Siapa yang ingat kekecewaan yang melanda Thomas Tuchel musim lalu?

Ya, berhasil membawa PSG masuk ke final Liga Champions untuk pertama kalinya, Tuchel harus rela menelan pil pahit lantaran dikalahkan 1-0 oleh Bayern Munich.



Kekalahan di final Liga Champions 2019/2020 ditambah performa naik turun PSG hingga pertengahan musim 2020/2021 membuat Tuchel harus lengser dari kursi kepelatihan pada 24 Desember 2020.

Dan rentetan kejadian itu pun seakan jadi awal balas dendam seorang Thomas Tuchel.

Tak lama setelah dipecat PSG, Tuchel menerima pinangan Chelsea untuk jadi pelatih menggantikan Frank Lampard.

Chelsea yang terseok-seok pun disulap Tuchel jadi klub yang kembali diperhitungkan baik di tanah Inggris maupun di Eropa.



Sempat terjerembab di posisi sembilan klasemen Liga Primer Inggris, Tuchel sukses membawa Chelsea lolos ke Liga Champions musim depan dengan duduk di posisi empat klasemen akhir.

Selain itu, Chelsea juga dibawa hingga final Piala FA meski pada akhirnya harus mengakui keunggulan Leicester City di partai puncak.



Lalu bagaimana di Liga Champions? Cerita indah pun ditorehkan Tuchel dan Chelsea.

Gagal dan kecewa di musim lalu terbayar sudah lantaran Tuchel dan Chelsea sukses mengalahkan Manchester City di final Liga Champions.



Gol tunggal Kai Haverts sudah cukup untuk menambah koleksi gelar juara Chelsea di ajang Liga Champions.

Ini adalah kali kedua mereka menjuarai Liga Champions setelah pertama pada 2012 lalu.

Dan bagi Tuchel, gelar ini adalah segalanya.

Musim lalu, dengan skuat mentereng macam Kylian Mbappe dan Neymar, dia gagal meraih gelar juara.



Namun kini, dengan skuat yang mayoritas diisi pemain muda dan ditambah sedikit veteran, Tuchel pun akhirnya bisa tersenyum dan mengangkat trofi Si Kuping Lebar.

Selamat, Tuchel!