraba sama sekali, laju pernapasan yang dangkal dan cepat, kulit yang pucat dan dingin, serta bibir dan kuku yang berwarna kebiruan. Bayi baru lahir sangat rentan mengalami syok, karena bayi baru lahir hanya memiliki satu cangkir darah di dalam tubuhnya.
8. Laporkan juga kepada perawat apabila pasien menunjukkan tanda-tanda syok atau pre syok. Apabila pasien memang mengalami syok, perawat akan memberikan cairan infus yang lebih banyak atau transfusi darah untuk mengggantikan darah yang banyak terbuang akibat perdarahan.
Sekian informasi dari gue
.
Apabila ada salah kata atau ada kata-kata gue yang kurang berkenan, gue mohon maaf
.
Good morning and have a nice day!
Quote:
Quote: