Salam Ngapakers, Ora ngapak ora kepenak ! Tentunya Gansist sangat familiar dengan kalimat diatas tadi. Bahasa Ngapak biasanya kental dipakai oleh masyarakat yang berasal dari pesisir selatan Jawa Tengah. Tak hanya itu bahasa Ngapak juga melebar sampai ke kawasannya Pantura. Bahasa Ngapak adalah variasi dalam bahasa Jawa, yang khas dalam pengucapan dan dialeknya yang berintonasi tinggi, sangat berbanding terbalik dengan bahasa jawa pada umumnya.

Bahasa ngapak tersebar di wilayah antara lain, eks karisidenan Banyumas Purwokerto, Cilacap, Purbalingga. Lalu, kawasan Pantura seperti Tegal, Brebes dan Pemalang, serta beberapa daerah di Indramayu dan Cirebon. Namun, yang sangat terkenal akan kekhasan bahasa Ngapak adalah Banyumas, sehingga dikenal dengan ngapak banyumasan.

Beberapa tahun ke belakang, orang-orang berbahasa ngapak tidak percaya diri dengan bahasanya, mereka cenderung malu menampakkan bahasa aslinya jika sedang berkumpul dengan orang-orang dari daerah lain. Terkadang lebih memilih berbahasa jawa halus ala Solo dan Jogja dibandingkan dengan ngapak. Karena pada waktu itu, istilah Jawa koek di sematkan bagi para Ngapakers. Bahasa Ngapak dianggap lucu.

Akan tetapi, seiring berkembangnya jaman, justru bahasa Ngapak semakin muncul dipermukaan. Tidak ada lagi yang malu untuk mengeluarkan bahasanya. Tingkat percaya diri masyarakat semakin tinggi. Jati diri bahasa Ngapak pun muncul. Bahkan, banyak orang yang malah belajar berbahasa ngapak.

Sebagai seorang Ngapakers, ane sangat happy berkunjung ke daerah-daerah yang berbahasa ngapak, bahkan ane juga punya beberapa teman dunia maya yang berasal dari daerah tersebut. Untuk memudahkan berkomunikasi, meskipun terhalang jarak dan waktu, ane selalu menggunakan Smartfren Unlimited MAXI dong, karena aksesnya cepat dan harganya pun ramah dikantong ane. Selain untuk berkomunikasi dengan teman, streaming, aplikasi belajar bahkan bermedsos pun lancar.