Di bulan Ramadhan, sore hari memang cocoknya ngabuburit. Mengisi waktu menuju magrib tiba, yang tentunya tidak berlaku untuk para emak yang sibuk berkutat di dapur.

Nah, kali ini ane akan mengajak Gansist berjalan-jalan ke Makassar, menikmati keindahan kota sekaligus mencari takjil khas Makassar. Apa nih takjil favorit Gansist?

Diantara banyaknya jenis takjil di Makassar, ada satu jenis takjil yang sangat cocok disantap saat berbuka puasa. Namanya Pallu Butung. Mungkin masih terdengar asing di telinga, dibandingkan dengan es pisang ijo khas Makassar yang lebih dulu tenar.

Sebenarnya, Pallu Butung hampir mirip dengan pisang ijo, dari segi bahan dan penyajiannya. Menggunakan pisang dan santan sebagai bahan utamanya. Namun yang berbeda adalah jenis pisang dan cara mengolahnya.

Jika pisang ijo menggunakan jenis pisang raja yang dibaluri oleh adonan tepung berwarna hijau, maka untuk Pallu Butung menggunakan pisang kepok yang dikukus langsung dengan kulitnya. Pada saat penyajiannya yaitu dengan mengupas kulit pisang, lalu dipotong-potong sesuai selera kemudian disiram dengan fla santan.

Gampang dan cepat kan, Gansist. Namun, jika Gansist menginginkan yang lebih praktis, bisa langsung membelinya pada penjual yang biasa mangkal di sepanjang jalan mendekati waktu berbuka selama bulan Ramadhan.

Biasanya para penjual akan memulai gelar lapaknya pada pukul 15.00 WITA. Jangan kuatir, untuk dapat menikmati 1 porsi Pallu Butung Gansist cukup mengeluarkan kocek sekitar 7000-10.000 rupiah saja. sangat ringan di kantong untuk Takjil seenak Pallu Butung.

Keistimewaan Pallu Butung asli Makassar adalah penggunaan sirupnya yang asli buatan Makasar. Rasa manisnya sangat khas banget membuatnya berbeda jika kita pernah mengkonsumsi Pallu Butung di luar Makassar. Ditambah dengan kondisi cuaca kota Makassar yang panas, sangat cocok sebagai pelepas dahaga, tak hanya dikonsumsi kala buka puasa saja.