AS Pernah Niat Serang China dengan Nuklir saat Krisis Taiwan
CNN Indonesia | Selasa, 25/05/2021 01:00 WIB
Bagikan :  
Ilustrasi. (iStockphoto/svedoliver)


Jakarta, CNN Indonesia --
Militer Amerika Serikat disebut pernah mendorong Gedung Putih mempersiapkan rencana serangan senjata nuklir ke China saat krisis Selat Taiwan berkecamuk sekitar 1958 silam.
Hal itu terungkap dalam sejumlah dokumen negara AS yang baru-baru ini bocor dan dilaporkan pertama kali oleh New York Times pada Sabtu pekan lalu.
Informasi terbaru ini diberikan kepada koran AS tersebut oleh Daniel Ellsberg, whistleblower yang membocorkan Pentagon Papers soal Perang Vietnam pada 1971.


"Penggunaan pertama senjata nuklir AS tidak boleh direnungkan, disiapkan, atau mengancam tempat di mana pun," kata Ellsberg melalui sebuah unggahan di Twitter pada Minggu (23/5).
Dalam beberapa dokumen tersebut, para pejabat dan militer AS bahkan sudah mendiskusikan kemungkinan serangan nuklir balasan dari China ke sejumlah pangkalan Negeri Paman Sam jika manuver itu benar-benar dilakukan.

Baru-baru ini, lembaga think tank Rand Corporation juga merilis sejumlah dokumen rahasia AS tentang krisis Selat Taiwan.

Setelah Partai Komunis mengambil alih kekuasaan di daratan China pada 1949, pemerintahan nasionalis China melarikan diri ke Taiwan demi menghindari perang saudara yang brutal dengan pendukung Partai Komunis.
Saat itu, pemerintah komunis yang menguasai daratan China menembakkan sejumlah artileri ke pulau-pulau terpencil di Taiwan. AS khawatir serangan itu bisa mengawali invasi penuh China ke Taiwan.
Serangan China itu fokus menargetkan Pulau Quemoy dan Matsu, yang terletak di antara Taiwan dan daratan China. Rand Corporation menggambarkan kedua pulau itu sebagai "garis pertahanan pertama" Taiwan.
Publik memang sudah mengetahui bahwa pemerintahan presiden Eisenhower pernah mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir untuk mencegah China menyerang Taiwan.
Namun, sejumlah dokumen yang baru bocor ini untuk pertama kalinya mengungkapkan sejauh mana AS mempertimbangkan rencana tersebut.
[table][tr][td][/td]
[/tr]
[/table]
Dalam dokumen yang bocor tersebut, beberapa pejabat Pentagon dan Kementerian Luar Negeri AS khawatir bahwa kehancuran pulau-pulau terkecil Taiwan bisa menyebabkan "pengambilalihan penuh" pulau tersebut oleh China.
Jenderal Angkatan Udara AS saat itu, Nathan Twining, mengatakan Negeri Paman Sam harus menggunakan senjata nuklir terhadap pangkalan udara China demi mencegah Negeri Tirai Bambu meluncurkan serangan udara dan laut ke Taiwan.
"Jika ini tidak mengarah pada penghentian serangan dari daratan China, AS tidak memiliki alternatif selain melakukan serangan nuklir jauh ke China sampai ke utara Shanghai," bunyi dokumen tersebut seperti dikutip CNN.
Dokumen itu juga menuturkan Kepala Staf Gabungan Militer AS saat itu melihat penggunaan senjata atom sebagai "tak terelakkan".



Dalam satu bagian, Jenderal Laurence S Kuter, komandan tertinggi Angkatan Udara AS untuk kawasan Pasifik, dengan tegas menyatakan bahwa setiap manuver udara AS terhadap serangan China "tidak memiliki peluang untuk berhasil kecuali menggunakan senjata nuklir dari awal penyerangan."
Namun, militer memperingatkan bahwa jika Washington terus jalan dengan rencana serangan nuklir, China hampir pasti melakukan serangan balasan nuklir serupa setidaknya ke pangkalan militer AS terdekat di Okinawa, Jepang.
Mengingat China saat itu belum mengembangkan kemampuan nuklirnya sendiri, pembalasan nuklir China kemungkinan besar akan dibantu oleh Uni Soviet yang bisa memicu konflik global meluas.
Presiden Eisenhower akhirnya ragu menggunakan senjata nuklir dan mendorong pasukan AS tetap menggunakan senjata konvensional.

https://www.cnnindonesia.com/interna...-krisis-taiwan