BERLIN - Sekelompok Muslim, Yahudi dan Kristen bergabung pada Kamis (27/5/2021) untuk meletakkan batu fondasi bagi sebuah bangunan yang akan menampung tempat ibadah untuk setiap agama dalam simbol dialog antaragama di ibu kota , Berlin.
Beberapa hari setelah protes di Berlin atas konflik antara Israel dan Palestina di Gaza, dan pada saat para politisi memperingatkan meningkatnya anti-Semitisme di Jerman, pusat keagamaan yang dinamakan "House of One" menawarkan suar harapan untuk dialog, kata para pendirinya.
"Penting agar konflik dunia yang dramatis dapat didiskusikan di ibu kota Jerman dan masyarakat memiliki panggung untuk menyoroti masalah di negara mereka dan mengungkapkan pendapat mereka," kata Wali Kota Berlin Michael Mueller pada upacara tersebut sebagaimana dilansir Reuters.
"Tapi kebencian dan kekerasan, anti-Semitisme dan Islamofobia, rasisme dan hasutan tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita," tambahnya.
Bangunan dengan menara persegi tinggi itu akan berisi ruangan terpisah untuk ibadah dan area umum untuk pertemuan.
Kepala Dewan Pusat Yahudi Jerman dan Dewan Pusat Muslim menyambut baik proyek tersebut dan dialog antaragama yang menjadi tujuan pembangunan bangunan ini.
Pekerjaan konstruksi, yang dimulai setelah 10 tahun perencanaan, akan memakan waktu empat tahun dan menghabiskan biaya 47,3 juta euro (sekira Rp823,9 miliar). Pemerintah Jerman memberikan kontribusi 20 juta euro, Kota Berlin 10 juta euro dan sisanya akan datang dari kontributor lain, termasuk sumbangan dari luar negeri.
Pusat tersebut akan dibangun di atas situs gereja abad ke-13 yang dihancurkan oleh pemerintah Komunis Jerman Timur pada 1960-an.
"Proyek House of One mengirimkan sinyal penting saat ini," kata Heinrich Bedford-Strohm, kepala gereja Protestan di Jerman, kepada media RND.
"Anti-Semitisme dan Islamofobia meningkat. Tapi mereka membawa orang ke arah yang salah, mereka menyulut kebencian dan berpotensi menyebabkan kekerasan," tambahnya.