
[color=rgba(0, 0, 0, 0.5)]
Pantai Batukaras di Pangandaran bak lautan manusia kala libur lebaran Foto: (dok screenshoot)[/color]
Fenomena ramainya beberapa objek pariwisata seperti Pantai Anyer dan Ancol pada libur lebaran lalu justru menjadi kekhawatiran bagi pelaku usaha hotel. Di media sosial sempat beredar 'meme' yang mengaitkan kerumunan di Indonesia ini dengan kerumunan 'Sungai Gangga' di India yang memicu lonjakan COVID.
Pasalnya, kondisi tersebut berpotensi bakal menciptakan klaster-klaster virus baru, bahkan ada kekhawatiran ada ledakan kasus seperti di India. Pada akhirnya, kondisi itu bakal mencoreng nama pariwisata keseluruhan, termasuk hotel.
Padahal, sektor perhotelan sudah menerapkan protokol kesehatan ketat mulai dari masuk pintu hotel hingga kamar. Meski hotel sudah menjalankan prokes, namun
Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menilai dampak negatif dari keramaian objek pariwisata bisa berpengaruh ke perhotelan. Apalagi, sektor itu saat ini sedang di titik nadir imbas pelarangan mudik.
"Pelarangan mudik paling berdampak di hotel, namun objek wisata dibuka. Justru gara-gara objek pariwisata dibuka nanti judgement ke pariwisata lagi, akhirnya yang korban hotel lagi. Harusnya ini juga menjadi satu evaluasi, jangan gitu, karena multiplier effect asumsinya pariwisata lagi," katanya kepada CNBC Indonesia, seperti dikutip Selasa (18/5/2021).
Sektor pariwisata kerap terkena tudingan menjadi penyebab meningkatnya kasus Covid-19. Belajar dari beberapa momen liburan sebelumnya, ada kenaikan kasus yang signifikan setelah momen liburan. Pergerakan atau mobilitas masyarakat berpotensi yang menjadi penyebabnya.
Maulana enggan sektor perhotelan yang sudah menerapkan prokes dituding menjadi salah satu penyebabnya. Demi meminimalisir prasangka tersebut, Ia menilai langkah penutupan objek pariwisata yang melanggar ketentuan prokes sudah benar.
"Kalau tutup, tutup semua dong, objeknya (pariwisata) tutup juga dong sehingga jelas semua merasakan kalau ditutup. Kemarin dibuka, akhirnya terbukti kan tutup mendadak," sebutnya.
Semoga fenomena 'Sungai Gangga' ini tidak terjadi di Indonesia.
SUMBER