- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tentang 'Gedong Setan' Semarang, Diduga Tempat Ibadah Yahudi pada Zaman Belanda
TS
kampung.kampung
Tentang 'Gedong Setan' Semarang, Diduga Tempat Ibadah Yahudi pada Zaman Belanda
SEMARANG- Jauh hari sebelum Hitler menyerbu Rusia yang diangggap sebagai 'pusat Yahudi', kaum Yahudi sudah menyebar ke berbagai negara. Termasuk ke Indonesia.
Dalam Perang Dunia II (1939-1945), tentara NAZI Jerman di bawah Adolf Hitler menyerang Rusia. Kekaisaran merah itu dianggap sebagai tempat bercokolnya kaum Yahudi. Kala itu sentimen anti-semit meluas di Eropa. Dilatarbelakangi bearagam alasan. Baik politik, ekonomi, agama, maupun sentimen ras.
Tetapi jauh sebelum perang dunia kedua meletus, kaum Yahudi sudah berdiaspora ke berbagai negara. Salah satu tempat yang diduga sebagai peninggalan Yahudi adalah 'gedong setan' di Kota Semarang. Bekas gedung itu berada di Jalan Imam Bonjol, dekat lampu merah.
Mengapa disebut gedong setan? Menurut cerita dari mulut ke mulut, tempat itu dulu merupakan tempat ibadah Yahudi. Konon ada ritual 'pemanggilan roh' dengan mengorbankan nyawa manusia. Entah benar atau tidak. Sejumlah sumber mengatakan, gedung tersebut dulunya memang digunakan untuk ritual menyembah setan.
Dikutip dari Solopos, gedung tersebut bernama La Constante Et Fidele. Didirikan tahun 1801 oleh penganut Freemason dari sekte Vrijemetselarij. Kala itu penganut Freemason sudah menyebar ke sejumlah negara jajahan Hindia Belanda, termasuk Indonesia.
Sekarang gedung ini sudah tidak ada. Sudah berubah menjadi supermarket. Tetapi cerita gedong setan itu sesekali masih menjadi pembicaraan masyarakat.
Mungkin agan-agan heran, bagaimana mungkin kaum Yahudi sudah berada di Indonesia sejak berabad-abad lalu. Tidak ada yang aneh menurut ane. Kaum agama lain seperti Islam dan Kristen, juga bisa kita ditemui di banyak negara bukan?
Portugis misalnya, merupakan bangsa yang mengenalkan kosakata domingo atau dominggu kepada bangsa Indonesia. Dalam bahasa Portugis, Domingo berarti "hari Tuhan kita". Kita kemudian melafalkannya sebagai 'minggu'. Hari Minggu merupakan hari ibadah bagi kaum Nasrani.
Sedangkan umat Islam juga sudah menyebar ke nusantara sejak zaman kerajaan Samudra Pasai (abad 13-16). Jejak peninggalan Islam terbentang dari Aceh hingga Jawa. Termasuk berbagai situs peninggalan Walisongo.
Bagaimana dengan peninggalan agama Hindu-Budha? Kita juga bisa menemui beragam candi di seluruh pelosok nusantara. Jadi semua agama 'berkelana' ke berbagai penjuru dunia.
Yahudi Belanda
Menurut Wikipedia, kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah Yahudi Belanda yang bekerja sebagai pedagang atau hal-hal yang berhubungan dengan Rezim Kolonial Belanda. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran Yahudi dari Irak atau Yaman. Pada masa Pemerintahan Belanda di Indonesia, Agama Yahudi diakui sebagai salah satu agama resmi.
Pada saat Perang Dunia, jumlah Yahudi di Indonesia diperkirakan sekitar dua ribu orang. Yahudi diasingkan ketika Jepang menduduki Indonesia. Seusai perang, kaum Yahudi di Indonesia eksodus ke Amerika Serikat, Australia, atau Israel.
Pada zaman kemerdekaan, Pemerintahan Soekarno sempat mengakui hak penganut Yahudi. Disamakan kedudukannya dengan agama lainnya seperti Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik. Melalui surat keputusan Menteri Agraria tahun 1961, dinyatakan pengakuan atas "Agama Israelit" (sebutan kaum Agama Yahudi pada masa itu). ***
Sumber: Solopos, Wikipedia 1, WIkipedia 2, dan lain-lain.
Dalam Perang Dunia II (1939-1945), tentara NAZI Jerman di bawah Adolf Hitler menyerang Rusia. Kekaisaran merah itu dianggap sebagai tempat bercokolnya kaum Yahudi. Kala itu sentimen anti-semit meluas di Eropa. Dilatarbelakangi bearagam alasan. Baik politik, ekonomi, agama, maupun sentimen ras.
Tetapi jauh sebelum perang dunia kedua meletus, kaum Yahudi sudah berdiaspora ke berbagai negara. Salah satu tempat yang diduga sebagai peninggalan Yahudi adalah 'gedong setan' di Kota Semarang. Bekas gedung itu berada di Jalan Imam Bonjol, dekat lampu merah.
Mengapa disebut gedong setan? Menurut cerita dari mulut ke mulut, tempat itu dulu merupakan tempat ibadah Yahudi. Konon ada ritual 'pemanggilan roh' dengan mengorbankan nyawa manusia. Entah benar atau tidak. Sejumlah sumber mengatakan, gedung tersebut dulunya memang digunakan untuk ritual menyembah setan.
Dikutip dari Solopos, gedung tersebut bernama La Constante Et Fidele. Didirikan tahun 1801 oleh penganut Freemason dari sekte Vrijemetselarij. Kala itu penganut Freemason sudah menyebar ke sejumlah negara jajahan Hindia Belanda, termasuk Indonesia.
Sekarang gedung ini sudah tidak ada. Sudah berubah menjadi supermarket. Tetapi cerita gedong setan itu sesekali masih menjadi pembicaraan masyarakat.
Mungkin agan-agan heran, bagaimana mungkin kaum Yahudi sudah berada di Indonesia sejak berabad-abad lalu. Tidak ada yang aneh menurut ane. Kaum agama lain seperti Islam dan Kristen, juga bisa kita ditemui di banyak negara bukan?
Portugis misalnya, merupakan bangsa yang mengenalkan kosakata domingo atau dominggu kepada bangsa Indonesia. Dalam bahasa Portugis, Domingo berarti "hari Tuhan kita". Kita kemudian melafalkannya sebagai 'minggu'. Hari Minggu merupakan hari ibadah bagi kaum Nasrani.
Sedangkan umat Islam juga sudah menyebar ke nusantara sejak zaman kerajaan Samudra Pasai (abad 13-16). Jejak peninggalan Islam terbentang dari Aceh hingga Jawa. Termasuk berbagai situs peninggalan Walisongo.
Bagaimana dengan peninggalan agama Hindu-Budha? Kita juga bisa menemui beragam candi di seluruh pelosok nusantara. Jadi semua agama 'berkelana' ke berbagai penjuru dunia.
Yahudi Belanda
Menurut Wikipedia, kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah Yahudi Belanda yang bekerja sebagai pedagang atau hal-hal yang berhubungan dengan Rezim Kolonial Belanda. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran Yahudi dari Irak atau Yaman. Pada masa Pemerintahan Belanda di Indonesia, Agama Yahudi diakui sebagai salah satu agama resmi.
Pada saat Perang Dunia, jumlah Yahudi di Indonesia diperkirakan sekitar dua ribu orang. Yahudi diasingkan ketika Jepang menduduki Indonesia. Seusai perang, kaum Yahudi di Indonesia eksodus ke Amerika Serikat, Australia, atau Israel.
Pada zaman kemerdekaan, Pemerintahan Soekarno sempat mengakui hak penganut Yahudi. Disamakan kedudukannya dengan agama lainnya seperti Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik. Melalui surat keputusan Menteri Agraria tahun 1961, dinyatakan pengakuan atas "Agama Israelit" (sebutan kaum Agama Yahudi pada masa itu). ***
Sumber: Solopos, Wikipedia 1, WIkipedia 2, dan lain-lain.
iissuwandi memberi reputasi
1
713
4
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan