

TS
l13ska
Jika Kau Kaya Raya, Akan Kau Gunakan Untuk Apa Hartamu?

Picture: merdeka.com
Berandai-andai jadi kaya bergelimang harta bisa jadi kebiasaan beberapa orang di waktu senggang. Rasa-rasanya hampir semua orang bermimpi jadi kaya raya. Kecuali mereka yang udah terlanjur kaya ya 
Selama hampir 1,5 tahun terakhir pandemi telah jadi momok di negeri ini, tingkat kemiskinan pun bertambah. Berkat kebijakan-kebijakan pembatasan kegiatan, beberapa sektor perekonomian lumpuh dan tempat wisata sepi pengunjung. Alhasil geliat ekonomi di masyarakat pun mengalami penurunan yang drastis.

Siapa sih yang tak ingin kaya raya? Boleh deh acungkan tangan
Saya rasa wajar jika sejak kecil kita dipenuh khayalan tentang hidup bahagia bergelimang harta. Apalagi jika patok ukuran kebahagiaan kebanyakan orang berasal dari banyaknya materi. Diperparah lagi jika sedari kecil banyak orang dimanjakan oleh dongeng-dongeng yang selalu happy ending. Pastinya jiwa materialisme sudah tumbuh dan mendarah daging bukan?!
Tak jarang beberapa orang juga merasa iri saat melihat hidup orang berada dalam gelimang harta. Sementara kondisi kehidupan masih jauh dari kata kaya. Bahkan mereka yang iri akana dengan gampang mengeluarkan kata-kata pedas begitu tetangganya berhasil beli barang ini dan itu.
Sebelum lanjut, bolehlah baca thread saya berikut juga ya Tidak! Jangan Iri: Belum rezeki dan jangan menyerah apalagi putus asa
Nah lanjut ke thread nih. Jika Agan Sista ditakdirkan hidup dalam gelimang harta. Kira2 mana yang akan kalian pilih? Hidup kaya raya namun tetap bersahaja? Atau pamer kekayaan dan bergaya hidup glamor sesuai kekayaan yang kamu miliki?
Seperti kita ketahui beberapa selebritas tanah air yang tak sungkan menunjukkan harta kekayaan mereka pada netizen. Mungkin tak ada niat pamer atau riya' namun bisa jadi sikap selebritis yang terlalu berlebihan tersebut bisa menimbulkan rasa iri pada yang lain.
Oleh karena itu perbuatan riya' atau pamer dilarang oleh agama

Baru-baru ini banyak fenomena orang kaya baru yang pemberitaanya diliput oleh banyak media massa. Sebagai contoh, seperti di Tuban-Jawa Timur, penemuan emas di pesisir pantai dan para petani cabe rawit yang tiba-tiba jadi kaya mendadak. Tak jarang dari mereka ada yang langsung beli mobil, beli tanah bahkan ada yang menggunakan uangnya untuk merenovasi rumah mereka.

Sebuah kondisi yang agak kontra dengan keadaan masyarakat luas yang ada dalam ketakutan. Takut akan kemiskinan dan bingung besok mau makan apa. Tak jarang banyak dari kepala keluarga atau para karyawan yang tiba-tiba harus karena dipaksa mengundurkan diri atau diberhentikan (PHK).
Tak salah jika banyak para peminta-minta sumbangan datang ke kampung milarder guna meminta sedikit sedekah. Alhasil setelah terekspos beberapa waktu lamanya para miliarder dadakan diatas memilih menutup rumah mereka.
Jujur, jika mau sedikit peduli sedikit dari yang dihasilkan para miliarder atau sultan Indonesia bisa digunakan untuk membantu saudara-saudara yang terdampak pandemi atau tengah berjuang pulih pasca bencana melanda di beberapa daerah di Indonesia. Pandemi telah berhasil meluluh lantakkan perekonomian sebagian besar warga negara Indonesia.
Btw, kemaren sempet liat video prank goreng ikan lele albino seharga 65 juta oleh salah satu keluarga selebritis tanah air. Uang 65 juta kalau disedekahkan 10% untuk sembako bisa membantu makan beberapa keluarga untuk 1-3 bulan kedepan. Itu juka dari satu artis, bayangkan jika para selebritas yang hidup bak shltan tersebut semua berbondong-bondong sedekah untuk warga terdampak pandemi.
Tak bisa dipungkiri menjadi kaya menjadi dambaan bagi semua orang. Namun hidup kaya raya tak membuat beberapa orang otomatis menjadi bahagia. Apa yang dialami Justru kebanyakan orang kaya sungguh jauh dari bayangan.
Bagi mereka yang beriman, yang punya Tuhan di hati mereka miskin harta bukanlah permasalahan. Meskipun miskin harta mereka mampu menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Mereka sadar bahwa tidak kehidupan ini hanyalah sebuah tempat persinggahan sementara. Maka bergelimangan harta dan hidup dalam kemewahan tak lagi menjadi tolak ukuran.
Karena sebenarnya Tuhan tak pernah menggariskan takdir hambanya hidup dalam kemiskin. Miskin hanyalah label yang diberikan seorang manusia kepada manusia lain.
Dalam salah satu ayat Alquran ditulis tentang kaya dan cukup.
Sejatinya kekayaan yang kita miliki sekarang tak akan kita bawa mati. Kita hanya akan mati meninggalkan nama baik sementara harta kekayaan yang kita tinggalkan mungkin akan jadi rebutan oleh anak cucu kita.
Nah Jika kamu diberi kekayaan yang berlimpah kira-kira kamu akan memilih jalan hidup yang mana sih?
Apakah kamu akan menjadi sosok yang dermawan membagikan harta yang kamu miliki untuk sesama dan orang-orang yang membutuhkan? Ataukah kamu akan menjadi seseorang yang hidup sesuai dengan nilai dari materi yang kamu miliki?
Semua pilihan ada di tamgan Agan Sista sih. Menghambur-hamburkan uang yang dimiliki untuk belanja ke sana kemari tanpa peduli orang disekitar sah-sah saja sih menurut saya.
Tapi jika kelakuan semacam ini menjadikan kamu sebagai manusia yang tak punya mata hati dan tak lagi peduli dengan penderitaan orang lain, bagi saya percuma harta yang kamu miliki. Berapa banyak harta yang kamu habiskan tak akan mampu membuat kamu puas. Hatimu tak lebih dari ruang kosong yang miskin akan kata "kasih sayang".
Intinya yang penting kamu senang atau kamu akan tetap menjadi orang yang kaya raya namun tetap hidup dalam segala kesederhanaan.
Siapa sih yang tak ingin hidup kaya raya dan bergelimang harta?
Namun jika setiap orang kaya di Indonesia mau mencontoh Rosullullah dalam berderma pastinya tidak akan ada ketimpangan sosial.
Setiap orang pasti ingin, tak terkecuali saya. Tapi akankah kekayaan itu menjadi sebab dari kebahagiaan atau hanya sebuah kamuflase belaka. Tampak sempurna diluar namun begitu banyak kekurangan-kekurangan di dalam. Sebagaimana
Tak jarang banyak orang kaya yang merasa hidupnya penuh kekosongan. Harta yang dihabiskan untuk berfoya-foya tak membuat hatinya dipenuhi kebahagiaan. Malah banyak masalah yang justru harus dihadapinya. Parahnya sedikit ia memiliki kawan yang mau menerima dia apa adanya.
Kekayaan bisa menjadi ujian bagi mereka yang tak bijak dalam menjalani kehidupan. Kekayaan juga bisa jadi bomerang dan sumber kehancuran bagi segelintir orang. Tak sedikit mereka yang harus meregang nyawa karena harta.
Nah kalau Agan Sista Gimana?
Mau jadi pribadi yang kaya raya tapi tak bahagia atau pribadi yang hidup dalam kesederhanaan dann kecukupan namun selalu menemukan kebahagian. Kalau ane sih maunya kaya raya tapi selalu bahagia
Nah, sekian dulu thread saya kali ini. Semoga bermanfaat. Jangan sukan tinggalkan jejak yah...

Selama hampir 1,5 tahun terakhir pandemi telah jadi momok di negeri ini, tingkat kemiskinan pun bertambah. Berkat kebijakan-kebijakan pembatasan kegiatan, beberapa sektor perekonomian lumpuh dan tempat wisata sepi pengunjung. Alhasil geliat ekonomi di masyarakat pun mengalami penurunan yang drastis.

Siapa sih yang tak ingin kaya raya? Boleh deh acungkan tangan

Saya rasa wajar jika sejak kecil kita dipenuh khayalan tentang hidup bahagia bergelimang harta. Apalagi jika patok ukuran kebahagiaan kebanyakan orang berasal dari banyaknya materi. Diperparah lagi jika sedari kecil banyak orang dimanjakan oleh dongeng-dongeng yang selalu happy ending. Pastinya jiwa materialisme sudah tumbuh dan mendarah daging bukan?!
Tak jarang beberapa orang juga merasa iri saat melihat hidup orang berada dalam gelimang harta. Sementara kondisi kehidupan masih jauh dari kata kaya. Bahkan mereka yang iri akana dengan gampang mengeluarkan kata-kata pedas begitu tetangganya berhasil beli barang ini dan itu.
Sebelum lanjut, bolehlah baca thread saya berikut juga ya Tidak! Jangan Iri: Belum rezeki dan jangan menyerah apalagi putus asa
Nah lanjut ke thread nih. Jika Agan Sista ditakdirkan hidup dalam gelimang harta. Kira2 mana yang akan kalian pilih? Hidup kaya raya namun tetap bersahaja? Atau pamer kekayaan dan bergaya hidup glamor sesuai kekayaan yang kamu miliki?
Seperti kita ketahui beberapa selebritas tanah air yang tak sungkan menunjukkan harta kekayaan mereka pada netizen. Mungkin tak ada niat pamer atau riya' namun bisa jadi sikap selebritis yang terlalu berlebihan tersebut bisa menimbulkan rasa iri pada yang lain.
Oleh karena itu perbuatan riya' atau pamer dilarang oleh agama

Baru-baru ini banyak fenomena orang kaya baru yang pemberitaanya diliput oleh banyak media massa. Sebagai contoh, seperti di Tuban-Jawa Timur, penemuan emas di pesisir pantai dan para petani cabe rawit yang tiba-tiba jadi kaya mendadak. Tak jarang dari mereka ada yang langsung beli mobil, beli tanah bahkan ada yang menggunakan uangnya untuk merenovasi rumah mereka.

Picture: Kompas.com
Para warga di salah satu desa di Tuban, ramai-ramai beli mobil mewah setelah jadi miliarder
Para warga di salah satu desa di Tuban, ramai-ramai beli mobil mewah setelah jadi miliarder

Sebuah kondisi yang agak kontra dengan keadaan masyarakat luas yang ada dalam ketakutan. Takut akan kemiskinan dan bingung besok mau makan apa. Tak jarang banyak dari kepala keluarga atau para karyawan yang tiba-tiba harus karena dipaksa mengundurkan diri atau diberhentikan (PHK).
Tak salah jika banyak para peminta-minta sumbangan datang ke kampung milarder guna meminta sedikit sedekah. Alhasil setelah terekspos beberapa waktu lamanya para miliarder dadakan diatas memilih menutup rumah mereka.
Jujur, jika mau sedikit peduli sedikit dari yang dihasilkan para miliarder atau sultan Indonesia bisa digunakan untuk membantu saudara-saudara yang terdampak pandemi atau tengah berjuang pulih pasca bencana melanda di beberapa daerah di Indonesia. Pandemi telah berhasil meluluh lantakkan perekonomian sebagian besar warga negara Indonesia.
Btw, kemaren sempet liat video prank goreng ikan lele albino seharga 65 juta oleh salah satu keluarga selebritis tanah air. Uang 65 juta kalau disedekahkan 10% untuk sembako bisa membantu makan beberapa keluarga untuk 1-3 bulan kedepan. Itu juka dari satu artis, bayangkan jika para selebritas yang hidup bak shltan tersebut semua berbondong-bondong sedekah untuk warga terdampak pandemi.
Tak bisa dipungkiri menjadi kaya menjadi dambaan bagi semua orang. Namun hidup kaya raya tak membuat beberapa orang otomatis menjadi bahagia. Apa yang dialami Justru kebanyakan orang kaya sungguh jauh dari bayangan.
Bagi mereka yang beriman, yang punya Tuhan di hati mereka miskin harta bukanlah permasalahan. Meskipun miskin harta mereka mampu menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Mereka sadar bahwa tidak kehidupan ini hanyalah sebuah tempat persinggahan sementara. Maka bergelimangan harta dan hidup dalam kemewahan tak lagi menjadi tolak ukuran.
Karena sebenarnya Tuhan tak pernah menggariskan takdir hambanya hidup dalam kemiskin. Miskin hanyalah label yang diberikan seorang manusia kepada manusia lain.
Dalam salah satu ayat Alquran ditulis tentang kaya dan cukup.
Sejatinya kekayaan yang kita miliki sekarang tak akan kita bawa mati. Kita hanya akan mati meninggalkan nama baik sementara harta kekayaan yang kita tinggalkan mungkin akan jadi rebutan oleh anak cucu kita.
Nah Jika kamu diberi kekayaan yang berlimpah kira-kira kamu akan memilih jalan hidup yang mana sih?
Apakah kamu akan menjadi sosok yang dermawan membagikan harta yang kamu miliki untuk sesama dan orang-orang yang membutuhkan? Ataukah kamu akan menjadi seseorang yang hidup sesuai dengan nilai dari materi yang kamu miliki?
Semua pilihan ada di tamgan Agan Sista sih. Menghambur-hamburkan uang yang dimiliki untuk belanja ke sana kemari tanpa peduli orang disekitar sah-sah saja sih menurut saya.
Tapi jika kelakuan semacam ini menjadikan kamu sebagai manusia yang tak punya mata hati dan tak lagi peduli dengan penderitaan orang lain, bagi saya percuma harta yang kamu miliki. Berapa banyak harta yang kamu habiskan tak akan mampu membuat kamu puas. Hatimu tak lebih dari ruang kosong yang miskin akan kata "kasih sayang".
Intinya yang penting kamu senang atau kamu akan tetap menjadi orang yang kaya raya namun tetap hidup dalam segala kesederhanaan.
Quote:
Siapa sih yang tak ingin hidup kaya raya dan bergelimang harta?
Namun jika setiap orang kaya di Indonesia mau mencontoh Rosullullah dalam berderma pastinya tidak akan ada ketimpangan sosial.
Setiap orang pasti ingin, tak terkecuali saya. Tapi akankah kekayaan itu menjadi sebab dari kebahagiaan atau hanya sebuah kamuflase belaka. Tampak sempurna diluar namun begitu banyak kekurangan-kekurangan di dalam. Sebagaimana
Tak jarang banyak orang kaya yang merasa hidupnya penuh kekosongan. Harta yang dihabiskan untuk berfoya-foya tak membuat hatinya dipenuhi kebahagiaan. Malah banyak masalah yang justru harus dihadapinya. Parahnya sedikit ia memiliki kawan yang mau menerima dia apa adanya.
Kekayaan bisa menjadi ujian bagi mereka yang tak bijak dalam menjalani kehidupan. Kekayaan juga bisa jadi bomerang dan sumber kehancuran bagi segelintir orang. Tak sedikit mereka yang harus meregang nyawa karena harta.
Nah kalau Agan Sista Gimana?
Mau jadi pribadi yang kaya raya tapi tak bahagia atau pribadi yang hidup dalam kesederhanaan dann kecukupan namun selalu menemukan kebahagian. Kalau ane sih maunya kaya raya tapi selalu bahagia

Nah, sekian dulu thread saya kali ini. Semoga bermanfaat. Jangan sukan tinggalkan jejak yah...


Cahayahalimah memberi reputasi
1
1.6K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan